'Perlahan luka itu datang dan membuat semuanya tak lagi sama'
Alevan sedang ada ditaman seorang diri dia pergi tanpa sepengetahuan Alesha, dirinya hanya ingin sendiri sekarang merenungkan apa yang menjadi keputusan finalnya yaitu untuk pisah dengan Alesha istrinya.
Jika kalian berpikir Alevan egois, itu terserah kalian untuk berpikir demikian namun jika kalian ada diposisi Alevan pasti kalian tahu rasanya bagaimana.
Hati dan otaknya sedang beradu argumen yang jauh berbeda dan itu membuat dirinya lelah dan memutuskan untuk menyendiri, hatinya meminta untuk tidak melepaskan Alesha namun otaknya meminta untuk merelakan Alesha.
"Apa gue harus denger otak gue?" tanya Alevan pada dirinya sendiri. "antara sedih dan senang, senang Echa bisa terima gue apa adanya tapi sedih kalo gue harus buat Echa susah"
Dalam pikirannya tidak apa Alesha menyakitinya, asal jangan dia yang membuat Alesha mengeluarkan air mata. Tidak apa Alesha meninggalkannya, asal jangan dirinya yang membuat Alesha kecewa.
Alevan kemudian berdiri dari duduknya lalu memutuskan untuk pulang semoga saja dalam perjalanan dia bisa merenungkan dan tidak salah pilihan, melepaskan seaeorang yang kalian cintai itu berat rasanya.
#skip
Alesha dengan raut wajah yang khawatir menunggu kedatangan Alevan pulang setelah mengetahui Alevan pergi sendiri tanpa Bisma atau bodyguard yang menemani itu membuat Alesha cemas, bukan Alesha meremehkan Alevan dia hanya dihantui ketakutan setiap Alevan pergi dia selalu terbayang kecelakaan itu, Alesha tidak ingin negatif thingking pada suaminya.
"Ale...akhirnya kamu pulang juga sayang" ujar Alesha saat melihat kedatangan suaminya.
"Aku mau kekamar Cha" ujar Alevan datar. Tanpa menunggu balasan Alesha pria itu langsung meninggalkanya.
'Apa aku buat salah sayang? Kenapa kamu berubah? Aku rindu' batin Alesha.
Pikirian negatif yang bersarang dikepalanya dia buang cepat-cepat Alevan memang seperti itu sekarang, kegelapan yang membuat dirinya berubah Alesha seperti menikah dengan orang lain dia seperti tidak mengenal Alevan Ardian Wardhana yang sekarang.
Dirinya hanya bisa bersabar dan menunggu Tuhan mengatur alur takdirnya.
***
Alesha membuka pelan kenop pintu kamarnya dia membawa nampan berisi makanan dan air putih untuk Alevan, suaminya ini belum makan dari kemarin dan sudah Alesha bisa liat darah mulai mengalir dari hidung mancung Alevan.
"Ale...makan, ya?" bujuk Alesha sambil menatap Alevan dengan lekat juga senyum tipis.
"Gak mau!" tolak Alevan tegas. Alesha hanya menghela napasnya pelan dia harus banyak bersabar sekarang.
"Terus kalo gak mau makan? Kamu maunya apa?" tanya Alesah sambil menggenggam tangan Alevan dan mengelusnya lembut.
"Cerai" satu kata namun sudah membuat tenaga Alesha tersedot habis.
"Gak boleh!" tegas Alesha menatap netra Alevan yang sudah memerah. "Kenapa gak boleh? Tadikan kamu tanya aku maunya apa Echa" tanya Alevan dengan suara bergetar.
Alesha langsung menggenggam erat tangan Alevan dia dengan susah payah menahan cairan bening yang sudah berkumpul dipelupuk netra hitamnya yang sudah siap turun kapan saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Husband 2 (SELESAI)
Novela JuvenilBELUM DI REVISI 10 November 2020-19 Maret 2021 Tadinya hubungan Alevan dan Alesha baik-baik saja. Alevan pun sudah mulai bisa menerima kondisinya dan juga Alesha selalu ada di sisi Alevan. Sampai.... Satu persatu masalah datang yang membuat Alevan b...