10

138 6 0
                                    

SLOW UPDATE !!!

***

Bagaimana bisa dunia begitu sempit. Telingaku bahkan masih ragu bahwa orang lain baru saja memanggil ibuku-ibunya. Aku ingin menyumpahi keadaan ini, bukankah lucu? Orang yang menyelamatkan ku adalah anak sambung dari mantan ibu kandungku. Wah,hebat sekali. Ini akan menjadi cerita klasik yang tidak akan pernah laku karena memang tidak akan ada peminatnya.

Tubuh ibu terlihat tegang dengan muka yang sama terkejutnya dengan ku. Anak itu! Bagaimana bisa dia tidak menceritakan semua ini. Maksud ku , selama kami di danau tak berpenghuni itu dia tidak mengatakan apapun selain namanya dan selalu mengajakku berdebat. Aku mentertawakan diriku, otakku bahkan sulit sekali untuk mencerna kejadian ini.

"Ibu apa maksudmu?" Ulang ku melontarkan pertanyaan ke arah Pandu

"Ah- dia ibuku, lebih tepatnya ibu sambung. Dia datang untuk menjemput ku." Dadaku rasanya remuk ayah menepuk pundak ku pelan agar menahan semuanya

Harapan yang baru saja terbang kini seperti di bawa angin kencang tanpa arah. Jadi wanita ini datang kemari untuk menjemput putra kesayangannya, aku menatap lelaki paruh baya yang baru-menjadi suaminya. Mereka berpura-pura tidak mengenalku sedangkan baru beberapa menit mereka bertingkah dan memohon permintaan maaf. Drama apa ini!

"Aku baru saja ingin mengenalkannya padamu, tapi kalian sudah terlihat akrab sekali." Ucap Pandu menggaruk belakang telinganya

Akrab ndasmu! Dia ibuku. Ingin sekali aku menjambak rambutnya Pandu. Dan bagaimana bisa mereka diam saja, apa disini ada seseorang yang ingin menjelaskan sesuatu yang memang harus di perjelas?

"Apa orang tuamu tidak menceritakan apapun soal masa lalunya? Dia- " melihat ketegangan di wajah ibuku membuat hatiku menclos begitu saja, sedikit terasa sesak. Apa dia menyembunyikan latar belakang keluarganya yang dulu? Perlukah aku hancurkan ?

"Masa lalu? Apa?" Pandu menatap ayah kandung dan ibu barunya bingung.

"Apa kau dekat dengan ibu sambungmu?" Biarkan saja mereka menganggap ku lancang karena menanyai hal yang memang perlu aku ketahui, karena disini AKU DISINI ANAK KANDUNGNYA!

Pandu mengalihkan matanya tersenyum lebar kearahku, "Tentu saja, dia ibu yang sangat baik. Aku sangat menyayanginya seperti ibu kandungku sendiri," Pandu mendekat memeluk tubuh ibu.

Kalian tahu apa yang paling aku benci di dunia ini? Berbagi cinta orang yang aku sayang dengan orang lain . Aku benci melihatnya memeluk ibuku begitu lama. Menyedihkan sekali bukan? Bagaimana bisa seorang ibu bersikap seperti di depan anaknya. Itu sangat tidak mencerminkan sifat seorang ibu.

Apa dia pikir aku akan meminta-minta lagi untuk di peluk? Oh tentu saja tidak. Seorang Andin yang ibu kenal dulu sekarang berbeda. Andin yang sekarang semakin kuat dan tidak akan pernah menatap kebelakang. Terlebih lagi untuk wanita yang pernah melahirkan seorang Andin.

"Permisi, jika tidak ada lagi yang di bicarakan - anakku masih membutuhkan istirahat yang cukup. Tolong kalian keluarlah." Potong ayah dari sekian lamanya ia diam.

Dia terus-terusan mengelus pundak ku menyalurkan kekuatannya

WHENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang