part 23

866 46 1
                                    

Aksa sampai di rumah berlantai dua yang terkesan minimalis, disini sudah banyak mobil-mobil yang berjejeran. Aksa langsung saja memarkir kan mobilnya.

Setelahnya, dia berjalan memasuki rumah dan menuju halaman belakang yang sudah disulap secantik mungkin.

Tadi, sebelum datang kesini, dia sudah pulang terlebih dahulu guna mengganti pakaiannya menjadi pakaian kasual yang santai, karena dia tidak suka memakai pakaian yang terlalu ribet.

Dihalaman belakang sudah terdapat banyak orang-orang yang berkumpul, dimulai dari yang kecil, remaja, hingga dewasa. Mungkin, hanya dirinya saja yang terlambat datang.

"Ma." Panggil Aksa ke salah satu wanita dewasa yang ada disana. "Loh, Aksa. Kamu udah datang? Sini nak." Kata wanita itu.

Aksa duduk disamping wanita yang dipanggil 'Ma' tadi olehnya.

"Kamu habis darimana? Telat banget datangnya, Ak?" Tanya wanita tadi. "Sekolah." Singkat Aksa. Mama mengangguk sambil tersenyum.

"Rora mana, ma?" Tanya Aksa. "Oh Rora? Dia lagi sama calonnya Naren. Biasalah anak gadis palingan lagi ngegosip." Jawab Mama.

Mendengar ucapan mamanya barusan, Aksa tersenyum tipis, tipis sekali. Sampai mama pun tak menyadari bila Aksa sedang tersenyum.

"AYO KUMPUL SEMUANYA. ACARANYA MAU MULAI, UDAH LENGKAP SEMUA INI." Seru wanita berdres silver yang sangat cantik. Semuanya berkumpul menjadi satu dihalaman belakang itu, bahkan sekarang Aurora dan Liora juga bergegas kumpul disitu.

Wanita berdres silver tadi memberi petuah tentang acara ini, mereka akan mengadakan barbeque. Mereka melaksanakan tugas masing-masing, ada yang membakar, membuat bumbu-bumbu dan minuman serta makanan ringan.

Liora bertugas membuat minuman bersama dengan dua gadis yang diketahui bernama Icha dan Friona, mereka juga dibantu dua pembantu agar tak merasa kerepotan.

"Kak, aku boleh tanya gak?" Ucap Icha kepada Liora yang saat ini sedang mengaduk minumannya.

"Tanya apa? Bilang aja." Jawab Liora.

"Dari kapan Kaka kenal sama kak Naren?"

"Belum lama, gue juga gak tau banyak tentang dia, yang gue tau, dia mau dijodohin sama gue. Udah itu aja yang gue tau, dan gue juga udah pernah bilang kalau gue gak mau dijodoh-jodohin."

"Kalau Kaka gak mau dijodohin sama kak Naren, kenapa Kaka bisa ada disini?! Munafik tau gak." Sembur Icha.

Liora membanting sendok yang dia pegang secara kasar diatas meja. "Siapa yang munafik?! Gue udah pernah jelasin ke Naren, kalau gue gak mau dijodohin sama dia. Dianya aja yang terus-terusan dateng ke rumah gue. Pakai ajak-ajak gue kesini lagi."

"Terus kenapa Kaka mau diajak?! Halah bilang aja kaka itu gengsi tapi gak mau ngakuin. Atau Kaka mau minta hartanya Kak Naren aja?! Matre tau gak?!"

"Astaga. Bener-bener nih anak, lo pikir gue cewe apaan?! Gue juga kaya, lagian harta gue juga banyak, duit gue aja bisa beli harga diri lo."

Icha yang merasa direndahkan langsung menjambak rambut Liora, Friona yang melihat itu mencoba menghentikan tapi dia tidak bisa, karena kekuatan Icha lebih besar dari kekuataannya.

"LO PIKIR, LO SIAPA HA?! BISA BELI HARGA DIRI GUE?! DASAR CEWE GAK PUNYA SOPAN SANTUN." Marah Icha.

"Astaga Icha. Udah Cha, nanti semua orang kesini." Lerai Friona.

"Awww." Rintih Liora.

"Cha, udah Cha."

"Non Icha lepasin non. Nanti tuan marah kalau tau."

Aksa: ZarvanosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang