3

78 11 0
                                    

Asap hitam mengepung tubuh wanita itu seperti selimut namun tetap membuat tubuhnya merasakan dingin hebat hingga ke rusuk paling dalam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Asap hitam mengepung tubuh wanita itu seperti selimut namun tetap membuat tubuhnya merasakan dingin hebat hingga ke rusuk paling dalam.

"Apa dia sudah mati?" Ucap Daniel menoel pipi Andin yang terlihat pucat seperti mayat.

"Bagaimana bisa saya tahu, lakukan sesuatu! " Teriak Pandu memarahi Daniel

"Kamu yakin, kita bahkan terlihat seperti pembunuh sekarang. Jika orang melihat kita, habislah." Kata Daniel langsung menjauhi tubuh Andin

"Bodoh! Tidak akan ada orang disini, hanya kita berdua, jika ada pun orang itu pasti orang gila." Jelas Pandu

Daniel terlihat berpikir, " Apa itu berarti kita termasuk orang gila?" Tanya Daniel

Bicara dengan Daniel hanya bisa membuat kepala Pandu harus berpikir dua kali . Pandu menarik lengan Daniel agar mendekat

"Hei berpikirlah sekarang, bagaimana agar wanita ini bisa sadar?!" Teriak Pandu di dekat telinga Daniel

"Kamu berisik sekali, minggir!" Daniel mendorong bahu Pandu untuk menyingkir

"Aku pernah melihat di serial drama, nafas buatan!! Berikan dia nafas mu!" Seru Daniel bodoh menunjuk Pandu

Pandu terkejut, " Hei, kenapa harus saya? Dirimu saja!" Mereka membuat keributan dan melupakan sesaat bahwa ada orang yang membutuhkan bantuan. Daniel sadar dan membuatnya harus mengalah memberikan nafas buatan untuk Andin

Daniel mengambil nafas dalam-dalam dan memonyongkan bibirnya ke arah mulut Andin, semakin mendekatkan diri.

"Tunggu!" Potong Pandu

"Apa lagi?!" Teriak Daniel mulai kesal

"Kamu yakin, kamu bisa membuatnya hidup lagi?" Tanya Pandu ragu

Daniel memutar bola matanya malas, "Kamu ingin saya membuat wanita ini terbunuh? Berhenti menganggu Pandu." Lagi Daniel mendekatkan bibirnya untuk memberikan nafas buatan

Pandu bergidik ngeri melihat sahabatnya berani mencium wanita asing

Hingga jarak bibir mereka tinggal beberapa inci , tiba-tiba Andin sadar karena tersedak dan menyemburkan air kewajah Daniel. Sontak membuat tubuh Daniel menjauh dan berteriak histeris

"Oh my eyes!!!" Teriak Daniel membersihkan wajahnya dengan hati-hati Pandu hanya mentertawakan sejenak ekpresi lucu wajah Daniel yang terlihat semerah tomat .

Pandu cepat-cepat mendekati Andin, wanita itu terlihat kebingungan melihat sekitarnya, "Tuan, saya ada dimana?" Tanya Andin ke Pandu

Pandu terkejut dan khawatir melihat keadaan wanita di depannya terlihat seperti mayat hidup.

"Apa kamu baik-baik saja? " Tanya Pandu mencemaskan wanita di depannya

"Aku harus pulang, mereka pasti mencariku." Kata Andin berusaha berdiri namun kakinya terasa sakit untuk di gerakkan.

Pandu membantu wanita itu untuk berdiri, " Kita harus ke rumah sakit dulu. Bantu aku Tuan, aku akan membayar kalian."  Sambung Andin berjalan kesakitan

"Tidak bisa," tukas Pandu Daniel ikut menatap sahabatnya murung

Andin melihat ke arah lelaki yang tak ia kenal,
"Apa maksud mu tidak bisa?" Tanya Andin tak percaya lalu memandang sekelilingnya, dirinya sekarang berada entah di daerah mana karena kesalahan dirinya. Andin menyugar rambutnya frustasi, memikirkan keputusan yang dia ambil untuk bunuh diri adalah suatu kesalahan yang besar.

Buliran bening itu mengalir begitu saja di pipi mulus Andin. Semilir angin sore membuat tubuhnya merasakan ditusuk ribuan jarum, Andin memejamkan matanya sejenak menahan setiap sakit di tubuh dan hatinya.

Dia berpikir dirinya benar-benar wanita yang bodoh, ceroboh dan tidak berguna. Bagaimana hidupnya sekarang?

Andin menatap dua lelaki asing di depannya sedikit merasa heran, apa mereka sama seperti dirinya?

WHENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang