22. Perasaan yang tertinggal

8.9K 1K 42
                                    

BACA AUTHOR NOTE DIBAWAH YAA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


BACA AUTHOR NOTE DIBAWAH YAA

****

-Sebuah perasaan tak bisa hanya diungkapkan dengan kata-kata, ada kalanya pembuktian nyata harus ada-

****


"Raga dicariin Latifa, katanya kangen."

Raga menoleh menatap Rigel yang baru saja datang menghampirinya yang duduk sendirian dikantin. Kelas mereka memang berbeda, Raga di kelas 12 IPS 3, Rigel di kelas 12 IPS 1 dan Januar di kelas 12 IPA 1.

Raga memincingkan matanya menatap Rigel, melihat reaksi Raga seperti mendapat nyawa baru membuat Rigel tergelak, "TAPI BOONG. NGAHAHAHHAHA."

"Bangsat."

Plak

Cowok itu menghindari lemparan kunci motor yang dilempar Raga.

"Untung gue jago ngehindar sekarang."

Raga malas menanggapi, cowok itu mengaduk-aduk es melon yang dia pesan tadi.

"Januar mana?"

Rigel acuh, "Masih ada Bu Anal di kelasnya."

Rigel melongo, "Bu Anal?"

"Bu Analisa Ga masa gak tahu si." Rigel terlihat acuh seperti tak bersalah apapun. Padahal tadi cowok itu menyebut nama dengan sembarang. Anal kan berarti bermakna ganda bagi Raga.

"Makanya kalo ngomong yang jelas. Jangan di potong-potong."

Rigel terkekeh, "mentang-mentang sering nganu, denger kata Anal langsung salfok."

Raga tertawa geli, "Emang bangsat Lo Gel."

Rigel menyerahkan tote bag didepan Raga, membuat cowok itu kembali terheran-heran. Karena tak biasanya Rigel memberikan sesuatu kepadanya.

"Apaan nih?"

"Kemarin gue abis nganterin nyokap belanja baju buat Haikal di Thamrin City. Terus dia ngeliat baju itu seukuran Abi, dia beli dah. Katanya hadiah duluan dari nyokap." Raga menganggukan kepalanya, dia membuka isi Tote bagnya.

"Thanks," kata Raga dengan senyum miringnya.

"Your welcome,"

Merasa bosan karena sudah berada di kantin lebih dulu, Raga pamit undur diri.

Siapa tau moodnya kembali, biasanya jika masih bisa mendekati Latifa, saat sedang cabut kelas gini Raga selalu menghampiri Latifa di ruangan serba guna. Perempuan itu lebih sering berada di sana ketimbang dikelas. Pernah waktu itu Raga sampai menunggu berjam-jam di depan kelas Latifa, tapi perempuan itu tak kunjung datang. Raga kira setelah dari kantin Latifa akan kembali ke kelas ternyata tidak.

BCS : RAGALATIFA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang