31

4.1K 548 17
                                    


Baekhyun ngambek. Ia benar-benar tidak mau berbalik lagi pada Chanyeol, bahkan saat laki-laki bertelinga lebar itu memeluknya dari belakang.

Terserah kalau ia dibilang kekanak-kanakan. Ia kesal pada Park Chanyeol, yang tadi dengan sialannya menggoda dirinya, lalu berhenti setelah membuatnya nyaris berdiri.

"Baek, jadi dikelonin gak?" Tanya Chanyeol. Terdengar tawa dari nada bicaranya. Membuat Baekhyun semakin kesal.

Baekhyun hanya diam sembari menarik kuat-kuat selimut yang di timpa Chanyeol.

"Gajadi nih? Gue keluar ya?" Goda Chanyeol.

Baekhyun bergerak di tempatnya. Namun tetap menolak untuk menjawab.

"Beneran nih ya?" Chanyeol betulan turun dari ranjang.

"Yaudah..." Perlahan, Chanyeol berjalan mundur menjauhi ranjang. Menunggu respon Baekhyun.

Baekhyun menggeram kesal di dalam selimutnya. Kesal karena Chanyeol sepertinya benar-benar mempermainkan dirinya.

Akhirnya, karena sudah kepalang kesal, Baekhyun memilih untuk melemparkan bantal yang digunakannya ke arah Chanyeol.

Siapa suruh menggodanya. Dia kan tadi betulan ngantuk. Tapi perkara jari besar sialan milik laki-laki sialan itu, kantuknya tiba-tiba menghilang digantikan dengan perasaan lain.

Tapi si sialan penyebab itu semua ternyata hanya bermaksud menggodanya! Tentu ia kesal!

"Sana pergi!" Seruan Baekhyun teredam selimut.

Chanyeol berdiri di tempatnya dengan tangan mendekap bantal yang tadi di lempar Baekhyun. Menahan tawanya agar tidak membuat laki-laki mungil itu semakin kesal.

Oh, ayolah, Chanyeol tidak serius meninggalkan Baekhyun. Tidak saat dirinya pun sekarang sebenarnya sudah ereksi kecil. Mustahil untuk tidak, karena saat jarinya menyentuh satu titik kesukaannya, si kecil miliknya tiba-tiba mengetuk celananya. Minta untuk ikut masuk.

Mendengus geli, Chanyeol berjalan ke tepi ranjang. Berjongkok di depan wajah Baekhyun yang setengahnya terbenam selimut.

"Cium dong?" Ujarnya sambil tersenyum.

Baekhyun hanya menatapnya dengan mata memicing. Sebal.

"Cium sekaliiiiii aja." Ulang Chanyeol. Sembari tangannya bergerak ke pinggang Baekhyun yang ditutup selimut.

Baekhyun keukeuh. Ia hanya diam saja. Tidak merespon.

"Cium sekali doang. Terus terserah deh mau ngusir gue, atau mau balik gue kelonin lagi. Janji, yang sekarang gak gue godain." Chanyeol hendak menarik tangannya dari pinggang ramping Baekhyun.

Namun belum sempat ia menjauhkan tangan, tangan Baekhyun sudah keburu menahannya. Melarangnya untuk melepaskan pinggang itu.

"Sekali doang?" Tanya Baekhyun.

Chanyeol nyengir lebar sembari mengangguk.

"Yaudah iya. Janji gak godain lagi?"

Baekhyun menurunkan selimutnya dari wajah saat Chanyeol mengangguk.

Dan tepat setelah wajah mungil itu nampak, tanpa terhalang selimut, Chanyeol segera mencium bibir cherry kesukaannya itu.

Baekhyun terbelalak saat ternyata ciuman yang diminta Chanyeol bukanlah sekadar kecupan seperti yang ia pikirkan. Ciuman itu lebih menuntut.

Oh, Park Chanyeol nampaknya tidak berniat menggoda Baekhyun bukan karena Baekhyun ngambek. Tapi karena ia akan melakukan lebih dari sebuah godaan.

Dengan dominasi Park Chanyeol, tubuh mungil Baekhyun diangkat paksa dari rebahnya. Membawa laki-laki kecil itu ke pangkuannya dengan cepat. Mendudukkan Baekhyun dengan posisi mengangkang di atas tubuhnya. Menghadap sempurna pada Chanyeol.

Baekhyun yang terkejut, sontak mengalungkan tangannya ke leher Chanyeol. Berpegangan pada kekarnya otot Chanyeol karena takut di lempar.

"Gue gak godain, kan?" Tanya Chanyeol, yang lebih mirip geraman, di antara ciuman mereka.

Baekhyun tidak membalas. Tidak bisa lebih tepatnya. Karena begitu ia membuka mulut, bukan kata yang ia keluarkan, tapi malah lidah Chanyeol yang menyusup ke dalam sana.

Tangan Chanyeol bergerak tidak sabaran. Meremas pantat sintal Baekhyun dengan gemas.

Tidak cukup sampai di situ, dengan tidak sabaran, Chanyeol menarik celana Baekhyun sebisanya. Membawa helaian itu turun hingga ke paha Baekhyun.

Lalu dengan sebelah tangan memeluk tubuh mungil dipangkuannya itu, sebelah tangannya segera bergerilya ke lubang yang tadi baru saja jemarinya sambangi. Kembali bermain disitu langsung dengan dua jari menerobos tanpa permisi.

Baekhyun nyaris menjerit kesal saat merasakan jemari Chanyeol menembusnya. Namun urung, karena di bawahnya, ia bisa merasakan sebuah tonjolan tidak nyaman. Bukan dari dirinya, tapi dari Chanyeol.

Baekhyun tersenyum kecil saat menyadari, kali ini Chanyeol bukan menggodanya. Laki-laki itu tidak akan puas hanya dengan jari.

Maka, Baekhyun dengan sengaja memajukan duduknya. Menyenggol gumpalan keras, yang mungkin saja tersiksa itu.

Chanyeol membuat gerakan menggunting dengan jarinya. Berusaha membuat Baekhyun siap dengan cepat.

"Bukan disitu, Chan." Bisik Baekhyun di antara ciuman mereka.

Paham, Chanyeol melesakkan jarinya lebih dalam lagi.

"Ah-!" Satu erangan, yang bukan karena kesakitan, lolos dari bibir Baekhyun. Membuat ciuman mereka terputus karena Baekhyun tiba-tiba berjengkit dengan kepala mendongak.

Chanyeol tersenyum miring sebelum kemudian bibirnya meraih leher jenjang di hadapannya itu. Menjilat dan mengecup kulit sensitif Baekhyun dengan lapar. Sementara jarinya terus menghujam satu titik yang membuat Baekhyun meremas rambut Chanyeol dengan gemas.

PUPPY (Chanbaek story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang