Vote dulu sebelum baca!!!
Komen yuk Raa kangen baca komen kalian:))
Jangan menghabiskan hidup tanpa menikmatinya karena kamu akan menyesal jika melihat ke belekang.
Alevan dan Alesha sudah kembali dari Bali, sekarang Alevran dan Aletha sibuk dengan adik baru mereka begitupun dengan Seina dan Alva.
"Evan, adik kamu lucu, ya?"
Alevran hanya mengangguk menanggapi ucapan Seina, toh emang bener Alendra itu lucu dan menggemaskan.
"Kak, Bunda sama Papa mana? Kok gak keliatan?" tanya Aletha saat menyadari keberadan kedua orangtuanya tidak ada.
"Di taman belakang," jawab Alevran yang hanya di tanggapi anggukan paham Aletha.
Hap...
"Jangan sekarang, Ndah, ini terlalu cepat,"
Indah menepis genggaman Raidin, sudah cukup dia menanggung beban yang sangat berat. Riani terus mendatangi dirinya lewat mimpi dan dia meminta untuk memberitahu Alesha.
"Justru kalo di tunda terus yang ada Alevan sama Alesha makin sakit, Din."
"Terus kamu pikir kalo kita cepet kasih tahu mereka, mereka bakal baik-baik aja? Enggak, Ndah, justru aku takut Alesha sedih dan Alevan drop," balas Raidin membuat Indah terdiam seperti patung.
Cowok itu kemudian memegang kedua pundak Indah, menatap lekat tepat di mata cokelat wanita itu.
"Kalo menurut kamu itu yang terbaik, ayo... kita kasih ta-tahu Alevan soal se-semuanya,"
Indah menatap mata Raidin yang terlihat begitu jelas memancarkan sebuah kesedihan, hati dan otaknya sedang adu argumen tentang hal yang sama dari sudut pandang berbeda.
"Kamu yakin?" tanya Indah dengan suara bergetar.
Raidin mengangguk, seperti bangkai yang di sembunyikan sepintar apapun itu. Ujungnya pasti akan ketahuan dan sama seperti rahasia yang tersimpan serapat apapun, ujungnya pasti akan terbongkar juga.
Maaf Raidin. Batin Indah merasa bersalah.
***
Alevan berlari kencang menuju kamar mandi bawah, akhir-akhir ini dia sering muntah dan sakit kepala berlebihan. Kata Arsha itu di sebabkan karena tekanan darah Alevan rendah dan sistem imunnya sedang kacau, semenjak kembali ke kantor Alevan memang sering pulang malam dan tidak sempat makan.
"Kita ke rumah sakit aja, ya sayang?"
Alevan hanya menggelengkan kepalanya, dia yakin dengan istirahat sebentar pasti Alevan akan enakan dan tentu Alevan tidak ingin Alesha khawatir.
"Bunda ada Tante Indah sama Om Raidin," ujar Alevran langsung pergi lagi.
Mereka saling melempar tatap sesudah membasuh wajah, memperhatikan wajah Alevan tidak pucat sama sekali baru mereka menemui Indah dan Raidin.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Husband 2 (SELESAI)
Подростковая литератураBELUM DI REVISI 10 November 2020-19 Maret 2021 Tadinya hubungan Alevan dan Alesha baik-baik saja. Alevan pun sudah mulai bisa menerima kondisinya dan juga Alesha selalu ada di sisi Alevan. Sampai.... Satu persatu masalah datang yang membuat Alevan b...