22

34 5 0
                                    

Slow update!

🌻🌻🌻🌻

Akhir-akhir ini hidupku terasa begitu terguncang! Seperti memori hape yang penyimpanannya sudah penuh terus mengakibatkan bug besar. Lelet.

Ayahku beberapa hari ini meninggal perasaanku kalut tak keruan. Lalu tiba-tiba datang seorang lelaki yang menunggangi kuda putih bak pangeran ingin melamar ku? Diri ku yang bahkan sangat terlihat menyedihkan ini.

"Menikahlah denganku." Bibir Pandu begitu mudah mengucapkan kalimat itu. Dengar! Dia adalah kakak ku! Ayahnya menikah dengan ibuku! Lalu apa yang ada di otaknya hingga dia ingin membuatku sebagai pengantinnya . Konyol!

"Kamu gila? Itu nggak mungkin." Sembur ku menolak dengan jelas hingga semua orang yang berada di kafe menatap kami tak suka

Pandu mengangkat bahunya tak memusingkan ucapannya barusan.

"Dengar, saya hanya menawarkan bantuan." Kekeh Pandu menyeruput kopinya sembari menatapku intens. Ugh! Seksi.

Aku menggeleng cepat, "Kamu sama sekali nggak berniat membantuku." Cercaku bersedekap dada

"Memang," komentar Pandu sarkas.

Aku membelalakkan mata hingga pupil ku akan keluar dari tempatnya. "Nggak lucu." Ucapku enggan untuk melanjutkan percakapan ini

Aku membereskan tas dan barang-barangku agar bisa cepat pergi dari tempat ini, Pandu menatapku dingin.

"Mau kemana?"

"Kemanapun hati ini senang. Lagipula apa urusanmu. " ucapku sengaja menekan semua ucapan ku tanpa melihatnya

"Beginikah caramu berterima kasih? " Pandu menahan tanganku menatapku tajam

"Dengar, Aku tidak pernah menyuruhmu untuk membawaku kemari. Kamu sendiri yang datang menawarkan."  Jelas ku sesuai fakta

"Saya-" Pandu terlihat berpikir mencari alasan tanpa berniat untuk mendengar penjelasannya dan cepat-cepat pergi dari tempat ini

"Tunggu, bagaimana dengan uang yang kamu pinjam?" Sergah Pandu cepat

Aku mengernyitkan kening tak paham dengan ucapannya, "Pinjam apa sih?" Ucapku berbalik badan menghadapnya

"Pakaian yang kamu pakai saat ini, dan itu." Tunjuk nya ke arah paperbag di tanganku

Gezz!

Aku mendesah pelan mengumpati pakaian yang seharga biaya kontrakan 2 tahun.

"Ambil ini,, Aku hanya perlu membayar pakaian yang aku pakai, bukan?" Aku memeriksa dompet keramat berharap ada beberapa lembar berwarna merah di sana.

Hanya ada dua puluh ribu.

Aku menggigit keras bibirku, memalukan sekali. Pandu hanya mengamati ku seperti pencuri, sial.

"Aku akan bayar untuk baju yang hanya aku pakai tapi nggak sekarang. Aku lupa bawa kartu atm . " Cicit ku beralasan

Wajah Pandu datar, apa dia mengerjai ku? Lelaki ini benar-benar,

"Aku nggak bohong. Berikan saja nomer rekening mu." Ucapku cepat

Namun Pandu hanya memberiku secarik kartu nama.

"Datang kemari jika kamu sudah memiliki uang." Ejeknya sinis

"Aku nggak bisa, aku sibuk." Tolak ku masih sok jual mahal.

Pandu tersenyum tipis," Jangan bercanda, saya tidak bisa mempercayai kamu begitu saja. Berikan nomer ponselmu." Ucapnya

"Nggak mau. " Tolak ku

"Kamu mungkin bisa kabur kapanpun nanti dan melupakan tanggung jawab kamu. Saya tidak bisa mempercayai kamu begitu saja, dan tuliskan saja nomer ponselmu disini." Ucapnya masih kuat

Aku mengambil cepat ponselnya dan menekan beberapa digit angka dengan muka masam.

"Menyebalkan. Dan asal kamu tahu, aku nggak akan kabur hanya gara-gara hutang." Tukas ku sarkas mengembalikan ponselnya

Pandu tersenyum menang, "Well, saya akan menghubungimu kapanpun agar kamu tetap ingat dengan tanggung jawab kamu." Ucap Pandu tersenyum usil melewati tubuhku

"Oh dan ini, saya tidak bisa mengembalikannya dan itu akan tetap masuk kedalam list hutang kamu. Permisi." Pandu berlalu dengan gagahnya.

Aku ingin sekali menggigit lengannya, niat untuk hidup hemat aku malah boros membeli barang yang seharusnya tidak ada di lemari ku.

Pandu sialan.

***

Gimana part nya?? Makasih udah baca🐒

WHENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang