10: Penyatuan

1.3K 139 9
                                    

====================

Tolong bijak dalam sikapi bacaan. Chapter ini berisi adegan komunikasi tubuh antara Chan dan Jinnie. Bisa kamu skip jika kamu risi, ya! ^^

====================

***

**

*


"Kenapa kau memakai baju itu lagi, Bbang?" tanya Hyunjin, sembari mendekati Bangchan yang kembali duduk di sofa sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk putih.

Entah kenapa dari tadi mereka menghindari ranjang. Tak ada satu pun dari mereka yang menyentuh ranjang semenjak mereka memasuki kamar. Seperti ada bom waktu saja.

"Aku lupa membawa baju ganti ke kamar mandi," ucap Bangchan polos.

Hyunjin berjongkok di hadapan Bangchan; membuat bagian bawah kimononya terbuka dan mengekspos kedua paha. Hal itu berhasil membuat Bangchan terkaget. Matanya membesar dan kegiatannya mengeringkan rambut terhenti. Pupilnya membesar, wajah dan lehernya memerah. "Hyunjin-ssi!" hanya suara lirik itu yang muncul dari mulut Bangchan.

Hyunjin terkekeh. Dia mengambil ponsel Bangchan yang tadi terjatuh lalu menyimpannya di atas meja. "Kau ini benar-benar menggemaskan!" ucap Hyunjin sambil mencolek hidung Bangchan.

"Aku pikir kau sengaja tak membawa baju ganti supaya keluar dari kamar mandi hanya dengan lilitan handuk," ucap Hyunjin, kini bergerak untuk berlutut di atas sofa, tepat di belakang Bangchan. Aroma khas sampo dan sabun mandi menguar dari tubuh Bangchan, segar.

Hyunjin lalu mengambil alih tangan Bangchan yang sedang mengeringkan kepalanya dengan handuk.

Sempat tak menduga yang akan Hyunjin lakukan, akhirnya Bangchan membiarkan Hyunjin mengambil alih handuk yang masih di atas kepalanya lalu bicara. "Oh, aku tak mau membuatmu tak nyaman kalau aku hanya menggunakan handuk," ucap Bangchan sambil menikmati pekerjaan tangan Hyunjin yang kini mengeringkan rambutnya.

"Aku akan canggung sedikit, tapi ..." dengan sengaja Hyunjin menggantungkan nada bicaranya, "... kurasa tidak masalah. Bukankah nanti akhirnya kita tidak akan memakai sehelai benang pun?" goda Hyunjin sambil terkekeh dan terus mengeringkan rambut Bangchan.

"Oh, benarkah?" tanya Bangchan yang justru membuat keadaan menjadi kikuk dan lucu bagi Hyunjin.

Hyunjin masih betah terkekeh sambil terus mengeringkan kepala Bangchan. Sesekali dia berikan pijatan lembut di kepala Bangchan. Lalu turun mengular ke pundak lebar Bangchan yang kaku. Pundak lebar itu terlalu banyak dipakai bekerja. Sampai rasa kakunya hampir sama dengan kaku besi baja.

"Apa ini nyaman?" Hyunjin terus memijat punggung Bangchan dan Bangchan hanya mengeluarkan suara melenguh nikmat sambil mengangguk.

"Kau sudah sikat gigi, 'kan?" tanya Hyunjin lagi sambil separuh terkekeh. Bangchan menoleh sedikit ke arah Hyunjin yang masih memijatnya, lalu mengangguk. Bangchan kembali tertunduk, menikmati pijatan-pijatan lembut hasil kerjaan tangan Hyunjin.

"Aku pasti sikat gigi. Memangnya ada apa?" tanya Bangchan polos.

"Siapa tau kau ingin menciumku nanti. Aku tak suka bau mulut," ucap Hyunjin blak-blakan untuk meledek Bangchan. "Tapi, karena kau sudah sikat gigi ... kau boleh menciumku. Kau juga boleh menjelajahi mulutku ...," ucap Hyunjin lalu menghentikan pijatannya dan melempar handuk yang sedari tadi berada di kepala Bangchan ke sembarang arah. "Kalau kau mau," sambung Hyunjin lagi sambil berbisik di telinga Bangchan.

[✓] Chanjin ―  Alexithymia LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang