45

591 60 15
                                    


Chanyeol diam di kursinya. Matanya kosong menatap ke depan. Nyaris tidak bergeming walaupun kisah Tuan Byun sudah selesai.

Kepalanya memutar ingatan tentang masa kecilnya. Mengingat bagaimana ia bangun di rumah sakit dengan banyak perban di tubuhnya. Membebat hampir seluruh tubuh dengan erat. Memanggil lagi sesak yang dulu ia rasakan.

Napasnya putus-putus. Dadanya kembang kempis. Terburu, tangannya meraih tepian meja.

Jadi, perpisahan yang terjadi antara ia dan Baekhyun bersumber dari situ. Memori yang hilang dari kepalanya. Terkubur belasan tahun karena kepala kecilnya terlalu shock kala itu.

Tuan Byun menatap reaksi Chanyeol dengan raut khawatir di wajahnya. Badannya bergerak seiring dengan Chanyeol yang bangkit dari duduknya. Menuntun Chanyeol yang masih tampak setengah sadar.

Ia biarkan Chanyeol melangkah keluar rumah. Meniti jalanan menuju halaman belakang. Berlanjut ke hutan di belakang rumah mereka. Lantas berhenti di depan sepetak tanah. Menatap kosong pada hutan di depannya.

Ah, laki-laki itu sepertinya sudah ingat.

"Saya... koma ya, Om?" Tanya Chanyeol dengan nada yang mengambang.

"Tiga minggu." Jawab Tuan Byun. Memilih untuk mengungkapkan saja semua kejujuran yang terpendam.

Terkekeh kecil, Chanyeol masih menatap ke hutan. "Waktu bangun, saya gak inget sama sekali sama kejadian itu. Yang saya tahu, Mama bilang saya kecelakaan. Saya pikir saya ditabrak truk. Soalnya waktu itu tulang rusuk saya patah enam katanya. Kaki saya juga patah. Tangan kanan saya sikunya geser. Gegar otak. Badan robek semua."

Chanyeol terkekeh lagi. "Ternyata, semua karena saya bikin marah Baekhyun, ya, Om?"

Pertanyaan itu retoris. Maka Tuan Byun tidak mengatakan apapun. Ia hanya diam di sebelah Chanyeol.

"Om." Chanyeol menoleh. Menatap Tuan Byun yang tersenyum mahfum.

"Saya pulang dulu. Besok— saya gak bisa janji, besok kesini. Tapi saya pasti kesini lagi."

Tuan Byun mengangguk maklum. Mengerti kalau anak laki-laki di depannya ini, sekarang masih dalam keadaan shock.

"Saya pamit, Om." Chanyeol memberi salam singkat sebelum kemudian melangkah pergi.

Tuan Byun membiarkan saja Chanyeol melangkah pergi. Mengikuti langkah lebar laki-laki itu dalam diam.

Saat mobil Chanyeol beranjak dari halaman rumahnya, Tuan Byun berbalik.

Di pintu rumah, ada Nyonya Byun yang menatapnya khawatir.

Mendekat pada istrinya, Tuan Byun mengelus kepala Nyonya Byun lembut.

"Papa... bilang semua ke Chanyeol, ya?"

Tuan Byun mengangguk.

"Kalo nanti dia benci Baekhyun gimana, Pa?" Pertanyaan itu sarat akan kekhawatiran.

Tuan Byun hanya tersenyum simpul. "Ikatan mereka itu, memang runyam. Apapun hasilnya nanti, kita harus terima dan bersiap dengan resikonya. Toh semuanya juga terjadi karena Baekhyun yang tidak bisa mengontrol emosinya."

"Papa..."

Tuan Byun menghela napas. "Gapapa, Ma. Kasih Chanyeol waktu buat mikir ya. Biar dia tenang dulu."

"Pa, Chanyeol pulang?" Kepala Baekhyun menyembul dari dalam rumah.

Tuan Byun mengangguk.

"Kok tiba-tiba?"

"Baek, sini dulu, nak."

————————————————————

Berkumpul di ruang tamu, Tuan Byun menceritakan kembali bagaimana ia akhirnya jujur pada Chanyeol. Juga reaksi Chanyeol setelah mendengar kisah Tuan Byun.

Begitu cerita Tuan Byun selesai, badan kecil Baekhyun luruh di kursinya.

"Papa. Chanyeol pasti benci sama Baekhyun kan, ya, habis ini?" Mata Baekhyun nanar menatap ke depan. Entah menatap apa.

"Apapun perasaan Chanyeol setelah ini, kamu harus terima ya, Baek." Sang Mama mewanti-wanti.

"Kalo Chanyeol benci Baekhyun, kayaknya mendingan kita berdua mati aja." Baekhyun menjawab dengan nada datar.

Mata Baekhyun yang semula kosong, perlahan berubah menjadi merah.

Tuan Byun menatap Baekhyun sebelum kemudian bergerak menuju anaknya secepat kilat.

"Pegang Baekhyun!" Ujar Tuan Byun cepat sembari meraih lengan Baekhyun.

Tanggap, Nyonya Byun langsung memegang kedua kaki Baekhyun erat.

Berdua, mereka mengangkat tubuh Baekhyun dan membawa anak mereka ke kamar. Mengunci laki-laki mungil itu di dalam.

Hari itu, Baekhyun dikunci di dalam kamarnya sendiri. Dan ia mengamuk semalaman hingga tubuhnya lelah.

————————————————————
Oyoyoyoyoyoyooyoyoyoyoooo!!

I AM BAAAAACK!!!

Ada yang masih inget sama cerita ini gak?
Hehehehe

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 28, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PUPPY (Chanbaek story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang