Mulai memasuki timeline yang sama dengan episode 1
***
**
*
Hyunjin menggenggam alat testpack yang tadi pagi ia gunakan. Dua garis merah tampak di sana. Setelah menelepon Jisung, Hyunjin tahu dua garis itu memiliki arti yang sangat amat besar bagi hidupnya. Secara resmi ada malaikat kecil di perutnya yang kini tampak tak serata biasa. Ada benih Bangchan di sana.
Separuh nyawa Hyunjin terasa melayang. Dengan kepala yang terasa mengambang ia duduk sambil tangan satunya memijat pelan kening yang terasa berdenyut. Memikirkan anaknya tumbuh tanpa seorang ayah sungguh menyakitkan. Ia tak tega pada jabang bayi yang bahkan belum bisa ia sapa itu.
Separuh hatinya berharap, semoga dengan adanya malaikat kecil ini bisa membuat Bangchan membatalkan niatan bercerai. Hyunjin tahu betul, Bangchan punya cita-cita untuk menjadi ayah yang baik.
Sesuai janjinya, Bangchan terus menemani Hyunjin setiap kali ada jadwal ke pengadilan. Tadi, Bangchan bilang dalam waktu empat puluh menit dia akan sampai. Namun sepertinya Hyunjin harus menunggu lebih lama, mungkin macet. Lagi pula jarak proyek Bangchan ke rumah ini memang cukup Jauh.
Setelah mengurus berkas sekitar tiga bulan lalu, kini mereka sudah memasuki proses mediasi. Sebenarnya Bangchan tak mau melewati proses mediasi. Namun, karena mereka memutuskan tak menggunakan pengacara, mau tak mau prosedur perceraian dijalankan sebagaimana mestinya.
Hari ini giliran Hyunjin. Bangchan sendiri sudah menjalani proses wawancara mediasi kemarin. Ini sudah pertemuan mediasi keempat untuk Hyunjin. Karena Bangchan yang mengajukan perceraian, pemeriksaan cenderung terfokus pada Bangchan.
Proses mediasi sejauh ini sebenarnya bisa dibilang berjalan lancar, walau memang sedikit lambat karena Hyunjin masih mengulur-ulur waktu mediasi. Dia masih ingin berlama-lama dengan Bangchan. Sejujurnya bukan pula semua itu murni kesengajaan, kebetulan kerjaan Hyunjin sedang sangat menumpuk akhir-akhir ini. Belum lagi kondisi kesehatannya yang sering tak baik, efek kehadiran nyawa baru di tubuhnya.
Berkas persetujuan cerai hingga kini belum Hyunjin tandatangani, hal itu membuat berkas perceraian mereka sama sekali belum terdaftar untuk persidangan. Sejauh ini hanya proses mediasi dan wawancara dengan tim verifikator yang sudah mereka jalani.
Hyunjin bergerak untuk mengintip ke arah teras dari jendela rumah. Bangchan ternyata sudah ada di situ, entah sejak kapan. Hyunjin sengaja berdiam diri sebentar. Dia memutuskan untuk memandangi Bangchan yang duduk dengan tenang di kursi panjang di bawah pohon. Memasuki rumah ini saja Bangchan cenderung enggan. Sampai sekarang dia masih betah tinggal di apartemen.
Sesekali Hyunjin mengusap perutnya sambil menatap Bangchan, seolah berkata 'Itu papamu, Nak' pada sang janin. Dengan satu embusan napas panjang, Hyunjin menghapus air matanya yang sempat menggenang. Dia harus kuat demi malaikat kecil di perutnya.
Setelah merasa cukup tenang Hyunjin memasukkan testpack itu ke dalam tas tangan yang berisi ponsel dan dompet.
Setelah itu dia melangkah keluar untuk menghampiri Bangchan.
"Bangchan-ssi," ucap Hyunjin menegur Bangchan yang duduk di bawah pohon dengan mata terpejam.
Dalam hitungan detik mata Bangchan terbuka. Dengan sigap dia berdiri sambil memasukkan tangannya ke saku celana. "Hai," sapanya pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Chanjin ― Alexithymia Love
FanfictionHyunjin harus menerima takdir untuk dijodohkan dengan seorang penderita alexithymia. Ia ingin bertahan dan yakin bisa bahagia bersama suaminya. Namun, kenapa ia lebih banyak menangis ketimbang bahagia? Akankah Hyunjin sanggup menjaga pernikahannya s...