55|Nasib

265 50 1
                                    

Surat yang HE kirim sudah tersampaikan di Tapops. Dari pihak Tapops sendiri, mereka masih menimbang-nimbang apakah mereka harus berdamai dengan HE ataupun tidak.

"Komandan, jikalau kita berdamai dengan mereka...apa mereka bisa dipercaya?" Tanya Yaya saat diruang pertemuan.

"Mereka meminta kita untuk bertemu di suatu tempat agar pembicaraan dapat bertemu secara langsung, namun mereka meminta untuk tidak mengajak Hytanic Excure. Mereka tidak mengizinkan HE turut serta dalam masalah ini." -Komandan Kokoci.

Kapten Kaizo langsung memberikan suaranya. "Saya curiga. Kenapa mereka tidak memperbolehkan HE turut serta dalam masalah ini. Mereka ingin pihak kita berdamai dengan mereka (HE), sedangkan mereka (HE dan BO) masih terus berperang."

"Mereka meminta kita bertemu pukul 15:50 sore. Saya berharap, mereka tidak membawa pasukannya karena ini dengan cara damai...begitu juga dengan kita." Usul Taufan yang ada disana.

"Tolong siapkan pesawat! Saya selaku Laksamana disini, saya meminta hanya Komandan dan Kapten Kaizo yang turut serta bersama saya. Sedangkan yang lain, silahkan lakukan aktivitas seperti biasa."

"Baik Laksamana!"

"Apa mereka setuju untuk bertemu?" Tanya Marrie saat Taufan tiba di Gedung HE

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa mereka setuju untuk bertemu?" Tanya Marrie saat Taufan tiba di Gedung HE. "Mereka menyetujuinya. Doakan saja, kita bisa berdamai dengan Tapops."

"Aamiin..." Jawab kedua temannya.

Pemimpin dan beberapa orang lainnya segera masuk ke dalam pesawat. Tidak ada seorang pun membawa senjata. Sesuai dengan tujuan mereka untuk berdamai. Setelah semuanya sudah masuk, barulah pesawat menerbangkan diri ke langit.

Naga Rei membuka percakapan kembali, "Sekarang, kita mau ngapain?"

"Bagaimana kalau kita makan ketan serundeng yang ada di warung sana. Kata orang-orang, ketannya enak banget. Jadi aku penasaran bagaimana rasanya." Jawab Kou dengan cepat.

"Ya sudah kalau begitu. Kau tau kan ada dimana tempatnya?" Sahut Marrie. "Tau dong. Ayo cepat kita pergi! Nanti keburu habis kita nggak jadi nyobain."

Mereka langsung bergegas pergi. Bisa dikatakan suasana sekitar cukup ramai. Disana belum terlalu banyak kendaraan, sehingga jalanan tidak terlalu macet dan para penyebrang jalan dapat menyebrang dengan mudah.

"Sudah sampai. Syukurlah sedang sepi." Mereka langsung duduk di kursi yang tersedia.

"Kou, ini kue apa?" Marrie menunjuk kue yang berwarna hijau dan berbentuk bulat yang di atasnya di taruh parutan kelapa.

"Oh itu namanya kue klepon. Kalau kamu makan kuenya, kau tidak boleh menggigitnya. Kalau tidak, gula yang ada di dalamnya bisa mengenai bajumu."

"Aku mau coba!" Marrie langsung mengambil satu kue dan langsung melahapnya. "Hum..." Marrie langsung mengunyahnya.

𝐓𝐡𝐞 𝐄𝐧𝐝 𝐨𝐟 𝐭𝐡𝐞 𝐒𝐞𝐜𝐫𝐞𝐭Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang