01.

18.4K 1.8K 112
                                    

Happy reading

~~~~~

Latifa berjalan dengan kedua tangan yang mengepal, tatapan matanya menghunus tajam seolah matanya itu mampu membuat semua benda jadi bolong.

Napasnya tersengal tak beraturan. Keringat peluhnya mengucur dari dahi hingga menuruni leher jenjangnya.

"Lah, motor gue mana Fa? Terus belanjaannya juga mana? Kenaapa malah jalan kaki kesini?" Pertanyaan itu mampu membuat kepalan ditangannya mengendur.

Dia baru ingat kalau dia meninggalkan sepeda motornya Cahyo ditempat dia bertemu dengan Raga tadi.

Sontak perempuan itu memegangi kepalanya yang dia gunakan untuk melarikan diri. Kalo dirasa sakit juga.

Gimana sama hidungnya Raga? Apa patah?

Ah masa bodo, siapa suruh jadi orang ngeselin.

"Woi, ditanya malah ngusap-ngusap kepala. Kenapa si?"

Latifa meringis menatap Cahyo yang sudah sangat penasaran dengan keberadaan motornya.

"Yo, maaf ya."

Mendapat tatapan Latifa yang penuh penyesalan membuat Cahyo merinding.

Jangan bilang kalo motornya dibawa lari sama preman pasar.

"Apaansi, yang jelas kalo ngomong. Motor gue mana!"

Latifa sedikit tersentak saat mendengar suara Cahyo yang meninggi.

Yaiyalah siapa yang gamarah kalo kehilangan motornya.

"Motor Lo ..." Latifa masih menggantung kalimatnya. Membuat Cahyo geram sendiri.

Cowok itu mengguncang kedua bahu Latifa dengan tatapan memohon.

"Tolong Fa kasih tau dimana motor gue. Itu motor belum ada sebulan dirumah gue. Cicilannya juga belom lunas. Masa udh ilang. Kasih tau gue siapa yang ngambil."

Sampai akhirnya

TIN TIN TIN

Latifa menutup mata saat Raga mengendarai motor Cahyo dan mengarah ke tempatnya.

Raga ga gila kan, dia gaakan nabrak Tifa buat bales dendam?

Citttttttt

Suara decitan ban yang bergesekan dengan aspal terdengar jelas ditelinga Latifa. Perempuan itu meringis saat jarak yang Raga buat hanya tinggal berapa jengkal saja.

"MOTOR GUEE.." Cahyo berseru panjang. Cowok itu lantas berlari memeluk dan menciumi motornya yang masih mulus.

"EITT tar dlu." Tahan Raga saat Cahyo ingin mengambil alih untuk mengendarai motor kesayangan nya.

Cahyo dan Latifa saling pandang.

Cahyo dengan ketidak pahaman ya.

Latifa dengan perasaan yang berkata bahwa dia akan mendapat musibah besar setelah ini.

"Gue bakalan kasih motor ini kalo cewek itu jadi pacar gue."

Baik Cahyo ataupun Latifa melongo.

Keduanya saling pandang tak mengerti.

"Apaan!" Latifa berseru tak terima.

"Jadi pacar gue. Lo ga budeg kan!?"

"Ogah, pacaran aja sama tembok masjid sana."

Latifa berseru kencang, perempuan itu melipat kedua tangannya didepan dada.

Raga hanya tersenyum menatap Latifa dengan ekspresinya.

BCS : RAGALATIFA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang