01|New Friend

833 87 28
                                    

Hembusan angin musim gugur yang menyusup masuk melalui celah jendela mampu menyadarkan lamunan seorang wanita yang tengah menatap kosong layar laptop nya.

Sesaat kesadarannya kembali utuh, ia mengedarkan netranya untuk mengamati situasi perpustakaan sore itu. Diliriknya jam dinding di ujung ruangan telah menunjukkan pukul 18.30. Tidak heran apabila beberapa mahasiswa terlihat mulai bergegas meninggalkan tempatnya karena 30 menit lagi jam operasional perpustakaan akan segera berakhir.

Charis mengembuskan napas gusar saat menyadari kondisi meja yang ia tempati cukup berantakan. Terdapat laptop di hadapannya, tumpukan buku tebal di sisi kanan, dan lembaran kertas berserakan di sebelah kirinya.

Sebenarnya, ia sudah muak berada di tempat itu selama 3 jam untuk mengerjakan project model bisnis dari Mr. Park yang tak kunjung usai. Wajahnya terlihat lesu, bahkan sorot matanya menyiratkan bahwa wanita itu kekurangan jam tidur selama beberapa hari terakhir.

Dengan langkah gontai, ia memutuskan untuk membawa tumpukan buku tebal yang tadi ia pinjam untuk dikembalikan ke rak asalnya dan mulai merapikan lembaran kertas yang berserakan dengan hati yang jengkel.

Kegiatan berberes Charis harus terhenti saat ponsel yang ada di dalam saku celananya bergetar, dilihatnya sekilas pop-up message dari Lee Jena, temannya. Kemudian dengan gerakan yang cepat ia segera menyampirkan tas ke pundak dan bergegas pergi dari perpustakaan.

Lee Jena

Cha, I'm sorry harus batalin janji kita hari ini, aku ada kelas pengganti malam ini. I'll be heading to your apartment after class. See u gurl

Charis

It's okay Na, kalau gitu aku tunggu di apartment ya. See u, semangat kelasnya haha

Dalam perjalanan pulang ke apartment, Charis memutuskan singgah ke salah satu cafe yang belokasi tepat di depan kampus untuk membeli selusin soft baked cookies sebagai hidangan untuk Jena yang akan berkunjung nanti malam.

Sembari menunggu pesanannya dikemas, Charis memilih untuk duduk di salah satu bangku panjang dekat pintu masuk cafe. Melalui jendela berkaca besar yang berada di sampingnya, ia dapat melihat lalu lalang mahasiswa yang mulai berkeliaran keluar dari kampus. Ia menyunggingkan senyum tipis saat melihat interaksi segerombol mahasiswa yang sedang bercanda riang di seberang ujung jalan. Pemandangan itu membuat ia teringat akan awal pertemuannya dengan Jena, 10 bulan yang lalu di cafe tersebut.

***

Wanita berambut hitam sebahu yang mengenakan dress bermotif bunga dibalut dengan cardigan berbahan rajut nampak begitu menikmati segelas ice vanilla latte sebagai penawar dahaga di tengah panasnya udara siang itu. Salah satu kakinya bergerak mengetuk lantai mengikuti irama lagu yang bersenandung merdu melalui airpods yang ia pasang di satu sisi telinganya.

Kala Charis hendak memusatkan kembali fokusnya pada laptop yang ada di hadapannya, ada seseorang yang menepuk bahunya pelan dan membuatnya bergerak terkejut. Ia menoleh ke sisi kanan dan mendapati ada seorang wanita berambut pirang dengan style pakaian yang cukup mencolok, berdiri kikuk sambil membawa nampan berisi segelas ice americano dan satu slice strawberry cheesecake.

"Eumm, hi. Can I sit here?" ucapnya dengan suara yang lirih dan tatapan mata cemas.

Charis terdiam sejenak berusaha untuk memahami kejadian yang ia alami kini. Matanya mencoba menelisik ke seluruh penjuru ruangan untuk memastikan bahwa semua bangku telah terisi oleh pengunjung.

QUERENCIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang