O9. Worried

5.7K 736 13
                                    

"Istirahat dulu Ra" Junkyu membantu Nara untuk berbaring diatas ranjang.

Saat ini mereka berdua sudah berada di rumah. Karena kondisi Nara yang sudah pulih, jadi Nara tidak perlu dirawat lebih lama dirumah sakit. Hanya saja, Nara masih sedikit merasa lemas.

"Kalo misalkan kamu masih gaenak badan, kita gausa berangkat ke Bali aja ya"

"Jangan dong, aku udah gapapa kok. Lagian sayang banget tiketnya hangus kalo kita batal berangkat"

"Tapi daripada—"

"Aku beneran gapapa" potong Nara.

Junkyu hanya bisa menghela nafasnya lalu ikut berbaring di samping Nara.

Jam menunjukkan pukul delapan malam.

"Kyu tapi aku masih penasaran deh. Apa iya beneran ada yang sengaja ngasi racun di soto aku? Kalo iya, siapa?"

Junkyu menegang. Walaupun belum ada bukti bahwa Heejin pelakunya, tapi perasaannya mengatakan bahwa memang gadis itu pelakunya.

Junkyu mendekatkan tubuhnya pada Nara lalu mengenggam tangan gadis tersebut "Udah, gausa dipikirin lagi ya?"

Nara mengernyit. Tadi saja dirumah sakit Junkyu sangat penasaran dengan pelakunya.

"Tadi kamu penasaran banget kan?"

"Iya, tapi bener kata kamu. Mungkin itu karena makanannya yang kurang bersih"

Nara juga tidak ingin memperpanjang masalah ini, jadi dia hanya mengangguk saja.

"Sekarang kamu tidur aja ya? Biar besok badan kamu enakan"

Nara menuruti perkataan Junkyu dan memilih untuk langsung tidur saja. Walaupun jam masih menunjukkan pukul delapan malam.

Sementara itu, Junkyu memutuskan untuk mem-packing barang-barang yang ia butuhkan selama lima hari di Bali nantinya.

Setelah mengambil koper yang berada di atas lemari, Junkyu langsung mengambil beberapa baju serta celana lalu dimasukkan kedalam koper hitamnya.

Tetapi kegiatan Junkyu tersebut terhenti karena ponselnya yang berdering, menandakan ada telepon masuk.

Lagi-lagi dari nomor tidak dikenal.

Junkyu yakin bahwa itu Heejin.

Awalnya Junkyu mengabaikan panggilan tersebut, tapi nomor tak dikenal yang ia yakini Heejin itu terus menerus menelfonnya hingga membuat Junkyu jengah.

Akhirnya Junkyu keluar dari kamar, lalu mengangkat panggilan tersebut.

"Hai Junkyu"

"Lo mau ngapain lagi?"

"Galak banget sih Kyu?"

"Jin, please stop. Lo gabisa gini terus-terusan"

"Kenapa gabisa? Aku bisa dapetin semua yang aku mau, termasuk kamu Junkyu"

"Lo udah terobsesi Jin, dan itu salah. Gue mohon jangan ganggu gue sama Nara lagi. Dan gue mau tanya satu hal sama lo"

"Apa hm?"

"Lo yang bikin Nara keracunan?"

"..."

"Jawab gue"

"Eng-enggak! Nara keracunan? Aku aja baru tau"

"Lo bohong"

"Enggak Junkyu, aku beneran gatau apa-apa"

"Terserah lo kalo lo gamau ngaku. Tapi kalo sampe gue dapet bukti kalo lo yang udah bikin Nara keracunan, gue bakal bikin perhitungan sama lo Jin"

"Okay, terserah kamu. Yang pasti aku gak bakal nyerah buat dapetin kamu lagi"

"Lo—"

Junkyu tidak melanjutkan perkataannya karena panggilan sudah dimatikan sepihak oleh Heejin.

Junkyu mengusap wajahnya dengan kasar.

"Kenapa semuanya jadi ribet gini? Kenapa gue harus ketemu lagi sama dia?" Monolog Junkyu.

Perasaannya benar-benar tidak tenang.

Ia takut Heejin bertindak lebih nekat dan kembali mencelakai Nara.

Setelah berdiam diri cukup lama di depan kamar, Junkyu kembali masuk ke dalam kamar, mendapati Nara yang sudah tertidur pulas.

Junkyu ikut berbaring di sebelah Nara, memposisikan tubuhnya berhadapan dengan Nara yang tertidur menghadap kearah kiri.

"Gue rasa gue udah mulai sayang sama lo Ra, gue gamau lo sampe kenapa-kenapa lagi. Gue janji bakal jagain lo terus"

[ t o  b e  c o n t i n u e ]

[i] Dijodohin ➖ Kim Junkyu ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang