"Kapan kamu bangun Ra..."
Nara masih belum siuman. Proses pengangkatan janin sudah berhasil dilakukan.
"Nara aku minta maaf"
"Maafin aku, aku udah jahat sama kamu"
"Aku yang bikin kita kehilangan anak kita"
Junkyu menggengam kedua tangan Nara yang terasa dingin "Aku tau kamu gak bisa denger aku sekarang. Tapi aku mau jujur sama kamu. Aku gak pernah selingkuh sama Heejin. Aku sayang sama kamu, aku gak mungkin selingkuh apalagi sama sahabat kamu sendiri Ra. Sebenernya aku diancem sama dia. Heejin ngancem aku. Dia bilang dia bakal nyakitin kamu, nyelakain kamu, bahkan bisa lebih dari itu. Jelas aku takut dan gak terima Ra. Aku kenal Heejin itu orang yang kayak apa. Dia orangnya nekat, dan bakal ngelakuin apapun buat dapetin sesuatu yang dia mau"
Junkyu menghela nafasnya sebelum melanjutkan kalimatnya "Dan sebagai gantinya, Heejin maksa aku supaya aku mau pacaran sama dia. Aku udah nolak awalnya, tapi dia tetep kekeh Ra. Kamu inget waktu kamu keracunan makanan di kantin kantor aku? Itu kerjaan Heejin. Dia bilang kalo dia bisa berbuat lebih dari itu. Aku terlalu takut waktu itu. Jadi aku terpaksa turutin semua kemauan dia. Tapi selama aku dideket Heejin, sekalipun aku gak pernah libatin perasaan aku. Aku berani sumpah aku gak pernah ada perasaan apa-apa lagi sama Heejin semenjak aku putusin dia. Dan soal kejadian di club malam-"
"-Heejin ngejebak aku. Awalnya dia cuma ngajak aku minum. Tapi ternyata dia masukin sesuatu di minuman aku yang bikin aku gabisa nahan semua itu Ra. Aku minta maaf, harusnya aku jelasin semuanya sama kamu di awal, maaf Ra"
Junkyu terisak pelan. Melihat Nara yang tak kunjung siuman, serta mengetahui bahwa calon anaknya telah tiada berhasil membuat Junkyu semakin merasa bersalah.
"Bangun Ra, kalo kamu udah bangun nanti aku janji bakal jelasin ulang sama kamu. Aku bakal jelasin persis kayak yang barusan aku jelasin. Aku janji bakal buktiin kalo aku beneran sayang sama kamu, Nara" ucap Junkyu lalu mengecup kening Nara.
Tanpa Junkyu sadari, Nara sudah siuman. Sedari tadi, ia sudah mendengar semua penjelasan Junkyu dengan jelas.
Nara tau bahwa Junkyu tidak bohong. Semuanya terdengar jujur dan tulus, serta untuk apa juga Junkyu berbohong jika dirinya mengetahui bahwa Nara belum siuman.
Baru saja Nara ingin membuka kedua matanya, pintu kamar terbuka dengan kasar disertai dengan geraman papanya.
"Junkyu!"
Junkyu terlonjak saat papa Nara menarik kerah bajunya.
"Apa yang sudah kamu lakuin ke anak saya?! Saya sudah tau semuanya! Kamu selingkuh dari anak saya"
"Pa Junkyu bisa jelasin semuanya, Junkyu gak selingkuh"
"Masih gamau ngaku kamu?! Kamu sudah bikin anak saya sedih bahkan kehilangan bayinya! Mana janji kamu? Kamu bilang kamu bisa bahagiain anak saya, tapi apa? Kamu cuma bikin anak saya kecewa. Saya juga kecewa sama kamu, mulai sekarang kamu gausah nemuin anak saya lagi"
"Pa, Junkyu sayang sama Nara. Junkyu gak pernah selingkuh dari Nara. Junkyu bisa jelasin semuanya"
"Gaada yang perlu dijelasin lagi-"
"Pa, cukup"
Papa Nara langsung mengendurkan cengkramannya pada kerah Junkyu, dan terkejut melihat Nara yang sudah sadar. Begitu juga dengan Junkyu.
"Nara kamu sudah sadar" ujar papanya.
"Pa, Junkyu gak salah"
"Papa panggilin dokter dulu ya? Kamu tunggu sebentar"
"Pa gausa, Nara baik-baik aja"
"Tapi kamu harus diperiksa lagi-"
"Pa cukup. Nara udah gapapa dan Junkyu gak salah"
"Kamu baru sadar Nara. Kenapa kamu bisa tau Junkyu gak salah? Jangan karena kamu terlalu cinta sama dia, kamu jadi membela dia"
Nara tersenyum samar "Nara udah sadar dari tadi pa, dan tadi sebelum papa masuk Junkyu udah jelasin semuanya sama Nara"
Junkyu tertegun sejenak. Berarti, sedari tadi Nara sudah mendengar penjelasannya?
"Pa, Junkyu itu dijebak sama temen Nara. Temen Nara ini terobsesi sama Junkyu. Junkyu diancem, dan kalo permintaan temen Nara ini gak diturutin, Nara bakal diapa-apain sama temen Nara ini pa" jelas Nara.
Papa Nara menatap Nara dan Junkyu bergantian.
"Benar apa yang Nara ucapkan?"
"Bener pa, tapi Junkyu memang salah karena gak jujur sama Nara tentang hal ini dari awal. Kalo aja Junkyu jujur, pasti hal ini gak bakal kejadian. Pasti cucu papa masih ada, maafin Junkyu pa"
Papa Nara menepuk pundak Junkyu lalu memeluk Junkyu "Maafin papa juga karena udah kasar sama kamu dan gamau dengerin penjelasan kamu dulu"
Nara tersenyum melihat salah paham papanya terhadap Junkyu kini sudah selesai.
"Yasudah papa keluar dulu. Nara, papa pamit dulu ya, kalo ada perlu apa-apa kamu langsung bilang sama Junkyu. Papa juga mau kabarin mama kamu kalo kamu udah sadar"
"Iya pa"
Papa Nara keluar dari kamar, meninggalkan Junkyu dan Nara disana.
Junkyu pun kembali duduk di kursi samping ranjang "Kamu beneran udah gapapa?"
"Gapapa Kyu, perut aku masih sakit sedikit tapi gapapa kok"
Junkyu menatap perut Nara dengan sendu.
"Maafin aku, aku gak pernah bilang ke kamu kalo aku hamil"
"Kenapa kamu yang minta maaf hm? Aku udah berapa bilang ini salah aku. Aku yang gak pernah sadar kalo kamu hamil, aku yang bohong sama kamu, bahkan aku yang udah bikin kita kehilangan bayi kita"
Nara menggeleng perlahan "Bukan salah kamu, ini semua udah takdir dari Tuhan. Mungkin ini artinya belum waktunya buat kita punya anak"
Junkyu kembali berusaha untuk menahan air matanya. Melihat Nara yang se-tegar ini membuat Junkyu semakin merasa bersalah.
"Udah ya, habis ini kita mulai semuanya dari awal. Jangan nyalahin diri kamu sendiri terus, aku gasuka. Yang penting sekarang semuanya udah kebongkar. Kamu udah jujur semuanya sama aku, itu semua udah cukup. Dan kamu gak perlu takut"
Junkyu menggenggam tangan Nara dengan erat "Aku janji aku gak bakal ngecewain kamu lagi, aku sayang banget sama kamu"
[ t o b e c o n t i n u e ]
KAMU SEDANG MEMBACA
[i] Dijodohin ➖ Kim Junkyu ✔️
Fanfiction"Siapa bilang dijodohin itu gaenak?" start : January, 15th 2O21 fin : April, 19th 2O21 𝐅𝐭. 𝐓𝐫𝐞𝐚𝐬𝐮𝐫𝐞 𝐊𝐢𝐦 𝐉𝐮𝐧𝐤𝐲𝐮 pretty cover by @blessoobin © atmospherxe, 2O21