"Wanita bodoh," desis Zeus melihat Andin terjatuh ke dalam sungai, Zeus berpikir ibu dan anak sama-sama bodoh.
Hal itu mengingatkannya pada seseorang yang menjengkelkan, namun orang itu sudah tidak ada lagi.
Tak ada niat untuk membantu, Zeus hanya menyunggingkan senyum liciknya dan kembali melajukan mobilnya.
Sesampainya di rumah yang hampir sebesar dengan Villa nya dengan corak yang sama pula, Zeus berdecak kesal.
"Aah- aku benci rumah ini." Kata Zeus menekuk belakang kepalanya enggan menatap ke arah rumah yang akan dia masuki.
Seorang lelaki berotot bergegas membuka gerbang sebesar perisai raksasa ketika melihat Zeus berdiri di depan gerbang, Zeus menggeleng pelan. Sebuah Golf Cart sudah menunggunya yang hanya muat untuk 2 orang saja, karena cara menuju ke depan pintu wanita tua itu butuh belasan menit.
Zeus membenarkan pakaiannya yang dibuat kusut karena dirinya harus duduk dengan lelaki yang bobot tubuhnya hampir sampai 100kg. Oliv sudah berdiri di depan menyambut kedatangan Zeus dengan senyum yang sangat hangat berbeda dengan Andin.
Zeus menatap Oliv dingin," simpan itu untuk anakmu." Ucap Zeus melewati tubuh Oliv yang terlihat tegang seketika.
Oliv berlari kecil mensejajarkan jalannya dengan kaki lebar Zeus,dengan tergopoh-gopoh wanita itu pun terjatuh.
Zeus menatap Oliv sebentar dengan tatapan kasihan. Tak ada senyuman, bibir itu terlukis seperti satu garis lurus. Lelaki dingin.
"Kau-"
"Kenapa kau begitu suka mengikuti ku?" Tanya Zeus terlihat kesal lagi menunjuk Oliv tanpa membantunya untuk berdiri.
Oliv menepuk-nepuk pelan pakaiannya yang mungkin saja kotor.
Zeus menyunggingkan senyum liciknya, "Apa kau baru sadar tempat ini begitu menjijikkan? Bahkan ribuan bakteri dosa bertebaran dimana-mana." Sindir Zeus
"Saya ini Mama kamu." Jawab Oliv dengan nada lemah
"Hei! Sejak kapan kamu menjadi mama saya?" Tegas Zeus membentak membuat Oliv terkejut, bersamaan dengan kedatangan Andrew ayah kandung Zeus.
Andrew sedikit berlari dan langsung memeluk tubuh Oliv yang gemetar.
"Zee, dia Mama mu! Sampai kapan kamu akan menentang rumah tangga Papa! Jangan seperti anak kecil." Kata Andrew mencoba menenangkan amarah yang terlihat jelas di mata Zeus.
Zeus mentertawakan dirinya dan menyumpahi keluarganya sendiri.
"Wanita ini! Pelac*r ini tidak akan bisa menggantikan Mama!" Tegas ZeusPlaakkk!
Satu tamparan keras menggema di seluruh ruangan, " Jaga bicara mu Zeus Alberto! Dimana rasa hormatmu kepada seorang wanita, " Teriak Andrew
"Dia tidak pantas untuk di hormati! Wanita murahan seperti dirinya tidak layak hidup dengan Papa! Yang layak hanya Mamaku!!." Geram Zeus tatapan matanya tajam
"Zeus!! " teriak Andrew sedangkan Oliv hanya terus menangis selalu mendengar cacian dari anak tirinya yang terus mempermalukannya.
Oliv berusaha menenangkan suaminya, " sudah, kenapa mempermasalahkan masalah sepele seperti ini, kembalilah ke apartment mu. " Suruh Oliv agar perang antar putra dan ayah ini cepat selesai
Andre membulatkan matanya tak percaya, " Bagaimana kau bisa mengatakan ini hal sepele, dia selalu kurang ajar terhadapmu." Ujar Andre lembut menatap Oliv diliputi perasaan bersalah.
Zeus benci melihat wanita ini di tatap seperti itu, itu terlalu menjijikkan. Tatapan itu hanya pantas untuk Mamanya.
"Ternyata kau sangat menyukai drama ini, wanita penjilat." Desis Zeus
Bogem mentah melayang ke wajah tampan Zeus hingga membuat tubuhnya sedikit goyah namun pukulan itu tak cukup kuat. Sudut bibir Zeus sedikit sobek, Oliv terkejut dan terus berusaha melerai pertengkaran yang tak akan habis-habisnya.
"Aku mohon-!! Zeus pergilah!" Teriak Oliv
_____________________________________
To be continued
Aaaaahhh- akhirnya bisa up. Yaampuun mataku berat bangett ,ಥ_ಥ maaf ya partnya pendek dulu.
Kalo ada kata-kata yang belum masuk,atau typo bertebaran ,jangan lupa komen zeyeng(╯︵╰,)
Loopyuuuhhhh puulllll ( ˘ ³˘)♥
KAMU SEDANG MEMBACA
WHEN
أدب المراهقين|| DON'T COPY MY STORY! DILARANG PLAGIAT! "Aishh! Kenapa aku jadi galau sendiri sih," Andin memperhatikan lagi ke arah bawah danau "Hei andin, sadarlah! Apa yang kamu lakukan disini. Sekarang cobalah untuk berpikir dengan jernih.." Andin sejak ta...