44. Awal Kehancuran (New Version)

1.2K 96 51
                                    

NOTE : JIKA ENDINGNYA TIDAK MEMUASKAN SETIDAKNYA MEMBERIKAN VOTE❗❗❗

SELURUHNYA SUDAH RAA SIAPKAN DAN SUDAH ADA FINAL ENDING❗❗❗


Terimakasih Tuhan. Hari ini, jam ini, detik ini. Duniaku benar-benar hancur.

Raidin terus menggenggam tangan Indah dengan erat, setelah menyakinkan kekasihnya dia langsung membuka kenop pintu kamar inap Alevan.

Pikiran Raidin kacau, sebenarnya dia ingin lari dari semua ini tapi entah mengapa hatinya memaksa untuk dia membawa Indah menemui Alevan dan Alesha.

"Kak Raidin?"

Atensi Alesha langsung berubah, sorot mata itu kembali dan—awan yang tadinya cerah jadi mendung, lebay? Kalian boleh berpikir seperti itu tapi memang itu yang terjadi saat ini.

Alesha mempereat pelukannya pada suaminya, dia merasa jika sesuatu akan terjadi dan dia harus siap akan satu hal. Entah apa itu, yang jelas dia sangat tidak ingin hal itu terjadi.

"Alesha, boleh gue bicara sama Alevan? Kita berdua doang," izin Raidin dengan lembut.

Kini hanya tersisa Raidin dan Alevan, dua anak manusia yang saling melempar tatapan jauh beerbeda.

"Kenapa, kak?" tanya Alevan dengan senyum tipisnya.

Netra Raidin menatap kearah pisau buah yang ada di atas nakas rumah sakit Alevan, pria itu sedang kerasukan kayanya.

"Lo tahu, Van? Gua nggak suka lo simpan rahasia dari gua sekecil apapun itu." ucap Raidin dengan tatapan mengintimidasi.

"Lo kaya mau bunuh gua aja, kak," seloroh Alevan, niatnya hanya untuk mencairkan suasana.

***

Laura, Jingga, dan Alin hanya bisa memperhatikan Alesha dan Indah saling diam. Mereka tahu bahwa Alesha masih menyimpan amarah yang besar untuk wanita yang berdiri dihadapannya itu.

"Alesha maaf," gumam Indah sambil menunduk dalam.

"Perasaan gua, kok, nggak enak, ya, Yan?"

Abian menatap Angga sebentar, jika boleh jujur dia juga merasa demikian tapi sebisa mungkin Abian tetap berpikir positif.

Alevan, lo akan selalu bareng Alesha, kan?

Aldiro merasa dia akan ditimpah sesuatu yang menyakitkan, tapi entah berupa apa itu hanya Tuhan yang tahu detailnya.

Alevan memundurkan tubuhnya yang masih tertidur di atas ranjang rumah sakit, kini dia benar-benar takut pada Raidin. Kakaknya benar-benar sedang menodongkan pisau buah itu padanya.

"Jujur sama gue.... lo mau ninggalin gua, kan? Hidup lo udah nggak lama lagi, kan?"

Alevan masih berusaha tenang, tapi dalam hati dia ingin sekali meneriaki nama Alesha untuk menolongnya.

"Kak... kok lo bilang gitu?" tanya Alevan dengan gugup.

Raidin sepertinya tidak sadar dia akan menyakiti adiknya, dia sudah marah pada Alevan karena adiknya tidak jujur padanya soal kesehatan Alevan.

My Perfect Husband 2 (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang