2 hari sebelumnya..
"Andine!? " Panggil lelaki bernama Zeus Alberto ragu, lengkap dengan tas kerja yang masih tertenteng di sebelah tangannya
Zeus menunjuk wajah perempuan itu, wanita bernama Andin ikut terkejut dan saling menunjuk.
"Zeus Alberto?" Ucap Andin ragu takut salah orang
Mereka sama-sama tertawa tak percaya, dunia begitu sempit. Mereka teman satu kampus dan dipertemukan di jalanan seperti ini,bersamaan dengan lampu merah yang menyala .
"Gimana kabarnya?" Ucap Zeus melihat penampilan wanita di depannya yang tidak berubah sama sekali, hanya rambutnya yang dulu sering di kuncir kuda kini di gerai lepas serta pakaian jas yang masih terlihat santai. Wanita sederhana dengan mental sekuat baja. Itu yang di ketahui Zeus
Andin menepuk keras bahu Zeus dan tertawa lepas, " Kau lihat aku sekarang bukan? Tentu saja hidup bahagia ,sehat dan tentunya masih single." Ucap Andin bercanda sembari membenarkan rambutnya untuk diikat
"Kamu nggak pernah berubah, masih saja suka ikat rambut kayak gitu. Udah 1 tahun loh.." Kata Zeus yang terus menatap ke arah Andine
"Gerah bro, ribet tau jadi cewek." Jawab Andin
"Eh,minum yuk. Tenang, kali ini Andin yang traktir! Biar enak ngobrolnya," Sambungnya semangat dan berjalan mendahului Zeus
Zeus hanya menggeleng pelan melihat wanita di depannya ternyata tidak berubah sama sekali dan berjalan mengekori andin.
***
Andin Dena Ananta wanita yang baru saja memasuki umur 24 tahun dan baru mendapatkan pekerjaan setelah lulus akademi di tahun kemarin. Melihat bagaimana di kota saat ini untuk mendapatkan pekerjaan saja sangat sulit. Terlebih lagi jika hanya punya skill tapi tidak memiliki uang banyak untuk isi perut para tikus kantor, tetap saja itu tidak adil bagi kalangan seperti Andin. Sedangkan lelaki seperti Zeus Alberto tinggal dengan kehidupan yang sempurna ,kaya dan orang-orang menyukainya. Mudah bagi mereka yang memiliki segalanya dan hidup layak tanpa beban.
"Mau pesan apa?" Tanya Andin tanpa melihat wajah Zeus dan sibuk melihat harga makanan di daftar menu yang harganya bahkan bisa membiayai hidupnya dalam seminggu, gajinya bahkan belum keluar.
"Aku ikut kamu aja." Kata Zeus yang tak berhenti menatap wajah mulus Andin tanpa polesan.
"Uhm- okee,, kalau gitu matcha green tea latte dua." Kata Andin tersenyum ramah ke pelayan
"Aku caffelatte aja, Din." Potong Zeus
Andin memicingkan matanya menatap Zeus yang hanya tersenyum jengkel, "Ah iya, itu mbak,, caffelatte satu dan matcha ya.." ucap Andin ulang
Pelayan itu mengangguk , "Tunggu sebentar ya, Kak."
"Sorry ya ,uang bulanan ku udah nipis banget jadi traktirnya cuman kopi doang." Ucap Andin menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal
"Santai aja. Oh-ya, kamu bukannya keterima di perusahaan Bible ya jadi staf administrasi?" Tanya Zeus membuka obrolan santai
"Yahh,gitu lah . Setelah setahun ngjobless akhirnya keterima di sana." Cerita Andin miris
"Syukuri aja din, banyak diluar sana yang masih nganggur dan akhirnya milih jalan yang salah." Ujar Zeus perihatin bersamaan dengan pesenan mereka yang datang.
"Well, syukurlah masih bisa keterima di sana,udah nggak jadi beban lagi." Kata Andin lalu menyeruput minumannya
"Oh-ya, gimana keadaan orang tua kamu? Mereka sehat?" Tanya Zeus ikut menikmati minumannya

KAMU SEDANG MEMBACA
WHEN
Ficção Adolescente|| DON'T COPY MY STORY! DILARANG PLAGIAT! "Aishh! Kenapa aku jadi galau sendiri sih," Andin memperhatikan lagi ke arah bawah danau "Hei andin, sadarlah! Apa yang kamu lakukan disini. Sekarang cobalah untuk berpikir dengan jernih.." Andin sejak ta...