Jangan mudah percaya pada manusia, karena suatu saat nanti kamu pasti akan kecewa
Alevan dan Alesha diminta datang keruangan Ammeta, entah ada apa mereka tidak tahu.
"Kak Meta ada apa minta kita berdua datang kesini?" tanya Alesha yang duduk disebrang Ammeta.
Disana juga ada Arsha yang membuatnya makin penasaran, dan jujur kalau jantungnye berdebar tak karuan.
"Udah tahu jenis kelamin anak kamu, Sha?" tanya Arsha sambil melukis senyum lebar.
Alesha mengangguk tentu dia sudah tahu karena usia kandungannya sudah injak enam bulan, sementara Ammeta dan Arsha menampilkan mimik wajah seperti sangat gembira.
"Lo bentar lagi sembuh, Van," ucap Ammeta yang membuat Alesha dan Alevan melotot. "Tuhan baik sama lo dan Alesha, Van" lanjutnya dengan senyum sangat lebar.
"Ma-maksud lo, kak?" tanya Alevan tidak mengerti. "Lo sama bang Arsha lagi gak bercanda, kan?" tanya Alevan memastikan.
"Ya enggaklah! Gue sama bang Arsha itu serius. Tuhan sayang sama lo jadi dia kasih lo kebahagiaan ini Alevan" jawab Ammeta sambil geleng-geleng kepalanya.
"Siapa kak?" tanya Alevan yang raut wajahnya berubah jadi serius seketika.
"Si-apa apa, Van?" tanya Arsha sambil mengernyitkan keningnya.
Alevan menghela napas pelan kemudian berkata, "Siapa orangnya?" tanyanya yang membuat Ammeta menegang.
"Di-a...dia gak mau sampe lo tahu, Van," jawab Ammeta gugup. Jujur sampai sekarang Alevan masih dapat mengeluarkan aura seram walau dia buta.
"Kenapa?" tanya Alevan tegas yang buat Ammeta dan Arsha gagu juga bingung mau jawab apa.
Arsha menghela napasnya lalu mengerjapkan kedua netranya beberapa kali, dia harus terlihat tenang karena meski Alevan buta dia malah jadi lebih peka dengan keadaan.
"Dia bilang, kalo Alesha udah lahiran lo juga bakal tahu, Van" ucap Arsha dengan sisa keberaniannya.
Alevan tersenyum miring sementara Alesha hanya diam karena dia tidak ingin membuat suasana yang sudah tegang jadi lebih runyam, suaminya ini sangat ahli mengubah suasana yang tadinya cair berubah seketika jadi tegang.
***
"WHAT? SERIOUSLY? LO GAK BERCANDA, KAN , SHA?!" Angga, Aldiro dan Abian memekik kencang.
Alesha, Laura, Jingga dan Alin saja sampai menutup kedua telinga mereka. Sementara Alevan hanya terkekeh geli mendengar tiga sahabatnya memekik kencang.
Angga yang duduk disamping kiri Alevan langsung merangkul sahabatnya, menatap Alevan dengan tatapan intens.
"Ngapain lo liatin gue kek gitu, nyet!" tegur Alevan risih pada Angga.
"Lo punya mata batin, ya, Van? Kok bisa tahu sih?" tanya Angga yang kaget bukan main.
Alevan hanya mengedikkan bahunya acuh, dia gak minat jawab pertanyaan Angga yang sangat unfaedah itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Husband 2 (SELESAI)
Подростковая литератураBELUM DI REVISI 10 November 2020-19 Maret 2021 Tadinya hubungan Alevan dan Alesha baik-baik saja. Alevan pun sudah mulai bisa menerima kondisinya dan juga Alesha selalu ada di sisi Alevan. Sampai.... Satu persatu masalah datang yang membuat Alevan b...