part 17

1.4K 56 2
                                    

Hujan begitu deras, tapi Aksa yang sedang mengendarai motornya sama sekali tidak menepikan motor guna berteduh. Aksa terus melajukan motornya tanpa memperdulikan tubuhnya yang sudah basah kuyup.

Aksa sudah sampai di tujuan. Tanpa basa-basi dia langsung memasuki rumah mewah yang terkesan modern.

Rumah ini begitu sepi, seperti tak ada penghuni. Dia langsung menaiki tangga guna menuju lantai dua. Sesampainya disana, dia memasuki sebuah kamar yang didominasi cat warna putih.

"Lo gak neduh dulu tadi?! Sampai basah kuyup gini." Ujar pemuda berambut coklat menatap Aksa yang sedang basah kuyup itu.

"Enggak." Singkatnya.

"Lo mendingan mandi gih, nanti masuk angin." Aksa mengangguk dan langsung memasuki kamar mandi, tak lupa dia meminjam baju pemuda berambut coklat tadi.

Selang beberapa menit, Aksa sudah selesai dengan rutinitas mandinya. Dia langsung bergabung dengan pemuda berambut coklat yang sedang memainkan PlayStation nya.

Mereka akhirnya memainkan permainan yang ada di video game itu. Sampai pertanyaan pemuda berambut coklat tadi membuat Aksa yang ada disampingnya menghentikan permainan mereka.

"Lo gak mau jelasin apapun ke gue?" Tanya nya.

"Lo tau semuanya. Jangan pura-pura bego." Sarkas Aksa.

"Sampai kapan? Sampai kapan Lo sama dia bakalan musuhan terus? Dia saudara lo."

"Iya saudara, kalau dia gak brengsek."

Pemuda itu lantas tersenyum simpul. "Kalau gue bilang, gue pelakunya dan bukan saudara lo, apa lo percaya?" Aksa menatap pemuda itu dengan pandangan bingung.

"Dan kalau gue bilang, gue yang udah jebak gadis itu, apa lo juga percaya?" Lanjutnya.

"Enggak." Jawab Aksa. "Tapi kalau bener itu Lo, gue orang pertama yang akan bunuh Lo."

"Kalau gue suruh lo pilih antara gue sama gadis itu, lo akan pilih siapa?" Tanya pemuda itu.

"Maksud Lo apasih?!"

"Hahaha. Gue becanda. Muka lo serius amat sih, anjing."

Aksa menendang kaki pemuda itu sampai dia mengaduh sakit, Aksa tak memperdulikan nya dia lantas berdiri keluar dari kamar.







_ZARVANOS_






Pemuda berambut coklat menyesap Amer yang ada di gelasnya. Terdapat pemuda lain yang ada dihadapannya menatap pemuda berambut coklat tadi dengan tajam.

Namun, pemuda berambut coklat itu tidak merasa terintimidasi sama sekali. Dia malah tersenyum simpul.

"Udah lo obatin?" Tanya pemuda berambut coklat tadi.

"Udah." Jawab singkat pemuda dihadapannya.

"Dami, gue mau dia jadi milik gue. Gue gak peduli rintangan nya apa." Ucap pemuda berambut coklat santai.

Pemuda yang dipanggil Dami itu melotot kan matanya. Dia tak habis pikir dengan apa yang diucapkan oleh pemuda berambut coklat itu.

"Lo gila apa?!" Sarkas Dami.

"HAHAHA. Gue tau, gue sekarang udah gila. Tapi, Lo pikir aja. Kalau gak ada dia, gue gak mungkin bisa jadi kayak gini. Gue mau egois, gimana pun caranya, dia, harus jadi milik gue."

"Masalah gue sama dia aja belum kelar dari dulu. Dan lo mau nambah masalah lagi?!"

"Itu urusan kalian berdua, gue gak peduli."

"Bangsat." Umpat Dami.

Pemuda itu malah terkekeh. "Damian Alfredo Arion, kita kerja sama. Lo bisa dapetin gadis itu kembali, dan gue bisa dapetin dia. Gimana?"

Damian memejamkan matanya sejenak, kemudian membukanya dan menatap pemuda yang ada dihadapannya dengan pandangan yang sulit diartikan.

"Gue gak mau." Putusnya dan langsung pergi begitu saja.

Pemuda berambut coklat tadi lantas tersenyum miring, dia kembali menyesap Amer yang ada di gelasnya.

"Oke kalau lo gak mau bantuin gue. Gue akan bikin kalian berdua makin hancur. Setelahnya gue akan datang seakan-akan pahlawan." Monolognya.












_ZARVANOS_





See u:)

Aksa: ZarvanosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang