Parable

40 40 0
                                    

Selesai perdebatanku dan janne di atas taksi tadi, akhirnya kami sampai di bandara. Sesampainya di dalam pesawat aku langsung menghubungi kakaku jika aku sudah akan berangkat ke Auckland.

Dalam perjalan menuju Auckland aku dan janne tidak banyak bicara. Janne masih kesal padaku atas kejadian di atas taksi tadi, untuk menceritakan kisah memalukan itu kepada orang yang baru aku kenal beberapa bulan ini sangatlah tidak mungkin. Bahkan aku tidak menceritakan pada kakaku.

“ janne maafkan aku, sungguh jika waktunya sudah tepat aku akan menceritakan semuanya padamu” bujukku pada janne

“ sesulit itukah ga in ?”

“ em janne, sangat sulit” jawabku dengan wajah menunduk

“ baiklah, maafkan aku juga. Aku terlalu memaksamu” jawabnya sambil tersenyum dengan wajah menyesal.

Suasana kembali seperti semula, aku dan janne kembali banyak bicara dan bercerita tentang hal – hal yang dia alami ketika dia dan namjoon pergi keluar.

Janne sangat bersemangat ketika menceritakan perjalanannya bersama namjoon, aku tau saat ini janne sudah tertarik pada sosok namjoon. Wajanya menjadi berseri – seri setiap janne menceritakan skin ship yang mereka alami, sambil mendengarkan cerita janne aku hanya bisa tersenyum bahagia melihat temanku yang sedang berbahagia.

Langit malam semakin indah dilihat dari atas sini, aku melihat sekeliling dan janne yang sudah tertidur lelap dengan penutup matanya, lalu kuputuskan mengambil earphone dan kupejamkan mataku berusaha untuk tidur juga.

Aku terbangun karena mendengar suara orang – orang janne yang sedang berbincang dengan seseorang, lalu ku buka mataku perlahan ternyata aku melihat janne yang sedang memilih menu sarapannya.

“ ga in apa yang akan kau makan ?” tanya janne sadar jika aku sudah bangun

“ apa saja terserah kau janne” jawabku sambil merapikan rambutku

“ aku ke toilet dulu janne” lanjutku

“ baiklah” jawabnya sambil mengangguk.

Tidak lama dari waktu sarapan kami tadi, kami pun sudah sampai di bandara Auckland.

“ back to rutinitas janne” kataku meledek janne

“ bahkan ini baru semester satu”
jawabnya dengan nada malas

Sesampainya kami di asrama dan selesai merapikan barang – barang kami, kami memutuskan pergi ke kantin untuk makan siang.

“ hei ga in” sapa taehyung ramah

“ hai tae”

“ kau baru sampai ?” tanya taehyung penasaran

“ iya, aku akan pergi ke kantin untuk makan siang. kau mau ikut ?” ujarku mengajak taehyung

“ boleh kah ?”

“ kenapa tidak, ayo” jawabku santai sambil melangkah pergi.

Memasuki kantin asrama banyak orang yang memandangku dan janne dengan tatapan dinginnya. Mungkin dulu aku akan sangat terganggu, tapi sekarang aku sudah sangat tidak peduli dengan mata orang lain yang memandangku tidak suka.

“ beginilah jika aku mengajakmu tae” ledekku pada taehyung

“ bahkan aku tidak mengenal mereka ga in” jawabnya menjelaskan

“ yaa..kau begitu popular taehyung” ledek janne sambil menyenggol tangan taehyung

Kami pun duduk dan mengobrol tanpa memperdulikan keadaan sekitar yang sangat – sangat dingin ini.

“ lain kali aku tidak akan ikut kalian” ujar taehyung tiba – tiba

“ hah ? kenapa ?” jawab janne

“ aku memang tidak suka tae, tapi ini bukan korea. Jadi abaikan saja” jawabku menenangkan taehyung

“ aku setuju” setuju janne

“ baiklah” ujar taehyung setuju.

Semakin hari hubunganku dengan taehyung semakin dekat, bahkan kami sudah sering bepergian berdua kemana – mana. Bahkan walaupun hanya untuk pekerjaan kecil taehyung akan selalu menemaniku dan membantuku.

Saat ini janne dan namjoon sudah mulai berkencan, janne jadi lebih sering menghabiskan waktunya bersama namjoon dan ini membuat aku sedikit kesepian. Bahkan janne berniat untuk tinggal bersam namjoon semester depan.

Gila bukan!


***

W

aktu berjalan sangat cepat saat ini, aku sudah memasuki tahun ke 2 di Auckland.

karena peraturan asrama jika sudah berada di tahun ke 2 kami harus keluar dari asrama.

“ janne apa sudah memeriksa dimana kita akan tinggal ?” tanyaku sambil merapikan beberapa barangku

“ namjoon bilang mengapa kita tidak pindah ke apartemen mereka saja” jawab janne santai

“ hah ? kau gila janne ? tidak tidak” tolakku sangat cepat

“ bukan tinggal bersama ga in, maksudku tinggal di apartemen yang sama” bujuk janne menjelaskan

“ oh yaampun, tapi bukankah sangat berlebihan janne ?”

“ aku harus mencari part time jika begitu” ujarku

“santai saja ga in, kau adalah sahabatku. Nanti jika kau sudah mendapatkan pekerjaan aku boleh membantuku membayar biaya apartemennya” bujuk janne sedikit memaksa.

Sebenarnya aku tau apa yang janne rencanakan jika aku dan janne jadi pindah ke apartemen itu, akan lebih mudah baginya bertemu dan dekat dengan namjoon.

“ baiklah janne” jawabku setuju

“ kau serius ? aku sangat senang ga in” balasnya dengan wajah yang sangat gembira dan langsung pergi memberikan kabar pada namjoon.

“ ayo ga in, apartemen itu bisa langsung kita tempati” ujarnya tiba – tiba

“ ya.. janne, kau sudah merencanakan ini semua bukan ?” tanyaku curiga

“ iya betul, maaf ga in tapi aku tidak bisa jauh dari namjoon” jawabnya dengan nada memelas

“ tapi ingat, aku tidak akan mengizinkan kau membawa siapapun masuk kedalam apartemen, okey ?” jawabku memberikan peringatan pada janne

“ setuju” balas in ha.

Kami pun langsung pergi ke apartemen yang akan menjadi rumah baru bagiku dan janne, walaupun jarak ke kampus menjadi sedikit lebih jauh tetapi pemandangan dari atas dini sangat indah.

“ aku harus meletakkan ini dimana ga in ?” tanya taehyung mengangkat kumpulan buku – bukuku

“ letakkan di samping sofa saja tae, biar aku nanti yang merapikan lagi”

“ baiklah”

Aku bilang apa taehyung akan selalu membantuku apalagi saat ini aku memang membutuhkan bantuannya.

Setelah kami selesai memindaahkan barang – barang, kami memutuskan untuk memesan makanan dan makan bersama di dalam apartemen baru kami.

Janne dan namjoon yang sedang makan dan menjalani cerita cintanya, sedangkan aku dan taehyung hanya mengobrol sambil menghabiskan makanan kami masing – masing.

“ lihat tae, bahkan mereka tidak sadar jika masih ada kita disini” ujarku pada taehyung sambil menatap janne dan namjoon

“ begitulah jika orang sedang jatuh cinta ga in” jawabnya tidak peduli

“ kau benar tae, by the way tae apakah kau tau bagaimana cara melamar untuk kerja part time disini ?” tanyaku pada taehyung

“ siapa yang akan kerja part time ga in ?”

“ aku, aku tidak bisa selalu mengandalkan janne” jawabku ragu

“ setauku sama saja seperti di korea, kau ingin aku temanni ?”

“ oh tidak perlu tae, aku akan mencoba sendiri. Tetapi jika kau tau dimana tempat yang menerima kerja part time hubungi aku” balasku sedikit memohon.

Hari sudah sangat malam, taehyung dan namjoon sudah pulang. Janne yang sudah tertidur dengan lelapnya karena efek kelelahan.

Aku duduk di samping jendela yang lumayan besar yang menampakkan pemandangan jalan raya kota Auckland yang dipenuhi lampu – lampu jalan.

“ aku sangat merindukan korea” batinku sambil menyesap kopi yang ada di tanganku.


Bahkan batu yang sangat keras saja bisa berlubang jika terus ditetesi oleh air,  ku harap keras hatinya bisa melunak juga dengan seiringnya waktu

~ Noh taehyung

BE A STARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang