14: Surprised

673 122 53
                                    

CW // ada percakapan dan adegan semi 18+


***

**

*



Hari yang Bangchan tunggu-tunggu pun tiba. Hari ini dia akan pulang ke rumah. Rumah di mana hatinya berada. Rumah yang menjadi hangat karena ada sosok Hyunjin di dalamnya.

Bangchan tersenyum sambil memegang amplop putih. Itu bukan sekadar amplop biasa. Di dalam amplop itu terdapat impian Bangchan untuk memanjakan Hyunjin sepenuhnya—tiket bulan madu (yang tertunda) untuk mereka berdua.

Masih jelas di ingatan Bangchan, betapa Hyunjin yang datang ke Toronto tanpa pemberitahuan. Katanya, Hyunjin khawatir dengan Bangchan yang terserang flu.

Memang, ini sakit pertama Bangchan setelah menikah. Sebenarnya Bangchan merasa Hyunjin berlebihan. Namun, entah kenapa, diam-diam Bangchan suka itu.

Tak banyak yang mereka lakukan ketika di Toronto. Hanya bergumul santai sambil menonton televisi. Menonton channel fashion atau channel film-film box office, kesenangan Hyunjin. Menjelajahi restoran sekitar hotel ketika mereka merasa lapar. Atau sekadar duduk santai menunggu senja bergulir di kafe dengan ornamen klasik.

Selebihnya mereka hanya di kamar. Menikmati waktu berdua. Bangchan harus banyak istirahat, kata Hyunjin. Hyunjin dengan telaten memastikan Bangchan meminum obatnya tepat waktu.

Walaupun hanya dua hari, Bangchan merasa senang, dia menikmati waktunya bersama Hyunjin. Selama dua hari itu pula Bangchan mengerti, mengapa orang memilih mendatangi tempat baru ketika sedang berbulan madu.

Dengan tempat baru, apalagi asing, Bangchan dan Hyunjin merasa lebih saling membutuhkan.

Hyunjin tak pernah melepaskan tangan Bangchan. Dia menggelayut manja di lengan Bangchan ketika menyusuri jalan sekitar hotel. Hyunjin seperti dengan bangga menyatakan pada dunia bahwa dia dan Bangchan saling memiliki.

Bangchan sangat suka sisi Hyunjin yang dengan mudah menunjukkan afeksi. Seperti melengkapi dirinya yang sangat buta mengenai hal-hal seperti itu.

Tak hanya di luar ruang, ketika di kamar pun demikian. Hyunjin akan otomatis membuat tubuhnya menempel pada Bangchan. Tak segan Hyunjin menarik lengan Bangchan untuk terbuka. Membuat Bangchan mengerjakan apa pun itu hanya dengan satu tangan. Ketika bermain gim di ponsel misalnya. Setelah itu, Hyunjin dengan santai melendot pada tubuh Bangchan, sambil memangku eskrim atau kukis.

Biasanya tatapan Hyunjin terus tertuju pada televisi. Sesekali berubah ke arah Bangchan untuk sebentar menyuapkan eskrim atau kukis ke mulut Bangchan tanpa Bangchan minta.

Es krim adalah obat flu paling manjur, kata Hyunjin. Setelah itu, mata Hyunjin akan kembali fokus ke televisi. Meninggalkan Bangchan dengan detakan jantung yang tak beraturan.

Hyunjin yang datang tanpa membawa pekerjaan, membuat Hyunjin malah tampak sedang berlibur saat ini. Untuk menghibur diri, sesekali Hyunjin menjahili Bangchan yang kelewat asik bekerja.

Mulai dari tiba-tiba memeluk Bangchan dari belakang. Lalu menggelayut seperti anak koala.

Mencubit perut Bangchan tanpa alasan.

Menggigit lengan Bangchan. Lagi-lagi tanpa ada alasan yang jelas.

Pernah juga tiba-tiba meniup kuping Bangchan.

"Hyunjin-ssi, aku akan sangat berterima kasih kalau kau tak menggangguku ketika bekerja," ucap Bangchan datar, lalu kembali bekerja. Hyunjin hanya cengengesan lalu kembali menonton televisi. Dia hanya senang mengganggu Bangchan.

[✓] Chanjin ―  Alexithymia LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang