"saya cukupkan mata kuliah hari ini, persiapkan diri kalian untuk kuis minggu depan, dan untuk Park Jihoon ikut saya ke ruangan, selamat siang dan selamat beristirahat" ucap Haruto.
Haruto dengan cepat berjalan keluar kelas.
Jihoon bingung kenapa dia dipanggil ke ruangan Pak Haruto. Dia gak buat salah kan?
Mana Junkyu gak kuliah lagi hari ini.
Jihoon berjalan dengan pelan ke ruangan Haruto.
Tok tok tok
"masuk"
Jihoon membuka pintu ruangan Haruto.
"permisi Pak" ucap Jihoon sopan.
"duduklah" ucap Haruto.
Jihoon duduk di depan Haruto dengan tegang. Dia sedang mengingat - ingat apakah dia pernah membuat masalah dengan dosennya ini apa gimana?
Apa Junkyu pernah berbicara macam - macam tentang dirinya ke Pak Haruto?
"Park Jihoon kamu sahabat dekatnya Junkyu kan?" tanya Haruto.
Jihoon mengangguk.
"ada apa dengan Junkyu? Dia sakit?" khawatir Jihoon.
"kamu tau kalau dia punya dokter psikolog pribadi?" tanya Haruto.
Jihoon terkejut.
"apa Junkyu kemarin kambuh lagi traumanya?!" panik Jihoon.
Haruto mengangguk.
"sepertinya pemicunya karna dia bermimpi buruk, saya gak tau apa yang terjadi dengannya, bisakah kau ceritakan?"
Jihoon terdiam.
"bagaimana keadaannya? Apakah kemarin anda membiarkannya meminum obatnya? Saya mohon apabila dia kambuh lagi, tolong berikan dia obat sesuai dosisnya, saya hanya tidak ingin terjadi sesuatu dengannya" lirih Jihoon.
"keadaannya tidak bisa saya bilang baik, tidak juga buruk seperti kemarin, kemarin dia mengamuk karna saya melempar 6 butir obatnya, dan dia bisa tenang karna saya peluk dia semalaman" ucap Haruto sendu.
Jihoon menghela nafas lega.
"sebenarnya ini haknya Junkyu untuk cerita, tapi karna saya sangat tau dia akan keras kepala kepada anda, saya akan menceritakan hal yang menurut saya bisa diceritakan, karna sisanya itu adalah hak Junkyu, saya harap anda mengerti" ucap Jihoon tegas.
Haruto mengangguk.
"Junkyu memang terlahir dikeluarga yang kaya raya, tapi Junkyu sedari kecil dia sudah tidak pernah merasakan apa itu namanya kasih sayang, saya adalah teman pertamanya, saya kenal dengannya sewaktu taman kanak - kanak, saya pikir awalnya dia anak yang sombong, tapi ternyata dia hanya tidak tau bagaimana caranya bergaul, hingga SMA dia bertemu dengan seseorang yang bernama Noa, Noa ini memberikan sebuah kasih sayang yang tidak pernah Junkyu rasakan, mereka dekat, saling jatuh cinta tapi....
Jihoon menahan air matanya agar tidak jatuh.
Haruto menyerahkan tisu kepada Jihoon.
Jihoon menoleh ke arah Haruto.
"menangislah, saya tau kamu berat untuk menceritakannya" ucap Haruto.
Jihoon mengambil tisu tersebut dan menghapus air matanya yang akhirnya jatuh juga.
"tapi kecelakaan itu membuat Noa meninggal dunia, dan disanalah puncak pertahanan Junkyu hancur, Junkyu tertekan, masalah kedua orang tuanya, rasa bersalahnya terhadap kematian Noa, dan rasa cintanya yang harus dia pendam tak tersampaikan membuatnya kalut, dia tidak bisa mengontrol dirinya, hingga.. Hari itu.. Junkyu meminum obat tidur melebihi dosis, dia hampir mati kalau saja bibi Yoon tidak dengan cepat menemukannya dikamarnya, dan sejak saat itu saya membawanya ke dokter psikolog, dan sejak itu emosi Junkyu mulai terkontrol, walaupun dulu dia sering kambuh, tapi untuk 2 tahun terakhir ini dia sudah stabil, tapi saat saya dengar kemarin dia kambuh, saya sadar, dia belum sepenuhnya sembuh" jelas Jihoon.
KAMU SEDANG MEMBACA
NARKISSA (END)
Fanfiction"kita barter gimana? Aku bisa mengatasi masalahmu, tapi sebagai gantinya kamu harus menyandang margaku dan berikan aku malaikat kecil" Watanabe Haruto. "kau laki - laki terbrengsek yang pernah aku kenal" Kim Junkyu. ⚠️TW : Selfharm, Suicide, dkk⚠️ B...