13

48 3 0
                                    

SLOW UPDATE!

Andin Povs:/

***

"Aku lebih suka menjadi langit, jika harus memilih menjadi  matahari,bintang,bulan ataupun planet lainnya." Ucap Pandu membuatku terkejut, setiap kali melihatnya amarahku seperti memuncak

"Karena langit selalu ada di antara mereka,tidak pernah meninggalkan apapun alasannya hingga hari itu tiba." Ujarnya lagi

"Ah-sayang sekali, kiasanmu terlalu norak."

"Tidak menutup kemungkinan kamu tinggal di salah satu planet bernama bumi ini. Di bumi terlalu banyak sampah tidak berguna." Ucapku sembari menatapnya tajam

Pandu tertawa,"Wah,kalimat mu menyentuh hati. " Ucapnya menyentuh dada bersikap dramatis. Dan aku baru tahu dia sama seperti wanita itu,sama-sama mempunyai sikap lugu untuk membodohi orang lain.
"Apa aku membuatmu menunggu terlalu lama?" Tanyanya cemas

"Tidak," jawabku cepat

"Eh- kamu sudah makan malam?" Tanyanya terlihat gugup lagi-lagi membuatku muak. Aktingnya luar biasa sekali benar-benar natural hingga membuatku ingin menamparnya saat ini juga.

"Aku berdiri disini sejak 2 jam yang lalu! Kenapa masih bertanya? Sikapmu jelas sekali."  Ucapku ketus mengalihkan pandangan

"Ak-aku tidak bermaksud membuatmu menunggu, kita janjian kan memang jam 6 sore." Jelasnya ulang

"Aish! Hanya bercanda. Luarnya saja jantan, ternyata jiwamu seperti gadis SMP." Ejekku karena tingginya bahkan 184cm bagaimana bisa bersikap seperti wanita

"Aku ingin makan,kamu yang bayar." Ucapku berjalan mendahuluinya untuk memasuki kafe di seberang jalan.

Lihat saja, dia bahkan berjalan seperti kura-kura tua.
Ah-dia benar-benar merusak mata.

"Kamu bercanda? Apa aku harus menggendong mu menyebrangi jalan ini? Ayok!" Ajak ku lagi namun Pandu sama sekali tak bergerak, kebetulan saat itu jalanan masih senggang hanya beberapa mobil yang berlalu lalang.

"Kamu gila, disini tidak ada lampu stop." Teriaknya lagi

Andin mentertawakan dirinya harus berhadapan dengan lelaki berbadan atletis tapi takut menyebrangi jalan.

"Ini jalan, bukan lautan. Tidak ada hiu   di daratan dan asal kamu tahu daging mu pun tidak akan ada yang mau makan." Teriakku ketus namun dia menggeleng cepat

"Kamu ingin membunuhku?" Bola matanya hampir keluar, kali ini aku benar-benar meragukan gendernya.

"Kemari lah." Aku mengulurkan tangan malas namun dia tampak berpikir panjang.

Aku mendekatinya lagi dan menggenggam erat agar dia percaya aku bisa menuntunnya melewati jalan ini.

"Apalagi yang kamu pikirin? Jangan menyiksaku, aku lapar. " Sambil menunjuk perutku yang terlihat rata

"Hati-hati,,"

Aku menariknya ke tengah jalan namun dia malah menutup matanya, dia benar-benar pintar berakting .

"Simpan itu untukmu, hei! Kamu menginjak kakiku!" Aku memukul lengannya keras

"Jalan lah lebih cepat! Ada mobil yang datang! " Dia berlari kencang membuat tubuhku tertarik beruntung kakiku tidak tersandung hingga kami sampai di tepi jalan.

Aku semakin di buat kesal olehnya, deru nafas kami saling beradu. Aku menatapnya tajam namun dia semakin tersenyum lepas.
"Apa kamu mempermainkan ku lagi?"

WHENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang