Hari – hari terakhir ini ku habiskan bersama keluargaku, karena akan lama bagiku untuk bertemu mereka lagi. Orang tuaku menghubungi kakaku agar bisa menjemputku ketika sampai di new Zealand nanti. Kakaku senang karena aku bisa berkuliah di new Zealand dan bisa lebih sering bertemu, walaupun jarak daerah kampusku ke tempat tinggal kakaku lumayan jauh.
Aku mulai mengemas baju dan barang – barangku yang akan ku bawa ke new Zealand. Aku akan sangat merindukan kamar, rumahku, dan pastinya korea.Karena hari ini adalah hari terakhirku di korea, kuputuskan untuk jalan – jalan keluar rumah, aku menggunakan earphone untuk menemani perjalananku.
aku terus berjalan tanpa tujuan, aku hanya ingin menyusuri jalan – jalan kota seoul yang akan kurindukan ini. sampai titik akhir aku berada di sungai han yang indah dan membuatku menjadi emosional.
Aku melihat sekeliling, tanpa sadar aku meneteskan air mata dan teringat kedua sahabatku. Karena rasa emosional ini aku menghubungi mun seok untuk menceritakan dan menanyakan hal yang masih menjadi tanda tanya bagiku.
“ mun seok bisakah datang ke sungai han ?” tanyaku pada mun seok di telfon
“ bisa, sekarang ?” tanyanya diseberang sana
“ em, kutunggu “ jawabku sambil mematikan telfonku
Sambil menunggu mun seok aku duduk di samping sungai han dengan lampu – lampu yang cantik. Lamunanku terhenti ketika mun seok mengejutkanku.
“ ya.. kkamjjakya !” kataku sedikit meloncat
“ mian mian, sudah lama ?” tanyanya sambil duduk di sampingku
“ em lumayan” jawabku sambil mengangguk
“ sedang apa kau disini sendirian ?” tanyanya menatapku
“ hari ini hari terakhirku di sini” jawabku memandang sungai han
“ kau serius? Jam berapa kau berangkat ?” tanya mun seok terkejut
“ jam 2 siang, bagaimana kabarmu ?” tanyaku
“ aku baik, bagaimana denganmu? Bagaimana hubunganmu dengan in ha ?” tanyanya penasaran
“ baik, em masih sama saja tidak ada kemajuan”.
Mun seok hanya mengangguk mendengarkan jawabanku.
“ mun seok-ah, apa kau tahu tentang hubungan in ha dan jungkook sunbae ?” tanyaku terus terang
Mun seok terkejut mendengar pertanyaanku, wajahnya menjadi kaku dan tidak bisa menatapku.
“ santai saja mun seok, aku sudah lihat semuanya. Aku tahu jika kau sering bertemu dengannya” lanjutku yang membuat mun seok semakin gugup
“ sejak kapan kau tau ga in ?” tanya mun seok gugup
“ sudah lumayan lama, bagaimana pertanyaanku tadi” balasku
“ begini ga in, bukannya aku tidak mau memberitahumu hanya saja aku tidak berhak membicarakan ini” jawabnya
“ geurae, maaf telah memaksamu” balasku menjawab mun seok
“ maaf ga in, sungguh aku hanya tidak ingin kita semakin jauh” jawabnya dengan nada memelas
“ aku mengerti mun seok, tenang saja. Itu hanya rasa penasaranku saja” jawabku tenang
Setelah berbincang lumayan lama aku dan mun seok memutuskan untuk pulang.
“ gumawo mun seok-ah” kataku sebelum turun dari mobil mun seok
“ besok aku akan mengantarmu ga in” balasnya
“ tidak perlu, besok aku diantar keluargaku” balasku dengan nada sedikit menolak dengan halus
“ aku akan tetap mengantarmu “ paksa mun seok
“ baiklah, terserah kau. Aku pamit” balasku lalu turun dari mobil.
Sampai dirumah aku langsung tertidur karena rasa lelahku.***
Sinar matahari mulai masuk lewat jendelaku, aku terbangun karena suara bising di luar kamarku.
“ ada apa pagi – pagi begini” gumamku sendiri.
Aku keluar kamar dengan wajah heran karena melihat mun seok sudah ada di rumahku.
“ ya mun seok, sejak kapan kau ada dirumahku ?” tanyaku heran sambil duduk diatas sofa
“ baru saja, aku hanya membantu eommoni” jawab mun seok sambil menapat eomma meminta persetujuan
“ em begitu” jawabku sambil menganggukan kepala.
Karena jam sudah menunjukan pukul 09 pagi, aku langsung bersiap agar bisa sampai tepat waktu di bandara nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
BE A STAR
General FictionBE A STAR Aku tidak tahu jika kedatangannya akan membawa luka sebesar itu di hidupku. Jika saja aku tahu semuanya berawal dari pertemuan yang sangat teramat manis itu aku akan mencoba menghindari tatapan mata candu itu. ~J...