63|Dhavlin

209 37 3
                                    

"Andaikan aku punya sayap..."

Adakah yang tau lagu itu. Jika di dengar, kalian akan merasakan lirik yang hanya angan-angan saja.

"Kenapa ya hidupku disini...selalu kena tangkap mulu. Ya...kan nggak asik gitu. Jadi iri deh sama burung." Kou melihat keluar jendela. Sebenarnya bisa saja ia keluar lewat jendela tetapi jendelanya sudah diberi pembatas, jadinya sulit.

"Burung punya sayap dan bisa terbang tapi sepertinya masalahnya tidak sampai seberat diriku. Aku...nggak punya sayap, tapi bisa terbang. Tapi masalahnya bejibun."

"Tapi kami berdua tidak akan bisa terbang, kalau tidak ada angin. Angin..." Kou lalu menatap langit yang sudah mulai gelap.

"Apa aku bisa kabur dari sini dengan angin yang berhembus...? Nanti jadi seperti bunga dandelion. Tapi lucu juga sih kalau tubuhku seringan itu." Tawanya renyah.

Suasana tetap sunyi. Hanyalah terdengar suara angin berhembus. Maklum saja, ini masih di negeri di atas awan.

"Biarkan angin membawamu pergi..."

"Siapa itu? Aneh tadi seperti ada yang berbisik." Kou menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Kau adalah orang hebat...biarkan angin membawamu pergi...biarkan kau terbang bebas dan merasakan emosi senangmu..."

Suara misterius itu terus menghantui Kou. Suara itu terus terdengar di telinganya.

"Angin adalah elemen yang ringan dan bersahabat, walaupun terkadang juga dapat menjadi musuh jika kau tidak dapat mengendalikannya."

Tiba-tiba muncullah cahaya putih di hadapan Kou. "Ikutilah aku..." Seorang perempuan muncul dari dalam cahaya tersebut. Perempuan itu mengulurkan tangannya kepada Kou.

"Anemo Element (Elemen Angin) juga kekuatan yang kuat. Kau hanya perlu menunjukannya. Jangan takut, Aku tidak akan menyakitimu."

Kou menerima uluran tangan tersebut. Perempuan itu lalu mengajak Kou keluar lewat jendela. "Aku akan membantumu mengalahkan perempuan itu lalu membuka kembali segel di atas."

"Ada segelnya juga?"

"Tentu saja ada karena tempat ini mengandung Elemen Anemo tetapi juga terkadang mengandung Elemen Electro (Elemen Listrik)."

Perempuan itu terus mengajak Kou untuk mencari perempuan misterius itu. "Aku pemilik Elemen Hydro (Elemen Air). Namaku Jenny. Aku tau tentang negeri ini. Sang naga sedang tertidur di hutan dan hutan tepat berada di bawah."

"Bagaimana kau bisa terbang sedangkan kau tidak punya kekuatan angin?" Pertanyaan itu terus muncul di benak Kou karena Jenny dapat terbang tanpa menggunakan elemen angin.

"Bagi elemen lain kecuali 3 (Anemo, Electro, Lish/Cahaya) yang ingin datang ke negeri ini juga bisa mempunyai sayap. Sayap yang kami pakai itu tak terlihat."

Kou sudah paham sekarang.

Tiba-tiba ada tangan yang menepuk pundak mereka. "Apa yang sedang kalian berdua lakukan disini?"

Mereka berdua pun menoleh. "Eh Aether....Apa kau dapat membantu kami?" Jawab Jenny kelagapan.

"Boleh saja, tapi siapa orang yang bersamamu ini?"

"Oh dia Kou, pemilik Elemen Anemo. Dia tadi kena tangkap dengan perempuan misterius itu. Jadi aku membantunya untuk keluar." Ujar Jenny menjelaskan.

"Bagaimana kau bisa kena tangkap?"

"Setelah pertarungan usai, aku dan temanku Marrie datang ke sini untuk beristirahat. Namun tiba-tiba perempuan itu mencegat kami berdua lalu menangkapku dan berakhir sampai disini." Ucapnya berusaha meringkasnya.

𝐓𝐡𝐞 𝐄𝐧𝐝 𝐨𝐟 𝐭𝐡𝐞 𝐒𝐞𝐜𝐫𝐞𝐭Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang