"Lo tau darimana kalo ini semua disiapin sama bokapnya Junkyu?"
"..."
"Jin kok diem?"
"Ehm enggak, yaudah gue duluan ya Ra, have fun"
Heejin berlalu dari hadapan Nara. Yang Nara tangkap, sikap Heejin barusan itu aneh. Seperti sedang menutupi sesuatu.
Nara termenung di tempat. Jika dipikir-pikir lagi, sikap Heejin berubah menjadi aneh seperti ini semenjak ia bertemu dengan Junkyu dirumah.
Ah tidak, lebih tepatnya semenjak hari pernikahan Junkyu dan Nara.
Heejin tiba-tiba pulang begitu saja padahal acara baru saja dimulai. Alasannya sih memang karena ada urusan, tapi Nara tidak yakin.
Jujur saja, Nara yakin bahwa akhir-akhir ini Heejin berbohong untuk menutupi sesuatu padanya. Entah apa.
"Ra"
"Eh, Junkyu? Kamu kok disini?"
"Iya kita pulang aja yuk"
"Hah? Tapi kan kita belum selesai makan, makananku juga masih lumayan banyak tadi"
Junkyu mengangkat plastik yang sedari tadi ia genggam "Ini udah aku bungkusin, kita lanjut makan di hotel aja"
"Loh kenapa?"
"Gapapa, pulang aja"
"Kok tiba-tiba—"
"Pulang sekarang Ra"
Nara terkejut saat mendengar intonasi Junkyu yang mendadak berubah menjadi tegas.
"I-iya iya, yaudah ayo"
🐨🐨🐨
S
ekarang ini Nara dan Junkyu sudah berada di villa.
Nara memainkan ponselnya, sedangkan Junkyu sedari tadi hanya melamun.
"Kyu, kenapa sih?"
"Gapapa"
"Bohong"
"Gapapa Nara"
"Eh by the way, tadi aku ketemu Heejin pas di mall"
"O-oh..."
"Kyu kamu kenapa sih? Dari tadi sikap kamu aneh"
Nara meletakkan ponselnya di nakas samping ranjang, lalu menatap Junkyu yang terlihat gusar.
"Aku gapapa Ra"
Nara merapatkan dirinya kearah Junkyu lalu menggenggam tangan Junkyu "Yaudah gapapa kalo kamu belum mau ngomong sama aku, tapi kalo ada apa-apa bilang aja ya? Aku yang bingung kalo sikap kamu kayak gini dari tadi"
Junkyu mengangguk "Iya Ra"
"Ehm, ini kita sekarang ngapain ya enaknya?" Tanya Nara.
"Bentar Ra, aku angkat telfon bentar"
Junkyu mengambil ponselnya yang berdering, lalu keluar dari kamar. Nara juga sempat melihat bahwa panggilan tersebut tidak mempunyai nama. Maksudnya, hanya nomor saja.
Nara mengernyit. Sepenting apa panggilan dari nomor tidak dikenal itu sampai sampai Junkyu harus keluar dari kamar hanya untuk mengangkatnya. Dan dari gelagatnya, sepertinya Junkyu sudah mengetahui siapa orang yang menelfon tersebut.
Karena penasaran, akhirnya Nara diam-diam mendekat ke arah pintu yang tidak ditutup sempurna.
"Kenapa lagi sih?"
"..."
"Gue udah bilang gausa ganggu gue sama Nara"
"..."
"Belum cukup lo seenaknya samperin gue tadi waktu di mall?"
"..."
"Heejin, gue mohon sama lo, stop kayak gini"
Nara mematung.
Heejin?
Yang menelfon Junkyu barusan itu Heejin?
Nara buru-buru kembali keatas ranjang saat mendengar Junkyu sudah mengakhiri panggilan.
"Telfon dari siapa Kyu?"
"Temen aku"
"Temen kamu yang mana?"
"Ada, kamu belum kenal"
"Oh..."
Nara tersenyum pahit.
Kenapa Junkyu harus berbohong padanya?
"Temen kamu yang kamu bilang namanya sama kayak temen aku ya? Heejin?"
Junkyu semakin gelagapan "I-iya, Heejin yang temen aku"
Nara mengangguk-ngangguk "Kamu gak bohong kan?"
"Eng-enggak"
Oh ayolah, siapapun pasti tau jika Junkyu sedang berbohong saat ini.
"Kamu kenal sama Heejin?"
"Ya kenal lah Ra, Heejin temen aku kan..."
"Bukan, maksud aku Heejin temen aku yang dateng ke rumah kita waktu itu"
"Aku aja baru ketemu dia waktu dia dateng ke rumah"
Nara sudah memancing agar Junkyu mau berbicara yang sebenarnya, tapi tidak berhasil juga.
Alasannya apa sih yang membuat Junkyu sampai berbohong segininya? Begitu pikir Nara.
"Kamu kenapa nanya-nanya gitu?" Tanya Junkyu balik.
"Gapapa kok, cuma penasaran aja" jawab Nara disertai dengan senyum palsunya.
Ia harus mencari tau kebenarannya.
[ t o b e c o n t i n u e ]
KAMU SEDANG MEMBACA
[i] Dijodohin ➖ Kim Junkyu ✔️
Fanfic"Siapa bilang dijodohin itu gaenak?" start : January, 15th 2O21 fin : April, 19th 2O21 𝐅𝐭. 𝐓𝐫𝐞𝐚𝐬𝐮𝐫𝐞 𝐊𝐢𝐦 𝐉𝐮𝐧𝐤𝐲𝐮 pretty cover by @blessoobin © atmospherxe, 2O21