Warning: ada adegan kekerasan baku hantam
***
**
*
"Perceraian kami batalkan. Besok aku akan menarik berkas-berkas dari pengadilan."
Kalimat barusan mengisi kesunyian ruang tamu rumah Minho dan Jisung.
Bangchan duduk berlutut di lantai menghadap Minho, sepupu Hyunjin yang sudah seperti kakaknya sendiri.
"Maaf sudah membuat khawatir," kata Bangchan lagi dengan mata serius ke arah Minho yang rahangnya mengeras dan giginya beradu kuat.
"Maaf katamu?!" Tanpa aba-aba, Jisung yang tadinya berdiri di samping sofa tempat Minho duduk langsung menerjang Bangchan.
Bangchan tersungkur karena tak mengira akan mendapat serangan dadakan begini. Dalam hitungan detik Bangchan menjadi sasaran empuk amarah Jisung.
Hyunjin ingin melerai, tapi Minho menahan gerakan Hyunjin. Minho yang tahu persis amarah Jisung pun berbisik, "Biarkan dulu. Dia tidak akan membahayakan Bangchan."
Dan perkataan Minho benar. Walaupun Jisung kini berlutut di lantai sambil menyerang Bangchan yang masih tersungkur, sebenarnya Jisung hanya memberikan tepukan-tepukan keras ke sekujur tubuh Bangchan. Bahkan bisa dibilang, Jisung seperti tak benar-benar berniat memukul. Pria berpipi tembam itu hanya menggerakkan tangan untuk menepak tubuh Bangchan sambil terus mengomel.
Hyunjin hanya bisa memberi tatapan prihatin pada Bangchan. Ini kali kedua Bangchan diserang hari ini. Tadi siang diserang habis-habisan oleh Jinyoung, dan malam ini diserang Jisung.
Agaknya wajah datar Bangchan membuat emosi Jisung makin tersulut. Pria berpipi tembam itu berdiri dan menendang tubuh Bangchan sekali lagi. Beberapa detik berlalu, Jisung semakin barbar. Minho bahkan sempat menjadi korban bogem mentah ketika dia berusaha melerai.
Kalau saja Hyunjin tak menangis, mungkin Bangchan sudah babak belur dan tak berbentuk karena dihajar Jisung. Melihat Bangchan hanya diam menerima semua tendangan dan pukulan Jisung, Hyunjin menangis sambil terus memeluk Bangchan dan mengiba agar Jisung menghentikan tingkah barbarnya. Dia benar-benar tak mau Bangchan dipukuli.
Bangchan sendiri hanya bisa mengusap kepala Hyunjin sambil mengucapkan kalimat "Tenang, aku baik-baik saja."
Lalu Jisung bagaimana?
"Kau berengsek, kau tahu!" maki Jisung dengan suara lantang.
Setelah melihat Hyunjin menangis dengan sendu, Jisung melipat tangan di dada sambil mendengkus. Tatapan tajam terus tertuju pada Bangchan yang tak pernah berhenti menenangkan Hyunjin.
Di sisi lain, Minho hanya bisa mengembuskan napas dan memberi tatapan penuh arti meminta maaf pada Bangchan. Minho kira dirinyalah yang akan banyak menumpahkan amarah malam ini. Bagaimana tidak? Hyunjin diperlakukan seenaknya oleh Bangchan.
Menyadari Minho dan Jisung sebagai pemegang rahasia terbesar, Hyunjin mengajak Bangchan untuk menemui dua orang itu. Mereka berniat meminta agar Minho dan Jisung menutup mulut, tak mengabari para tetua mengenai prahara cerai. Biarlah para tetua hanya mendengar kabar baik saja, kehamilan Hyunjin.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Chanjin ― Alexithymia Love
FanficHyunjin harus menerima takdir untuk dijodohkan dengan seorang penderita alexithymia. Ia ingin bertahan dan yakin bisa bahagia bersama suaminya. Namun, kenapa ia lebih banyak menangis ketimbang bahagia? Akankah Hyunjin sanggup menjaga pernikahannya s...