42

1.8K 336 21
                                    

Mereka berhenti di ujung jalan karena jalur mereka habis. Menyisakan hanya bentangan hutan di depan mata.

"Rumah lo mana, Baek?" Chanyeol mengedarkan pandangan.

Tidak menjawab, Baekhyun hanya membuka pintu dan keluar dari mobil. Chanyeol menyusul kemudian.

Ringan, Baekhyun mulai melangkah. Membuat Chanyeol buru-buru mengunci mobil sambil mengernyitkan dahi.

Mereka bukannya akan masuk hutan sepeti dugaannya kan?

Tapi kaki Baekhyun betulan melangkah mendekati jajaran rapat pohon-pohon besar di depan mereka.

Baekhyun tinggal di hutan?

Bertanya-tanya, Chanyeol mengekor juga dari belakang. Menjejakkan kakinya ke medan tidak rata dengan hati-hati saat mereka berdua mulai menyeruak hutan.

Pikiran-pikiran buruk mulai berseliweran seiring langkah mereka yang semakin jauh masuk ke hutan.

Jangan-jangan Baekhyun ingin menjebaknya?

Apakah dia akan dibawa ke sarang serigala?

Jangan-jangan dia diincar untuk dijadikan mangsa?

Kalau mereka nanti betulan bertemu gerombolan serigala seperti Baekhyun, dirinya harus lari kemana?

Dia bukan sedang menyerahkan diri untuk jadi makanan hewan liar kan?

Baekhyun bukan ingin membunuhnya di hutan, lalu meninggalkannya begitu saja kan?

Pikirannya semakin ngawur disetiap langkahnya. Mana bisa berpikir positif kalau mereka betulan hanya berdua, di dalam keremangan hutan, sepi, jauh dari peradaban, dan dirinya tidak tahu harus menjejakkan arah kemana seperti ini?

"Baek.." Chanyeol memanggil pelan. Namun suaranya tetap menggema ringan di antara kelengangan hutan ini.

Baekhyun tetap diam. Chanyeol menelan ludahnya kasar. Mulai ragu.

"Baek, ini mau kemana?" Sembari berusaha menjajari langkah Baekhyun, Chanyeol ngotot bertanya.

"Pelan-pelan, Baek. Gue takut kepleset." Chanyeol susah payah memilih jalan di antara batu dan gumpalan akar berlumut di bawah kakinya.

"Baek..."

Baekhyun mencebik. Chanyeol ini berisik sekali sih. "Diem, ntar disamperin beruang kalo lo berisik." Ujarnya. Sukses membungkam mulut Chanyeol.

Mereka terus melangkah selama kurang lebih limabelas menit. Semakin jauh dan jauh dari tepi hutan. Chanyeol bahkan yakin, kalau dia dilepas suruh pulang sendiri, pasti dirinya akan hilang tersasar di tempat yang sepanjang mata memandang terlihat serupa tanpa beda ini.

Setelah berjalan entah berapa belas menit lamanya, di hadapan mereka mulai terlihat siluet yang tampak seperti atap rumah.

Rumah hantu? Pikir Chanyeol. Rumah penyihir? Baekhyun tinggal di rumah hantu?

Ia sudah membayangkan kalau rumah Baekhyun akan terlihat seperti penampakan rumah hantu di film-film horror yang sering ia tonton. Besar, reot, dikelilingi ilalang, banyak debu dan sarang laba-laba, serta memelihara hewan yang spesiesnya mungkin dipertanyakan macam gorgoyle atau tuyul.

Tapi bayangannya patah begitu mereka tiba di depan rumah.

Benar sih, rumah itu memang besar. Tapi alih-alih ilalang, rumah itu malah dikelilingi taman bunga berbagai jenis. Terlihat rapi, asri, dan sangat terawat. Rumah bertembok bebatuan dan kayu itu tampak cukup minimalis dengan banyak kaca besar yang dominan menempel pada tembok luar. Modern, tapi juga cukup menyatu dengan alam.

"Babyyyy~~~!!!"

Sebuah teriakan cempreng terdengar bersamaan dengan munculnya seorang wanita dari balik rimbunnya bunga, yang tiba-tiba menghambur ke arah mereka.

Baekhyun, di depannya, merentangkan tangan. Menyambut wanita paruh baya yang kini membuka pagar buru-buru.

"Mama kangen, sayang~!" Wanita itu girang memeluk Baekhyun. "Ayo masuk. Papa di belakang tuh, lagi minum kopi."

Mereka hampir saja masuk ke rumah berduaan, melupakan Chanyeol, kalau seandainya Baekhyun tidak menahan langkah wanita yang diketahui sebagai Mamanya itu.

"Chanyeol ketinggalan, Ma." Ujar Baekhyun.

"Chanyeol?" Mamanya menoleh ke belakang Baekhyun. Melotot saat mendapati seorang laki-laki tinggi yang berdiri tidak jauh dari mereka berdua.

"Ya ampun, nak, kamu kok udah gede banget, sih??" Histeris lagi, Mama Baekhyun menghambur memeluk Chanyeol yang kebingungan.

"Ayok masuk dulu. Makasih lho, Baekhyun udah dianterin." Menggandeng Chanyeol, Mama Baekhyun melangkah menuju rumahnya. Membuat Chanyeol mau tidak mau ikut juga.



"Ya ampuuuun, sampe begitu?!" Nyonya Byun menutup mulutnya dengan gaya yang berlebihan. Kemudian tangannya memukul pundak Tuan Byun yang duduk di sebelahnya. "Papa sih! Ngeyel dikasih tau! Untung Baekhyun gak dibawa beneran!"

Baekhyun baru saja bercerita tentang mereka yang tadi dikejar polisi denga gaya yang heboh.

Melihat bagaimana Nyonya Byun bereaksi, Chanyeol mengerti kalau sikap Baekhyun selama bersamanya pasti hasil turunan sifat Mamanya.

"Ih, Mama lebay, ah. Ini Baekhyunnya udah sampe sini. Selamat sampai tujuan, amam gak kurang apapun begini." Tuan Byun santai saja. Menyesap rokoknya dengan sangat tenang.

"Jadi, kalian udah sampe mana?" Tuan Byun memainkan alisnya dengan ekspresi menggoda mereka berdua.

Chanyeol diam. Baekhyun hanya menunduk dengan wajah yang memerah sampai telinga.

"Ooooohhh." Tuan Byun mengangguk paham. "Gimana, nak Chanyeol? Aman? Baekhyun gak nyusahin kan?"

"Enggak kok, om." Chanyeol menggeleng kaku.

"Sakit, nak?" Tuan Byun beralih pada Baekhyun. Yang makin merah padam saking malunya.

"Om... Baekhyun... sebenernya kenapa sih?" Chanyeol akhirnya nekad bertanya.

Tuan dan Nyonya Byun tahu pertanyaan itu cepat atau lambat akan diucapkan oleh Chanyeol. Mereka berdua saling pandang sejenak. Kemudian Tuan Byun bangkit dari tempatnya.

"Ngobrol di belakang yuk, nak?" Ajaknya sebelum melangkah pergi.

Nyonya Byun mengangguk. Memberi isyarat pada Chanyeol untuk mengikuti suaminya itu.

Maka, Chanyeol pun bangkit dari tempatnya. Membuntuti langkah Tuan Byun menuju pekarangan belakang rumah itu.

 Membuntuti langkah Tuan Byun menuju pekarangan belakang rumah itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rumah keluarga Byun.

____

PUPPY (Chanbaek story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang