"Masalah lo sama Damian apa? terlepas dari masalah tentang geng." Elvan meminta penjelasan kepada Aksa yang sedari tadi diam dengan luka-luka yang belum dia obati.
"Kalau lo gak jelasin apapun, gimana kita bisa bantuin lo, Ak?" Kali ini Gavin juga ikut berbicara. "Kita tau itu privasi lo, tapi kalau kayak gini kejadiannya, dan kita gak tau apapun, gimana kita bisa bersikap?" Lanjutnya.
"Lo jangan diem aja. Ngomong Ak, kita tau lo gak bisu." Tuding Elvan.
"Bisa kita bicarakan ini besok? Kalian gak tau apa dia luka-luka kayak gini?!" Sentak Alter. "Bukanya gitu, Al. Lo pikir aja deh, kita udah temanan hampir tiga tahun, dan selama itu kita gak tau apapun tentang Aksa. Sementara Aksa? Dia selalu tau apa yang kita tutup-tutupi." Balas Gavin.
"Biarin gue urus ini sendiri. Lo pada gak usah ikut campur." Aksa yang sedari tadi diam membuka suara dengan melihat inti Zarvanos satu-persatu dengan tajam.
"Lo selalu kek gini, oke terserah lah. Tapi, kalau lo butuh bantuan. Kita selalu siap buat nolong lo kapan aja."
_ZARVANOS_
"Luka lo parah banget, Dam."
"Hemm."
"Kita ke rumah sakit. Biar lo dapet perawatan yang lebih intensif."
"Gak usah."
Revi yang sudah jengkel dengan Damian menyeretnya keluar dari dalam kamar. "Kita ke rumah sakit, sialan."
"Gue gak mau, lepasin bangsat." Sentak Damian.
Revi menyerah, dia melepaskan Damian, lantas duduk disofa samping Dantha. Damian juga ikut duduk disofa sambil memegang pelipisnya yang tiba-tiba pusing.
"Kalau lo gak mau kerumah sakit, minimal obatin luka lo." Titah Dantha. "Males." Jawab Damian.
"Keras kepala."
"Gue gak nyangka, Aksa juga bisa pakai pisau. Gue kira dia cuma jago di bela diri aja." Celetuk Kara.
"Lo lupa? Dia keluarga Arion. Pisau hal yang sepele buat Aksa." Timpal Dantha.
"Setelah ini, apa yang bakal lo lakuin, Dami?"
"Gue bakalan bales semuanya, kalian liat aja." Tekad Damian.
_ZARVANOZ_
Pemuda tampan yang sedang duduk seorang diri ditempat minim cahaya mengeraskan rahangnya setelah melihat video yang tadi sempat dikirimkan oleh anak buahnya. Video yang menampilkan Aksa dan Damian yang tadi sempat adu kekuatan.
Pemuda itu menjilat bibir bawahnya sekilas, dia menyugar rambutnya yang sekarang bersurai biru. Dia meletakkan handphone nya ke meja dengan kasar, kemudian dia meminum wine yang ada digelas kaca.
"Gue akan bunuh lo, Damian."
Setelah mengatakan satu kalimat itu, dia berdiri dari duduknya dan membanting gelas kaca yang berisi wine tinggal setengah itu kelantai.
Suara pecahan kaca mendominasi ruangan itu yang sedari tadi hening tidak ada suara apapun. Sorot mata pemuda itu tajam, rahangnya mengeras, dan kepalan tangannya begitu kuat. Tak lama kemudian, muncul lah pria bersetelan jas hitam dihadapan pemuda itu, pria itu membungkukkan badannya sekilas tanda hormat.
"Maafkan saya, telah lalai hingga tuan Aksa bisa babak belur." Ucap pria tadi dengan menundukkan kepalanya tanpa berani melihat ke arah tuan mudanya.
"Urus pertemuan gue sama Damian. Setelahnya, lo keruang bawah tanah sama anak buah lo, tunggu hukumannya." Titah pemuda tadi.
"Baik, tuan muda." Ucapnya, kemudian pria tadi membungkuk kan badannya sekilas dan undur diri dari hadapan pemuda yang dipanggilnya tuan muda.
Sementara pemuda tadi pergi keruang bawah tanah, menunggu datangnya anak buah tidak becus nya itu._ZARVANOS_
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksa: Zarvanos
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA.] ~semesta memang penuh teka teki dan misteri~ __________________________________ Ini tentang mereka, perkumpulan geng motor yang dianggap keluarga kedua oleh mereka. Tentang kesolidaritasan, kekompakan, bahkan tentang p...