42. Untuk Ketiga Kalinya

4.3K 416 47
                                    

“KAK RASSYA! PELAN-PELAN BAWA MOTORNYA!” Jeritan itu sedari tadi Aqeela lontarkan, namun Rassya sama sekali tidak menghiraukannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“KAK RASSYA! PELAN-PELAN BAWA MOTORNYA!” Jeritan itu sedari tadi Aqeela lontarkan, namun Rassya sama sekali tidak menghiraukannya.

CITTT...

Suara decitan motor itu terdengar ketika Rassya mengerem motornya karena lampu traffic light berganti dengan warna merah.

Aqeela memijit jidatnya yang sedikit perih karena menubruk punggung seorang laki-laki yang mengendarai motor ini. Bayangkan saja, bawa motor ngebut-ngebut, setelah itu ngerem mendadak! Bikin Aqeela kesal saja.

“Huft! Kak Rassya! Jangan bikin gue kesel kenapa?! Bawa motornya ngebut-ngebut, udah gitu ngerem mendadak!” omel Aqeela kesal.

“Lo mau modus biar bisa gue peluk, hah?!” lanjut Aqeela dengan kepercayaan dirinya.

“Enggak usah geer, gue cuma mau bawa lo kembali ke sisi yang di atas,” jawab Rassya diiringi dengan kekehan kecil. Ke sisi ... Tuhan, maksudnya?

“Kak! Udah cukup ya elo ngajak gue mati satu kali aja! Gue udah kapok!” pekik Aqeela geram.

BRUMMM... BRUMMM...

Traffic light countdown timer menyisakan 10 detik lagi untuk berubah warna menjadi hijau. Rassya mengambil ancang-ancang untuk mengebut lagi. Aqeela pun cepat-cepat memeluk Rassya lagi sebelum dirinya jatuh terjengkang dari motor tinggi ini.

Sebenarnya tujuan Rassya ngebut-ngebut itu kenapa sih? Biar cepet sampai? Atau emang buat jailin Aqeela dan biar Aqeela memeluk dirinya? Atau jangan-jangan, emang mau cepat-cepat menjemput maut?

*****

“Banyak bener dah belanjaannya?” heran Jefan ketika melihat 2 trolley yang penuh dengan bahan-bahan makanan.

Kalian tahu mereka sedang di mana? Di mana lagi kalau bukan di supermarket.

“Kita kan bakal bikin makanan yang banyak, jadi enggak mungkin dong kita belanjanya dikit,” jawab Aqeela tanpa menoleh. Ia sedang sibuk mengecek barang-barang apa saja yang belum masuk ke trolley.

“Udah semua belum, Qeel?” tanya Sandrinna.

Aqeela mengangguk kecil. “Kayaknya sih udah, San.”

“Yaudah, yuk. Langsung bayar aja di kasir,” ajak Saskia.

Aqeela dan Sandrinna pun mengangguk setuju. Rassya, Rey, Jefan, dan Clay membantu mereka mendorong trolley yang penuh dengan bahan makanan itu. Ya tentu saja mereka mau membantu mendorong karena disuruh. Daripada mereka jalan ngintilin ketiganya, mending membantu ketiganya mendorong trolley. Ya kan?

Cuek VS Cerewet || Syaqeel [ END - PROSES REVISI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang