Ini perihal minuman paling terkenal sejagat raya bagiku. Minuman ini pula yang menyadariku tentang berbagai macam yang terjadi pada diriku.
Ku akui, sejak kini aku baru sadar ternyata aku sudah tak sama lagi. Seolah yang lalu semacam pergi dengan sendirinya. Perlahan lahan, sehingga aku tak sadar bahwa ia telah hidup di dunia yang lebih baik 'mungkin'.
Segelas minuman dingin ini menyadarkan ku pada duniaku saat ini. Yang nyatanya, dengan per 'adaptasi' an ini mengubah aku secara perlahan.
Tentang aku yang baru saja menyadari.
Ternyata menjadi dermawan itu tak mudah.
Bukan, kita tak berbicara tentang barang maupun jasanya. Tapi kitanya.
Dahulu kala aku merasa dunia butuh orang dermawan. Dahulu kala aku merasa aku salah satunya. Dahulu kala aku rasa aku paling baik dalam kebaikan.
Dan tenyata "Zonk !"
Kamu salah besar.Dermawan ternyata juga butuh ikhlas. Dermawan ternyata memang 'sulit'. Mengapa ? Karena tak semua orang bisa ikhlas untuk melepaskan apa yang berharga baginya kepada orang yang mungkin lebih butuh hal itu. Dan aku menyadari, aku masih tidak bisa dikatakan ikhlas.
Aku tau kalau tentang memberi. Memberi yang kata orang itu 'dermawan'. Ku rasa 'dermawan' bukan sekedar itu. Dermawan itu IKHLAS.
Karena, kadang kala seorang yang memberikan sesuatu akan mengharap imbalan. Entah kebaikan, pertolongan, atau memberi kembali dan masih banyak lagi.
Dan nyatanya, aku masih saja mengharap imbalan itu.
Ya, semacam gaji. Jika bekerja kita di gaji. Gaji diasumsikan sebagai imbalan. Dan dalam ke 'dermawan' an kita memberikan barang kepada orang lain dan kita berharap bahwa orang lain juga memberikan barang kepada kita. Itu semacam aku minta gaji namun gajinya tak pasti. Jika orang lain itu tidak memberikan kita imbalan maka kita akan merasa kecewa.
Aku tak tau sepertinya hanya aku yang merasa demikian atau tidak.
Kecewanya aku semacam ini.
" Percuma ngasih terus tapi ga pernah di kasih " batin ku.Aku tertawa miris mendengarnya. Aish, aku masih saja menuntut gaji padahal orang tersebut sudah sangat berbuat baik kepadaku. Padahal seharusnya aku yang memberikan gaji bukan mereka.
Dan aku baru menyadarinya setelah menghabiskan satu gelas kopi dingin. Yang membuat ku merasa tak beres dengan ku yang sudah berubah. Aish gila, rasanya bumi berputar begitu cepat. Semacam gempa bumi tapi tak nyata. Hanya aku yang mengalaminya.
Sebut saja itu 'puyeng'. Bahasa ku sendiri.
Semenjak yaah mungkin setahun lamanya tak meminum hal demikian segelas penuh dan kali ini meminumnya membuat ku merasa berubah. Aneh rasanya, semacam aku merasa pusing. Dan nyatanya baru kali ini seumur hidupku aku mengalami hal itu.
Dahulu, aku sering berkata bahwa minuman ini hanya akan membuat ku ngantuk. Dan ternyata sebaliknya. Aku semacam kena karma diriku sendiri. Haish, miris aku mendengarnya.
Ya sudahlah, apa mau buat ? Aku tak bisa apa apa. Yang ku bisa hanya menunggu agar aku bisa mengantuk. Rasanya menguap saja terasa seperti harapan untuk tertidur.
Ayo tidur ini sudah malam ! Batinku terus saja menyeru demikian rupa.
Yah, mau bagaimana lagi ? Walau badan telah lelah sayangnya mata tak seiras. Ia semacam bola lampu yang baru saja terpakai. Benar, terang benderang.
Dan yang kulakukan, hanya menunggu . :)
Kamis, 18 Maret 2021.

KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Dengan Kata |End|
PoesíaAku membuat karya ini sebagai bentuk rasa sayangku kepada diriku sendiri. Karena disini tempat aku menceritakan apa yang aku dapatkan dari kejamnya dunia. -Arani-