23

39 6 0
                                    

Aku berjalan menyusuri trotoar ramai dengan pejalan kaki disamping tol kendaraan yang berlalu lalang. Padat sekali. Orang-orang berkutat dengan urusan masing-masing yang bahkan terlihat super sibuknya, sedangkan aku?

Aku menghentakkan kaki beberapa kali hingga berhasil menarik perhatian orang-orang sejenak.

"Aish! Aku ingin menjadi anak-anak lagi! Urusan orang dewasa tidak semenarik yang aku bayangkan dulu."
Aku bergerak seperti cacing kepanasan

"Uang! Dimana kamu! Tuhan berikan aku banyak uang! Aku mohon,," aku berpikir berteriak seperti orang gila mungkin sedikit bisa membantu meringankan pikiranku namun nihil.

"Andin?"  Panggil seorang di depanku aku tercengang mendapati Zeus dengan seorang wanita disampingnya. Siapa dia? Cantik sekali. Dan mereka mendapati ku bertingkah seperti orang gila barusan?

Gezz

Aku berusaha menetralkan hatiku yang berpacu dengan cepat, jangan ada perasaan lebih!

"Hai, sedang apa disini?" Tanya ku gagap

Zeus tersenyum manis sekali dan mereka terlihat seperti sepasang kekasih, serasi sekali.

Mataku tak henti-hentinya mengagumi tubuh wanita di depanku, bak model kelas atas. Bolehkah aku iri?
"Seperti yang kamu lihat, Saya sedang mengajak teman saya jalan-jalan." Ucap Zeus ikut mengamati  wajah cantik wanita itu

Aku kesal. Inikah teman yang dia maksud malam itu? Jika kalian pikir selama dia bersamaku membuat hatiku menyukainya? Maka tebakan kalian benar. Maka lebih cepat aku harus membangun benteng untuk menghalanginya masuk terlalu dalam. Bagaimana bisa tidak ada rasa jika akhir-akhir ini dia selalu baik padaku. Zeus membantuku hanya karena merasa iba! Bukan karena suka.
Andin,, Andin,, jangan terlalu percaya diri.

"Salam kenal? Yuri." Suaranya begitu ceria sembari menjabat tanganku. Tangannya lembut sekali

"Andin." Ucapku memaksakan senyum palsu, aku tidak suka situasi ini.

"Bagaimana kabarmu? Saya ingin menagih janji kamu waktu itu." Tukas Zeus karena suasana begitu akward.

Aku malas sekali jika harus mengingat waktu makan malam itu, aku baru menyadari betapa bodohnya diriku berani menjanjikan seseorang omong kosong. Karena masa depanku belum ketemu titik terang!

Aku menghela nafas menatap wajah gagah Zeus sejenak, "Ah-itu. Mungkin aku akan menghubungimu nanti jika waktuku senggang." Berlagak sok keren itu perlu tapi jangan sampai membuat dirimu di permalukan

Zeus nampak berpikir namun Yuri tiba-tiba menggandeng lengan Zeus. Benar-benar merusak mata.

"Zee, aku lapar." Rengek nya manja, membuat telingaku terasa di gelitiki puluhan semut

Rasanya mau mual, "Kalian pergi saja duluan, aku rasa temanmu membutuhkan sedikit asupan." Ucapku pongah

Zeus manggut-manggut nggak jelas, lelaki ini benar-benar.

"Ikutlah dengan kami." Ajak Zeus

Rahang ku jatuh saat itu juga, bodoh. Wanita di sampingnya jelas-jelas merasa terganggu dengan keberadaan wanita kecubung sepertiku. Sungguh aku benci dengan keadaan seperti ini, demi apa Andin! Jangan terlalu cepat termakan dengan sikap gentle nya, dia hanya merasa iba padamu.

"Maaf- tapi dia sudah ada janji denganku." Selanya.

Bersambung..

Gimana? Gimana?? Sok sibuk atuhhh🥲🐒


WHENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang