58|Persiapan

262 49 9
                                    

"Taufan, Dasar kau pembuat masalah! Selalu saja aku yang kena kejahilanmu. Huh..." Teriak Halilintar sambil mengejar Taufan yang sudah berlari cukup jauh di depannya.

'Aku salah lagi ya? Kenapa aku selalu di cap sebagai orang yang pembuat masalah? Aku sebenarnya benci dengan 3 kata 1 kalimat itu. Ya, Dasar Pembuat Masalah. Haha...Lucu sekali aku mendengarnya. Padahal aku membenci kalimat itu. Tapi orang-orang selalu mengatakannya.'

Langkah kaki Taufan lama-lama semakin pelan karena kelelahan. 'Aku tidak akan pernah bisa lolos dari kejaran Hali. Aku pasti kalah...Sudahlah sebaiknya aku pasrah saja seperti biasa.'

"Gerakan Kilat!" Tiba-tiba saja Hali sudah ada di depan Taufan. Hali lalu mencengkeram baju Taufan. "Hey dengar baik-baik. Aku muak melihatmu yang hampir setiap hari selalu saja terus mengganguku. Bisa tidak kau diam dan duduk manis daripada bikin masalah melulu."

Hali melepaskan cengkramannya sehingga Taufan dibuatnya terjatuh. "Kali ini aku maafkan. Untung saja kau saudara ku...Kalau tidak, kau sudah mati ditangan ku."

Setelah menyelesaikan kalimat terakhir tersebut, Halilintar langsung pergi meninggalkan Taufan yang masih terduduk. Dirinya masih diam membeku.

"Taufan, apa kau terluka? Kau kenapa? Kumohon jawablah..." Reverse langsung datang menghampiri Taufan.

"Sebaiknya aku mati saja..." Jawabnya pelan namun dapat terdengar. "Apa yang baru kau katakan?! Tarik kata-katamu!" Reverse tidak percaya dengan pendengarannya.

"Aku bilang, sebaiknya aku mati saja! Tidak ada gunanya aku disini!" Taufan melihat Reverse yang entah dia akan marah atau mungkin menangis melihatnya saat ini.

"Tidak, Aku tidak rela kalau kau pergi lagi! Aku sudah sangat bersyukur, Aku mempunyai teman baik dari sekian banyaknya kekuatan elemental Boboiboy. Kau tau kan, Boboiboy tidak ingin dirinya melihat keberadaanku. Begitu juga dengan pecahan elementalnya. Lalu kenapa kau mau mendekatiku dan sangat percaya kepadaku? Seharusnya kau―!"

"Seharusnya aku memang tidak boleh mendekatimu apalagi berteman denganmu tapi kau sudah sangat berjasa kepadaku. Dari kecil, kau sudah rela membantuku mati-matian. Kau jugalah yang sudah membantuku agar orang-orang dapat menyukaiku dan tidak menjauhiku lagi. Bisa aku katakan juga, orang yang paling dekat denganku daripada saudara-saudaraku. Apa itu sudah jelas?" Potong Taufan sehingga membuat Reverse terdiam.

"Sudahlah, membuang-buang waktu ku saja." Taufan lekas pergi untuk melanjutkan aktivitasnya, walaupun kemarin ia harus berbohong sakit kepada tuannya.

Di dalam pikirannya masih buyar. "Aku ingin pergi dari sini dan memerdekaan diriku. Kalau bisa, aku jangan sampai membebani hidup tuanku lagi hanya karena adanya diriku disini."

"Oh iya. Hari ini kan hari kemerdekaan Hytanic Excure. Gawat! Aku harus bergegas pergi."

Taufan berlari ke tempat cukup luas untuk melepas landasan pesawatnya. "Taufan, kamu mau kemana?" Teriak Reverse sambil berlari ke arahnya.

"Seperti biasa. Kau pasti sudah tau."

Pesawat itu dibiarkan keluar dari stasiun walaupun pesawat itu belum ada izin untuk diperbolehkan keluar.

"Tugasku disini kok jadi gantikan Taufan terus ya?" Reverse hanya bisa pasrah dengan tugasnya.

"Tugasku disini kok jadi gantikan Taufan terus ya?" Reverse hanya bisa pasrah dengan tugasnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Selamat hari kemerdekaan! Pasti nanti sangat mengasyikkan. Ada permainan, hiasan-hiasan, dan hal lainnya pasti seru." Ujar Seorang anak kepada teman-temannya.

"Sepertinya kita tidak akan mendapatkan hal yang seperti itu di hari kemerdekaan ini." Jawab teman lainnya.

"Kenapa? Aku melihat orang-orang di luar planet ini merayakan hari kemerdekaan mereka dengan suka cita."

"Ibuku pernah bercerita kepadaku bahwa, hari ini tidaklah pantas di sebut hari kemerdekaan karena setiap hari kemerdekaan itu terjadi, kita dibantai habis-habisan oleh Black Organization."

"Hah?! Kenapa begitu? Apa berarti kita tidak bisa merasakannya?"

"Iya. Kita harus terus berjuang sampai..."

"Tapi aku tidak ingin planet ini hancur...hikd..."

"Iya, aku juga tidak ingin." Semua anak-anak itu nampak bersedih.

"Itu kak Kou! Bagaimana kalau kita tanya langsung saja padanya?" Kesemua temannya mengangguk setuju.

"Aku mohon bantuannya ya." Pinta Kou sambil berlari dari sana. "Kak Kou!" Anak-anak itu berlarian ke arahnya.

"Oh hai kalian. Maaf ya, aku tidak bisa bermain dengan kalian sekarang. Sebaiknya kalian pergi ke tempat yang aman sebelum Black Organization tau."

"Tuh kan dibilang juga apa."

"Lalu kak Kou, ikut juga kan?" Tanya anak perempuan yang nampaknya sangat sedih.

Kou lalu berlutut untuk menyetarakan tingginya dengan anak kecil itu. "Tidak, aku tidak akan ikut bersama dengan kalian. Aku akan ikut berperang bersama dengan angkatan militer lainnya. Sebaiknya kalian cepat pergi dan berlindung ke tempat yang aman."

Anak-anak itu menangis tersedu-sedu. "Kak tapi janji ya jangan tinggalkan kami. Kami masih ingin kak Kou ada disini."

"Kalaupun aku pergi...itu sudah takdirku."

Kou tertunduk. Ia ingin menangis ketika melihat orang-orang yang ia sayangi menangis di depannya.

"Kak Kou, kami akan pergi. Kak Kou hati-hati ya." Anak-anak itu segera berlari ke arah lain untuk pergi berlindung dan mengajak orang tuanya.

"Ibu, kenapa tidak ada dekorasi hari raya. Bukankah ini hari kemerdekaan kita?"

Kou melihat ke arah anak dan ibu tersebut.

"Sebaiknya kita pergi dulu ya. Saat ini kita dalam bahaya. Ayo cepat." Ibu tersebut lalu menggandeng tangan anaknya supaya tidak tertinggal.

"Kapan ini semua berakhir? Kasihan mereka..." Kou lalu melanjutkan berlarinya ke gedung Hytanic Excure.

"Siapkan senjata mulai dari senapan, tombak, pedang, panah dan lain sebagainya. Semua tank segera di keluarkan jangan sampai tersisa!" Perintah Pemimpin di gedung HE.

"Kami berdua sudah menyuruh semua orang untuk pergi meninggalkan planet ini dengan pesawat, pak." Ucap Erwin dan Ludwirg bersamaan.

"Bagus. Sekarang perintahkan semua pasukan untuk berkumpul." Erwin dan Ludwirg memberikan hormat lalu pergi ke arah semua orang.

"Harap berkumpul dan rapikan barisan kalian!"

"Dimana Kou?" Naga Rei tampak gelisah mencari temannya yang dari tadi tidak ada kabar. "Naga Rei!"

"Itu dia. Syukurlah kau sudah sampai." Kou mengatur nafasnya. "Apa aku terlambat?" Lanjutnya.

"Hampir, tapi untunglah kau sudah datang." Kou lalu menyiapkan senjatanya terutama fisik dan mentalnya.

Mereka lalu membuang barisan berjajar dengan rapi. Alat persenjataan lengkap sudah di sediakan oleh mereka.

"Kou...Naga Rei, hati-hati..." Marrie hanya bisa melihat kedua temannya dari kejauhan. Dirinya tidak boleh ikut dalam peperangan ini.











𝐓𝐡𝐞 𝐄𝐧𝐝 𝐨𝐟 𝐭𝐡𝐞 𝐒𝐞𝐜𝐫𝐞𝐭Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang