Cuek VS Cerewet || Syaqeel [ END - PROSES REVISI ]

06. Masa Lalu

Flashback on

2 tahun yang lalu, ketika Aqeela masih duduk di kelas 8 SMP. Masa di mana Aqeela mulai coba-coba dengan yang namanya "cinta". Farell Akhmar, laki-laki dengan paras tampan sejak lahir dengan kepintaran yang tidak diragukan lagi. Menjadi pemenang dari perlombaan matematika adalah hal yang tak lazim bagi Farell.

Farell dan Aqeela memang cukup dekat saat mereka SMP, ya walaupun Aqeela kelas 8 dan Farell kelas 9. Namun mereka juga tetanggaan, hal ini membuat mereka menjadi lumayan dekat.

Farell merasa nyaman dengan Aqeela, Aqeela pun sebaliknya. Tapi disisi lain, Farell mengetahui jika Alexa, sahabatnya sejak kecil menyukai dirinya. Jujur, ia tak mau menyakiti hati Alexa jika ia berpacaran dengan perempuan lain. Tapi tak dapat dipungkiri, Farell sangat menyukai Aqeela.

Hingga suatu saat, Farell menyatakan cintanya kepada Aqeela. "Qeel, gue suka sama lo dan gue sayang sama lo. Lo mau jadi pacar gue?"

Aqeela tercengang mendengarnya. Ternyata selama ini Farell juga menyukai dirinya. Aqeela tersenyum sambil mengangguk. "Iya, gue mau."

"Thank you, Qeel. Jangan pernah pergi dari gue ya?"

"Iya," jawabnya sambil mengangguk.

Mereka berpacaran dengan pengawasan orang tua mereka. Masing-masing orang tua mereka juga tidak melarang ataupun marah jika anaknya pacaran.

Mereka menjalani hubungan kurang lebih 2 bulan, hingga pada hari itu....

Aqeela menghubungi Farell ketika ia sudah pulang ke rumah. Aqeela baru saja pulang sekolah. Ia meminta bantuan kepada Farell untuk mengajarinya matematika.

"Halo, Qeel? Kenapa?" tanya Farell dari seberang telepon.

"Ini, aku pengen minta tolong diajarin matematika sama kamu. Besok lusa ada ulangan matematika, dan aku belum paham sama materinya."

"Oh, oke-oke. Ini aku sama Mama lagi mau pulang, habis mampir dari supermarket tadi."

"Oh, yaudah. Nanti kalo udah sampe kabarin ya, biar aku ke rumah kamu."

"Nanti aku aja yang ke rumah kamu, Qeel."

"Oh, oke. Aku tutup dulu teleponnya, bye," ucap Aqeela mengakhiri telepon itu.

"Iya, bye."

Tuttt...

*****