part 6

2.1K 111 3
                                    

Udah follow?kalau belum follow dulu ya..
Jangan lupa tekan bintang di sebelah kiri bawah oke:)

HAPPY READING

Jalanan Jakarta sangat lah padat. Banyak kendaraan yang berlalu lalang untuk cepat-cepat pulang agar bisa berkumpul bersama keluarganya.

Di dalam mobil sport berwarna merah itu tampak lah sepasang kaka beradik yang sedang bercanda ria. Mereka membahas segala hal, dari yang lucu sampai yang serius.

“Bang.” Panggil Liora kepada sang kakak.

Al melihat adiknya sekilas lalu berdehem “Hemm”

“Abang lusa jadi berangkat?” Tanya Liora sambil menundukkan kepalanya.

“Iya.” Jawab Alvaro dengan tenang.
Setelah mendengar jawaban dari kakaknya Liora hanya diam, dan itu membuat Al mengeryit dahi bingung.

“Kenapa diem, hemm?” lanjut Al

“Ish, kalau abang pergi nanti Liora gak ada temen gimana? Lagian bunda sama ayah lagi di Bandung.” Ucap Liora dengan cemberut.

Al hanya terkekeh mendengarnya, memang orang tua mereka sedang berada di Bandung karena ada urusan pekerjaan. Jadi, secara otomatis jika Al kembali ke Jerman maka Liora akan di rumah hanya bersama maid saja.

“Bunda sama ayah minggu depan udah pulang, jadinya lo gak usah khawatir. Oke.” Celetuk Alvaro. Liora menghembuskan nafas pelan kemudian mengangguk.

Tak terasa mereka sudah sampai dipasar malam, sebenarnya Al ingin mengajak adknya pergi ke mall tapi sayangnya sang adik menolak dan malah meminta pergi ke pasar malam.

“Ayo turun.” Ajak Al

Mereka turun dari mobil dan sempat menjadi pusat perhatian. Bagaimana tidak? Mereka seperti couple goals padahal nyatanya mereka hanya kakak beradik yang ingin mengahabiskan waktu bersama.

Liora mengajak Al menaiki berbagai macam wahana seperti biang lala, kora-kora, dan lain sebagainya.
Malam yang cerah ini mereka habiskan dengan bersenang-senang tertawa bersama sambil menikmati wahana yang ada.

.. ZARVANOS..

Aksa mengendarai motornya di atas rata-rata. Tidak peduli bila banyak orang yang menyumpah serapahi dirinya.

Selang beberapa menit dia sampai ditujuan, dia segera turun dari motor dan betapa terkejutnya saat melihat kondisi yang ada di depan matanya.
Bagaimana tidak? 7 anggota mudanya babak belur, Warbah yang tadinya bersih rapi kini malah berantakan.

Melihat semua itu rahang Aksa mengeras kilatan marah terpancar dimatanya. Dia berjalan menghampiri anggotanya dan para inti Zarvanos yang sudah berkumpul situ.

"Siapa?" Tanya Aksa dengan aura dingin yang membuat anggotanya meneguk ludah dengan kasar. Seketika suasana hening sampai Abah Somat selaku pemilik warung datang.

"Anjeun henteu terang saha, ujug-ujug seueur murangkalih ti geng motor ngabobol toko ieu. Kabeneran aya tujuh diantarana, upami henteu warnana ambruk .” Jelas Abah Somat dengan bahasa sundanya.

“Tapi Abah gak papa kan?” tanya Aksa khawatir.

Pasalnya Abah di Jakarta hanya tinggal sendiri, istrinya meninggal dan anaknya ikut suaminya.

Aksa: ZarvanosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang