Hari ini sekolah VHS sedang ada rapat guru, jadi para siswa-siswi dipulangkan lebih awal dari jam yang sudah ditetapkan sekolah.
Aksa dan teman-temannya sedang duduk di atas motor masing-masing dan ada juga yang berdiri di samping motor mereka. sambil menunggu parkiran sepi, karena mereka sangat malas jika harus berdesakan dengan para murid yang akan pulang.
"SANTAI WOY. KAYAK MAU TAWURAN AJA LO PADA." Teriak Elvan kepada murid-murid yang berdesakan.
"Tau nih, kayak gak pernah pulang cepet aja mereka." Kekeh Gavin.
"Kira-kira mereka kalau pulang cepet gini, dirumah ngapain ya?" Tanya Elvan kepada teman-temannya.
Alter menendang pantat Elvan membuat dia mengaduh kesakitan. "Lo pikir kita emaknya apa? Kalau nanya yang bener kek." Sungut Alter.
"Udah sepi, ayo pulang." Ucap Kavin.
Mereka menganggukkan kepala dan menaiki motor masing-masing. Namun, mobil berwarna putih memasuki kawasan sekolah membuat atensi mereka mengalihkan pandangan ke mobil itu.
Seorang pemuda jakun keluar dari dalam mobil. Pemuda itu berjalan dengan gaya cool ke arah geng Zarvanos, ralat ke arah Aksa tepat nya.
Orang-orang yang ada disana hanya bisa melihat dengan diam tanpa ada yang bersuara sama sekali.
Pemuda tadi tersenyum singkat ke arah Aksa dan melirik sinis anggota Zarvanos yang lain.
Hening. Satu kata itu mewakili suasana yang ada disana. Sampai Aksa memecahkan keheningan tersebut.
"Apa?" Tanya Aksa.
"Gak ada. Hari ini gue nginep ke rumah lo." Jawab pemuda tadi dengan tenang.
"Kenapa?"
"Males dirumah sendiri. Kalau gitu gue pergi sekarang." Ucap pemuda itu dan membalikkan badan hendak pergi, namun suara Aksa menghentikan nya.
"Tunggu." Pemuda tadi berhenti dan membalikkan badannya kembali. Dia menaikkan alisnya bermaksud bertanya.
"Lo bisa telfon gue, kenapa harus dateng kesini?"
"Pengen aja. Sekalian mau liat anggota geng yang lo bangga-banggain selama ini." Jawabnya santai dengan senyum miring yang terpantri diwajahnya.
Elvan maju menghadap pemuda tadi dengan wajah yang tidak bisa diartikan. "Maksud lo apa ngomong gitu?! Gak usah aneh-aneh lo! Ini bukan kawasan lo!" Sinis Elvan.
"Gak ada maksud apa-apa. Gue cuma bilang sesuai apa yang ada di otak gue. Cupu." Setelah mengatakan itu, pemuda tadi berjalan santai memasuki mobilnya, dia lantas meninggal kan pekarangan sekolah.
Sementara Aksa? Dia menatap itu dengan pandangan yang sulit diartikan. Ekspresi nya tetap datar, tak ada yang tau apa yang dia pikirkan kecuali dia dan Tuhan yang tau.
Lain halnya dengan salah satu diantara mereka yang sudah mengepalkan tangannya dengan kuat. Amarah terpancar diwajahnya, tapi dia mencoba bersikap tenang supaya tidak ada yang tau sama sekali.
"Kita liat siapa yang akan menang, lo atau gue yang bisa dapetin dia." Monolognya dengan melihat Aksa dan tersenyum tipis.
_ZARVANOS_
"Gedeg banget gue sama tuh orang, siapa sih tadi?" Kata Elvan dengan menendang-nendang kecil kakinya. Saat ini mereka sedang berada di basecamp karena Warbah sedang tutup.
"Mukanya songong banget, anjirr. Minta digeplak emang." Timpal Gavin.
Alter menepuk pundak Aksa yang duduk disebelah nya. "Kasih tau dong, jangan diem kek patung."
"Temen kecil." Jawab Aksa singkat, setelahnya dia mengisap nikotin yang ada di antara jari telunjuk dan jari tengahnya.
"Wait, temen kecil?! Kok kita pada gak tau sih, anjing. Lo juga gak pernah cerita apa-apa ke kita?! Wah-wah mimpi apa lo, Ak, punya temen bentukan kek tai gitu." Cerocos Elvan.
Gavin mengganggukkan kepalanya setuju dengan ucapan Elvan barusan. "Perasaan kita temenan udah lama ya.. sekitaran 2 tahunan lah, tapi kok bisa kita gak lo kasih tau sih?"
"Gak semua kita harus tau kali. Aksa juga punya privasi. Contohnya kayak dia deket sama tuh anak baru, kita juga belum tau kan mereka deketnya mulai kapan. Jadi udahlah bikin santai aja." Timpal Alter.
"Dah lah pusing. Mendingan gue bobok cantik." Kata Gavin dan dia langsung menidurkan badannya disofa. "Tidur mulu lo kudanil." Balas Alter.
Drttt Drtt
Bunyi ponsel Aksa mengalihkan perhatian mereka yang duduk didekatnya, segeralah dia mengangkat penggilan itu.
"Gue kesana sekarang." Setelah mengatakan itu Aksa langsung menutup telponnya dan meninggalkan basecamp tanpa peduli teriakan teman-temannya yang meminta penjelasan atas kepergiannya._ZARVANOS_
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksa: Zarvanos
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA.] ~semesta memang penuh teka teki dan misteri~ __________________________________ Ini tentang mereka, perkumpulan geng motor yang dianggap keluarga kedua oleh mereka. Tentang kesolidaritasan, kekompakan, bahkan tentang p...