Sebelum baca tekan bintang
yang ada dikiri bawah:)HAPPY READING:)
Malam semakin larut akhirnya kedua remaja bersaudara itu memutuskan untuk pulang. Mereka berjalan beriringan menuju mobil dan memasukinya.
Al menyalakan mesin mobil, sebelum menancap gasnya dia bertanya kepada sang adik “Langsung pulang apa gimana?”
“Langsung pulang, gue capek.” Jawab Liora.
Al hanya mengangguk dan menjalankan mobilnya. Keadaan mobil cukup hening. Liora yang memainkan benda pipih miliknya sambil mengecek sosmed yang ia miliki, sementara Al fokus menyetir.
Tiba-tiba mobil mereka dihadang oleh beberapa preman yang membawa senjata tajam seperti pisau lipat. Al langsung menginjak rem mendadak , Liora pun terlonjak kaget dan keningnya sempat terbentur dashboard mobil.
“Bang, gimana ini?!” Tanya Liora dengan panik.
“Lo jangan keluar dari mobil biar gua aja yang keluar hadapi mereka semua.” Titah Al.
“Tap-” Belum sempat Liora menyelesaikan ucapannya Al sudah keluar dari dalam mobil.
Baku hantam antara Al dan para preman-preman itu tidak bisa di hindari. Al mulai memukul, menendang satu persatu dari mereka.Sementara didalam mobil Liora merasa cemas, bagaimanya jika terjadi sesuatu dengan kakaknya? Sampai dia tak sengaja melihat preman yang berada di belakang kakaknya membawa pisau lipat dan langsung menancapkan keperut Al.
Mata Liora membola kaget. Al sudah ambruk dengan darah yang menetes dari perutnya. Lantas dia turun dari mobil berlari mengahampiri sang kakak.
“ABANGG!”
.. ZARVANOS..
Aksa mengendarai motornya dengan tenang dengan menikmati kesunyian malam. Namun, dari arah depan dia mendengar suara wanita meminta tolong
“TOLONG”
“TOLONG”
Segera lah Aksa menaikkan kecepatan laju motornya guna menghampiri suara teriakan tersebut. Sampai ditempat suara itu dia melihat beberapa preman, seorang gadis yang menangis serta pemuda yang lebih tua darinya sedang pingsan dengan darah yang merembes dari perutnya.
Aksa membuka helm full face nya berjalan santai menuju preman-preman itu dengan seringai tajam dibibirnya.
“Bos! Gimana nih ada ketua Zarvanos.” Bisik salah satu preman kepada bosnya.
Memang Zarvanos sudah dikenal dikalangan masyarakat, karena geng itu juga setiap dua bulan sekali melakukan amal bakti. Sedangkan para preman-preman mengenal mereka dari kekejaman saat mereka melakukan adu fisik.
“Kita gak perlu takut lagian dia hanya sendiri.” Remeh bos dari preman itu.
Aksa hanya tersenyum miring, karena dia juga mendengar apa yang mereka bicarakan. Tanpa babibu Aksa langsung mendengan perut bos preman itu sampai terjungkal kebelakang.
Preman-preman yang lain tidak terima bos nya diserang langsung menyerang Aksa. Tujuh lawan satu tidak adil bukan? Tapi Aksa sama sekali tidak kuwalahan dalam membalas segala serangan dari preman-preman itu.
Bugh
Bugh
Bugh
Aksa terus membabi buta melawan mereka hingga mereka semua terkapar diaspal.
“Gua peringatin sama kalian semua! Jangan pernah begal dikawasan ini lagi. Kalau sampai gue liat kalian begal di sini, abis lu semua!"
Para preman-preman itu hanya mengangguk, mereka lantas lari terbirit-birit. Aksa menghampiri gadis yang sedang menangis tersendu-sendu dengan kepala pemuda yang berada di pangkuannya.
“Ada yang luka?” Tanya Aksa datar.
Gadis itu mendongak menatap Aksa, dia cukup terkejut dengan pemuda yang menolongnya. Pemuda itu adalah Aksa sang ketua Zarvanos yang tadi dikoridor sempat bertatap mata dengannya.
“Gue..hiks.. gak papa, tapi..hiks.. gimana sama kakak gue?” Jawab gadis itu dengan sesengguk kan.
“Lo bisa nyetir?” Tanya Aksa lagi, yang dibalas anggukkan oleh gadis itu.
“Oke, kita bawa kakak lo ke RS nanti gue ikutin mobil lo dari belakang.”
Gadis itu hanya mengangguk kembali, Aksa membantu Gadis itu mengangkat kakanya dan memasukannya ke dalam mobil.
Mereka pergi dari kawasan itu menuju RS dengan Aksa yang mengikuti dari belakang... ZARVANOS..
Sesampainya di ruma sakit Al langsung dibawa ke IGD (Instalasi Gawat Darurat) agar cepat ditangani oleh pihak RS.Liora duduk di kursi tunggu sambil menundukkan kepala serta berdoa kepada Tuhan agar kakanya baik-baik saja. Sedangkan Aksa sedari tadi duduk disamping gadis itu menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.
“Terima kasih.” Lirih gadis itu.
Aksa hanya mengangguk, seketika suasana menjadi hening kembali. Mereka duduk diam dengan pikiran masing-masing, sampai Aksa tersadar bahwa di sini tak ada orang tua gadis itu. Apa dia belum menghubunginya? Atau takut untuk menghubungi?
“Orang tua.” Aksa memecahkan keheningan.
“Ha?” Beo gadis itu.
“Ck. Orang tua lo mana?” Ulang Aksa.
“Oh, bunda sama ayah lagi di Bandung. Tapi tadi waktu perjalanan ke RS udah gue hubungi dan mereka langsung on the way ke sini.” Jelas Liora.
“Oke gue balik.”pamit Aksa.
Liora hanya tersenyum manis menanggapinya Aksa sempat tertegun dengan senyum itu tapi lansung ditepis olehnya. Kemudian dia berdiri dari duduknya hendak melangkah pergi tapi sebelum itu ada tangan yang mencekal pergelangan tanganya.
“Wait, kita belum kenalan. Gue Liora Queensha.” Kata gadis yang mencekal pergelangan tangannya.
“Aksa Delvin Arion.” Balas Aksa singkat.
Aksa melepas cekalan tangan Liora dan melenggang pergi begitu saja tanpa menungu respon dari Liora selanjutnya.
Sementara Liora yang melihat punggung Aksa mulai menjauh ditelan oleh jarak sambil tersenyum. Senyum yang menyiratkan banyak makna. Hanya Tuhan dan dirinya lah yang tau apa arti dari senyum itu.
.. ZARVANOS..
Kasih tau kalau ada typo:v
Jangan lupa tekan bintang yang ada di kiri bawah oke..
Maaf kalau part-nya pendek:*
.
.
.
.
EH UDAH SAMPAI SINI MASIH ADA YANG BELUM FOLLOW AKUN WP AUTHOR??. CK...CK...CK..
.
.
.
.
.
jangan lupa share cerita ini ke temen-temen kalian:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksa: Zarvanos
Dla nastolatków[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA.] ~semesta memang penuh teka teki dan misteri~ __________________________________ Ini tentang mereka, perkumpulan geng motor yang dianggap keluarga kedua oleh mereka. Tentang kesolidaritasan, kekompakan, bahkan tentang p...