13. Ketemu Raga dan Abi

11.9K 1.2K 77
                                    

Selimut menutup setengah wajah, lampu ruang tamu gelap, peluh di keringat cowok itu terus menetes, jantungnya berdegup dua kali lebih cepat, tangannya masih terus meraba popcorn yang ada di meja.

Januar menatap Rigel yang ketakutan setenga mati, saat ini Rigel dan Januar sedang menginap dirumah Raga. Mengusir suntuk mereka menonton film horor yang sering sekali menunjukan banyak jumpscare. Awalnya Rigel menolak, tapi karena takut dikira penakut dan Cemen akhirnya Rigel memberanikan diri.

Jadilah keduanya duduk di sofa sambil menonton, sedangkan yang punya rumah lagi mandi.

Heran, mandi kok malam-malam.

"Lo kalo takut yaudah gausah nonton."

Rigel terkejut bukan main saat Januar menepuk pahanya dengan keras. Januar terbahak melihat ekspresi wajah temannya yang ketakutan.

"Diem bangsat. Gue ga takut. Cuma ngeri. Lihat aja dong itu setannya muncul tiba-tiba."

Januar menggelengkan kepalanya, dan kembali fokus pada film dan makanannya.

Saat sedang sunyi, tiba-tiba Rigel merasakan sesuatu di kakinya.

Cowok itu menatap Januar dengan tatapan serius, "Jan gausah iseng."

Januar menoleh, "Apaansi."

"Gue tahu Lo ngelitikin kaki gue kan biar gue takut!" Rigel melotot menatap Januar, sedangkan Januar cuma bodo amat.

"Nihh lihat, ini tangan kiri gue megang hp, ini tangan kanan gue megang popcorn. Lo pikir tangan gue ada berapa bisa sampe ngelitikin Lo begitu."

Wajah Rigel memucat, "jangan bercanda dong Jan."

"Serius, ngapain gue bohong. Raga kali tuh iseng."

Rigel tak berani menatap kebawah, "RAGA LO UDAH KELAR MANDI?" cowok itu berteriak, memastikan keberadaan temannya yang satu itu.

"Apaan?" Muka Raga nongol dari dapur. Rigel menoleh, ia semakin panik.

"MAMPUS, SIAPA TADI YANG NGELITIKIN KAKI GUE!"

Melihat wajah Rigel yang semakin memucat, akhirnya Januar memutuskan untuk menghidupkan saklar lampu ruang tengah rumah Raga.

"Eh mau kemana Lo?" Namun tangan Januar ditahan oleh Rigel.

"Mau ngidupin lampu, gausah sok-sokan berani, muka Lo udh pucet banget macem mayat idup."

"Ikut."

Januar menghempaskan tangan Rigel, "Apaansi, diem tunggu situ."

Saat lampu menyala,

"HUAAAA TUYULLL."

PLAK

OAAA OAAA OAAA

Suara Abi menangis kencang membuat Raga berlari ke ruang tengah.

"RAGA ANAK LO MINIM AKHLAK BANGET, BIKIN TAKUT GUE KIRA TUYUL."

BCS : RAGALATIFA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang