Cuek VS Cerewet || Syaqeel [ END - PROSES REVISI ]

20. Mampir ke Rumah Aqeela

Baru juga 5 menit rapat, rapat sudah dihentikan, dikarenakan tiba-tiba Rey ada urusan dengan keluarganya.

Aqeela dan Rassya kini sedang berjalan berduaan di koridor sekolah.

Sebenarnya, Rassya sangat malas menuruti kemauan gadis cerewet ini. Tidak ada untungnya juga ia menuruti permintaan Aqeela. Tapi sedari tadi Aqeela terus mengotot, akhirnya Rassya pun pasrah dan terpaksa menemani gadis itu jalan-jalan.

Awalnya Aqeela ingin pergi ke taman, namun ternyata hujan. Ia merubah tujuannya untuk ke mall saja.

“Kak, kita ke mall aja yuk?” ajak Aqeela sembari mendongakkan kepalanya memandang Rassya yang lebih tinggi darinya.

“Ya.”

“Jangan dingin-dingin kenapa, sih?!” pinta Aqeela. Aqeela suka heran dengan Rassya, kadang ngomongnya banyak, kadang ngomongnya dikit.

“Hm.”

“Lo ma—”

DUARRR!!!

Belum selesai Aqeela menyelesaikan omongannya, tiba-tiba terdengar suara petir menyambar. Listrik pun padam.

Aqeela yang kaget dan takut secara refleks memeluk Rassya dari samping. “ASTAGFIRULLAH!” kaget Aqeela.

“G-gue t-takut...” ujarnya sambil gemetaran.

Rassya pun hanya diam. Ia tak tahu harus apa. Aqeela akhirnya tersadar jika ia tak sengaja memeluk Rassya, ia segera melepaskan pelukannya dan menghapus sedikit air mata yang keluar.

“E-em ... m-maaf, Kak. E-enggak s-sengaja,” gugup Aqeela.

Astaga Aqeela! Bisa-bisanya elo meluk Kak Rassya?! Kak Rassya marah ya sama gue? batin Aqeela.

“K-kak? Lo marah, ya?” tanya Aqeela hati-hati.

“Gak.”

“M-maaf, beneran enggak sengaja kok.”

“Ya.”

Kak Rassya beneran enggak marah sama gue? Tapi, gue curiga deh kalo ternyata dia marah sama gue? Ck, mending enggak usah ke mall deh! Gue takut kalo ternyata dia lagi marah sama gue! batin Aqeela.

“E-em, Kak ... enggak jadi ke mall deh. Anterin gue pulang aja.”

“Ok.”

*****

“Enggak mau mampir dulu, Kak?” tawar Aqeela. Kini mereka berdua sudah sampai di depan pagar rumah Aqeela.

“Gak.”

“Lo enggak ada kata-kata lain selain ‘gak, ya, ok’?” tanya Aqeela heran plus kesal.

“Gak tau.”

“Yakin, enggak mau mampir?” tanya Aqeela lagi.

“Apa kurang jelas gue bilangnya? Enggak,” ucap Rassya dengan menekankan kata ‘enggak’.

“Kenapa enggak mau?”

“Emang harus ada alasannya?” Rassya bertanya balik.

“Harus dong!”

“Karena gak penting gue mampir ke rumah lo,” jawab Rassya apa adanya.

“Emang lo enggak mau ketemu sama orang tua gue yang paling cantik and ganteng?” tanya Aqeela.

“Gak.”

Aqeela mencebikkan bibirnya. “Masa enggak mau sih ketemuan sama calon mertua lo?” Aqeela menekankan kata ‘calon mertua’.

Rassya menoyor kepala Aqeela. “Mimpi lo ketinggian!”

“Ck! Ayok mampir dulu!” paksa Aqeela.

“Enggak mau dibilang!” bantah Rassya, “Udah sana, turun. Gue mau pulang.”

“Kalo lo enggak mau mampir, gue enggak mau turun!” Aqeela menyenderkan punggungnya ke sandaran jok sambil melipat tangan di depan dada.

“Suka banget maksa orang?!” kesal Rassya.

“Kalo lo nurut juga gue enggak bakal maksa!”

Rassya berdecak. “Ck! Yaudah gue mampir!”

Aqeela tersenyum senang. Mau tak mau Rassya menuruti gadis ngeselin itu. Rassya mengambil 2 payung di jok belakang, lalu memberikan salah satunya kepada Aqeela.

“Kenapa enggak pakai satu payung aja?” tanya Aqeela.

“Gak cukup satu payung buat berdua! Badan lo gede!” jawab Rassya asal-asalan.

Aqeela mendengus kesal. “Dih! Enak aja!”

“Ck! Cepetan!” Rassya menarik handle pintu dalam mobil dan turun mendahului Aqeela.

Aqeela pun ikut turun dari mobil. Tak lupa mereka membuka payung mereka. Hujan masih agak deras, namun tidak sederas tadi.

— To Be Continued —

happy 3k readers
aw tengkyu ya buat yg udh baca + vote ataupun yg baca tapi ga vote 😽☝🏻

Selasa, 6 April 2021
Revisi : Minggu 21 November 2021