Rintik hujan membasahi bumi bau tanah kering yang di hampar hujan menyeruak di hidungku. Pikiranku kalang kabut mengingat kejadian tadi siang.
Hujan membasahi telapak tanganku terasa menyengat namun menyejukkan pikiranku mampu membuatku merasa lebih tenang.Beberapa jam yang lalu ..
KAFE MENTARI
"Bagaimana bisa bumi begitu sempit. Kita bertemu lagi." Sela Zeus serius setelah kami berempat saling mendiami seperti melakukan pertapaan di bukit tinggi.
Pandu tersenyum smirk, " Seperti itulah, lalu.." Pandu menatapku intens
"Bagaimana kamu bisa mengenal kekasih saya?" Ucapan Pandu hampir membuatku tersedak oleh minuman tak bersoda ini. Aku menatapnya tajam 'apa kau ingin mati!'
Zeus sedikit tercengang, "Dia teman waktu perkuliahan saya dulu. Hubungan kami cukup dekat." Zeus terdengar menekan kalimat terakhirnya tanpa menghiraukan wanita yang bernama Yuri di sampingnya. Tak bisa ku pungkiri yang ia katakan semuanya benar dan Pandu, lelaki gila ini mengacau.
Pandu memegang erat tanganku, aku yang mencoba melepaskan namun kekuatannya lebih besar. Zeus terlihat sedikit menahan amarahnya namun aku tak bisa beranggapan bahwa lelaki itu tengah cemburu bukan? Hubungan kami bahkan tidak jelas.
"Kami akan menikah bulan depan, saya sangat bahagia karena tuhan mentakdirkan kami untuk bersama ." Kata Pandu bangga membuatku spontan menarik tanganku sekuat tenaga.
"Hush, kenapa sayang?" Ucap Pandu lembut menatapku datar
Pandu mendekati wajahku hingga jarak antara kami tinggal beberapa senti, aku tak bisa bernafas." Ikuti saja saya, setelah ini kamu bisa mendapatkan apa yang kamu mau." Bisik nya dekat daun telingaku
Cup
Bibir Pandu mendarat begitu saja di bibirku. Mataku hampir keluar dari tempatnya, jantungku berdebar cepat.
Ekspresi Zeus dan Yuri sama terkejutnya denganku sedangkan Pandu?
"I am sorry, honey. Saya tidak bisa menahan diri." Elak Pandu tersenyum tanpa merasa bersalah
Ciuman pertamaku! Teriakku dalam hati tak terima.
"Menikah? Kamu gak pernah cerita soal itu?" Pertanyaan itu jelas hanya untukku. Bibir Zeus terkatup rapat seperti garis vertikal. Tak ada senyum ramah lagi di wajahnya
"Aa- Aku ,"
"Maaf. Saya rasa semua yang dia lakukan tidak harus kamu tahu." Potong Pandu tenang
Yuri memegang tangan Zeus untuk menenangkannya, "Mr Pandu benar, itu privasinya Zee. Dan sejak kapan kamu mulai peduli dengan cerita orang lain? " ucap Yuri ketus
"Bukankah kamu sudah berjanji, menghabiskan waktu seharian hanya denganku?" Tanya Pandu kembali untukku
Kebohongan lelaki ini benar-benar gila, tapi setelah ini aku bisa langsung mendapatkan pekerjaan. Baiklah, kita ikuti saja permainannya.
"Maaf," cicit ku hanya kalimat itu yang keluar dari mulutku. Aku tak pandai berbohong Zeus mungkin tahu ini hanyalah sandiwara.
"Kalau begitu, kalian bisa habiskan waktu bersama. Kami pamit duluan."
Jelas Pandu setelah itu ia menggandeng tanganku seperti anak kecil membawaku keluar dari kafe."Ikut ke mobil." Ucap Pandu terus menggandengku walau jarak kami sudah tak terlihat oleh Zeus dan Yuri.
Aku melepaskan tangannya kasar,
"Tanganku sakit, kamu memegangnya terlalu kuat. Aish!" Pergelangan ku memerah dan terasa nyeri, sial sekali.

KAMU SEDANG MEMBACA
WHEN
Fiksi Remaja|| DON'T COPY MY STORY! DILARANG PLAGIAT! "Aishh! Kenapa aku jadi galau sendiri sih," Andin memperhatikan lagi ke arah bawah danau "Hei andin, sadarlah! Apa yang kamu lakukan disini. Sekarang cobalah untuk berpikir dengan jernih.." Andin sejak ta...