Surprise

73 64 9
                                    

Setelah aku menerima surat dari UNIVERSITAS – UNIVERSITAS itu dan aku putuskan untuk membukanya.

Dan……

Akhirnya…..

Hasilnya….

Adalah…….

“CONGRATULATION YOU ARE ACCEPTED AS A NEW STUDENT AT THE UNIVERSITY OF AUCKLAND”.

Seketika rasanya ini seperti mimpi dengan jurusan yang sangat aku minati dan universitas yang aku mimpikan, akhirnya akan menjadi kenyataan.

Tetapi masih ada satu surat lagi yang belum aku buka, Ya itu dari universitas Seoul, tempat aku, in ha dan mun seok mendaftar bersama.

Ketika aku akan membuka surat dari universitas Seoul ini aku sedikit tenang, bukan karena aku sombong tetapi karena aku tidak perlu khawatir aku tidak akan kuliah lagi.

Dan YAAA….

Akupun diterima di Universitas Seoul aku senang bisa diterima di semua Universitas yang aku minati, tetapi ini akan menjadi keputusan yang sangat sulit.

Bisa dibilang antara memilih mimpiku dan keluargaku. Aku sudah berjanji kepada sahabat - sahabatku bahwa kami akan masuk kuliah ke tempat yang sama lagi, tetapi jika aku tidak memilih Universitas Auckland sama saja seperti menyia-nyiakan mimpiku selama ini.

Sungguh ini adalah pilihan yang berat, jadi aku memutuskan untuk tidak memberitahu kepada siapapun sekalipun itu keluargaku sendiri, jika aku sudah di terima di 2 Universitas itu.

Aku langsung mengambil handphoneku untuk menanyakan hasil dari universitas sahabat - sahabatku itu.

“ ya… kalian bagaimana hasilnya ?” tanyaku di grup chat kami

“ aku diterima di Universitas Seoul ga in-ah " jawab mun seok dengan penuh emoticon yang dia kirim.

“ wahhh selamat mun seok-ah, in ha kau bagaimana ?” aku senang atas kabar dari mun seok tetapi sekaligus gugup.

“ akupun diterima ga in, rasanya hatiku akan meloncat keluar "  jawab in ha yang membuatku semakin bingung.

Aku senang mereka bisa diterima di Universitas Seoul tetapi akan sangat membingungkan untukku.

“ senangnya mendengar kalian bisa satu sekolah kembali “ jawabku atas kabar dari mereka.

“ kau bagaimana ga in ? belum mendapat kabar?” Tanya mun seok, yang membuat jantungku menjadi lebih cepat

“ belum, aku belum mendapatkan kabar dari Univ manapun ” jawabku berbohong kepada mereka, aku yakin mereka pasti akan kecewa jika tahu aku berbohong kepada mereka.

aneh sekali, apa surat itu tersesat ke gunung Bukhan ? ” lelucun mun seok yang sebenarnya membuat hatiku semakin tidak nyaman.

hahaha mungkin, karena mereka sulit menumukan rumahku karena terhalang rumahmu mun seok-ah” jawabku menanggapi lelucon mun seok.

Setelah mereka mendengar jawabanku, mereka tidak membahas hal itu lagi mereka mencoba untuk menghiburku dengan membahas hal - hal lain yang membuat kami tertawa terbahak-bahak.

Hari berlalu seperti biasanya dan aku masih belum bisa memberitahu kepada keluargaku dan sahabat-sahabatku, sedangkan dari pihak Universitas sudah menanyakan bagaimana keputusanku.

Hari ini aku ada wawancara kerja di coffe shop dekat rumahku, sebelum pergi ke Universitas pilihanku aku ingin menghasilkan uangku sendiri terlebih dahulu agar ada biaya tambahan untuk bekalku.

“ eomma, appa aku pergi dulu " kataku sedikit berteriak karena orang tuaku sedang di belakang rumah

“ iyaa, hati – hati ga in-ah..” jawab eomma sambil berteriak.

Untuk sampai ke coffe shop aku hanya harus berjalan sekitar 30 menit.

“ annyeonghaseyo ..” sapaku sambil membungkukkan badan kepada kepala toko café.

“ ne.. annyeonghaseyo, deuro oseyo ” jawab kepala toko saat melihat ku masuk.

“ saya jung ga in yang akan melakukan wawancara kerja ” balasku kepada kepala toko itu.

“ oh kamu, yasudah tunggu sebentar ya " katanya sambil menyelesaikan pekerjaannya.

Setelah lumayan lama aku menunggu kira – kira 15 menit kepala toko itu selesai dan menyuruhku masuk ke dalam kantornya.

“ anjeuseyo ” titahnya padaku.

“ ne ” jawabku sambil menarik kursi dan duduk.

Kepala toko itu pun mulai mewawancarai ku dengan berbagai macam pertanyaan, sekitar 30 menit akhirnya kami pun selesai dan aku langsung berpamitan pulang.

“ aku akan menghubungi mu untuk jadwal shif jaganya ” kata kepala toko kepadaku saat aku bangun dari kursiku.

“ ne, aku akan menunggu kabarnya ” jawabku sambil diri dan keluar café.

Hari ini aku tidak memiliki rencana apapun jadi aku putuskan akan pergi ke museum photografi yang diadakan di pusat Seoul.

Dalam perjalanan aku merasa ada seseorang yang memperhatikan ku, walau pun aku berlaga tidak peduli sebenarnya aku cukup khawatir.

Aku mengangkat kepalaku melihat sekeliling tetapi tidak ada yang aneh, jadi ku lanjutkan langkahku lagi.
Sampai di museum photografi aku terpanah dengan konsep yang diusung museum ini, sungguh sangat indah sampai – sampai aku tercengang melihat sekeliling.

Aku berkeliling hampir 1 jam, ada satu jepretan foto  yang menarik perhatianku rasanya sangat familiar, seperti aku pernah melihat atau mengalami hal sejenis ini, benar-benar begitu samar bagiku. Tapi aku tidak ingin memikirkan hal yang menurutku tidak penting.

Drtttt…Drtttt….

Ponselku berbunyi ketika aku sedang menunggu bus di halte.

“ ne eomma ? ” jawabku sambil naik ke atas bus untuk pulang

“ kamu ada dimana ? hari sudah malam, sebaiknya cepat pulang appa mencarimu ” jawab ibu dalam telfon.

“ mianhae eomma, aku sedang di jalan menuju rumah " balasku

“ yasudah tal, kamu hati – hati di jalan "

kata ibu sambil menutup telfonnya,
Setelah aku sampai dirumah aku sudah di sambut oleh keluargaku yang sedang makan malam.

“ yaa.. kenapa aku tidak ditunggu ? ” omelku kepada keluargaku sambil duduk di kursiku

“ aku sudah lapar nuna , tetapi kau sangat lama jadi aku memaksa eomma dan appa untuk makan duluan ” gerutu adikku sambil makan.

Tanpa menghiraukan omelan adikku, aku langsung duduk dan makan,
Setelah selesai makan, aku pun masuk kamar untuk siap – siap mandi dan tidur.

Sebelum tidur aku memeriksa handphoneku, seketika saja aku teringat keputusan apa yang harus aku ambil.

Aku mencari kontak grupku dengan mun seok dan in ha.
yaa kalian, bisakah kita bertemu besok. Ada yang ingin aku bicarakan " tulis ku di grup chat

“ ada apa ga in ? " balas mun seok dan in ha bersamaan.

akan ku beritahu besok, kita bertemu di tempat biasa jam 10 oke ?” balasku

“ geurae " balas in ha

“ aaa aku jadi penasaran ga in, baiklah sampai bertemu besok ” Setelah percakapan itu aku keluar untuk meminta saran kepada orang tuaku.

“eomma, appa ada hal yang ingin kubicarakan " kataku sambil duduk di meja makan

“ ada apa ga in ? ” kata appa sambil menyelesaikan pekerjaan yang sedang dikerjakannya diikuti eomma.

“ aku diterima di Universitas Auckland dan Universitas Seoul " kataku kepada kedua orang tuaku.

“ kau serius ga in-ah ? " kata eomma dengan matanya yang membulat

“ kau serius ga in ? " kata appa meyakinkan kembali

“ iya eomma, aku serius. Tetapi aku memiliki masalah " gerutuku

“ ada apa, masalah apa ga in ? apakah serius ? " Tanya appa bertubi – tubi

“ aku belum memberitahu kepada sahabat – sahabatku, bahkan aku berbohong kalau aku belum diterima dimana pun " kataku menjelaskan masalahku

“ apa alasanmu melakukan itu ?” Tanya eomma menatapku.

“ nado molla , aku hanya takut mengecewakan mereka jika aku tidak memilih Universitas Seoul tetapi aku juga takut menyesal jika tidak memilih Auckland " gerutuku sambil menunduk.

Tiba – tiba appa mengelus kepalaku dan berkata “ pikirkan baik – baik apa yang kamu suka dan apa yang terbaik untukmu, jika mereka memang benar sahabatmu maka mereka akan mendukung semua keputusanmu”

“ benar ga in, eomma yakin mereka akan mendukungmu " sahut eomma meyakinkanku.

“ baiklah akan aku pikirkan lagi, gomawo appa, eomma” kataku kepada orang tuaku.

Setelah mendengar saran appa dan eomma, aku dan orang tuaku kembali ke kamar. Aku mengikuti saran orang tuaku untuk mempikirkan lagi apa yang menurutku terbaik untukku.

Karena memikirkan hal yang menurutku sulit sepertinya hari berjalan begitu cepat, sekarang sudah waktunya untuk memberitahukan keputusanku kepada sahabat - sahabatku.

“ eomma anyeong, bagaimana tidurmu ?" sapaku kepada eomma setelah keluar dari kamar

“ eomma tidur dengan baik, bagaimana? Sudah kau putuskan ?” Tanya eomma padaku

“ sudah eomma, appa kemana ?" tanyaku pada eomma

“ appa sudah pergi dari tadi pagi, ada hal yang harus diurus di kantornya” kata eomma menjawabku.

“ eomma sepertinya aku akan memilih untuk pergi ke Auckland " kataku kepada eomma

“ sudah kau pikirkan matang – matang ?" Tanya eomma meyakinkan ku

“ sudah eomma, aku sudah yakin " jawabku yakin

“ bagus, semoga ini jadi yang terbaik untukku tal " kata eomma tulus menatapku, “ eomma yakin mereka akan mengerti, percayalah!” kata eomma sekali lagi meyakinkanku .

“ aku harap begitu eomma " kataku membalas eomma.

BE A STARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang