episode terakhir. yeay! ^^
***
**
*
Bel pintu terdengar beberapa kali. Hyunjin yang tadinya sedang senam zumba langsung terburu-buru untuk membuka pintu.
Sekilas dia lihat Bangchan dan si kembar terkapar di ruang bermain. Pantas saja tenang sekali. Rupanya mereka bertiga tertidur.
Setelah pintu terbuka lebar, senyum Hyunjin turut melebar. Felix berdiri di sana dengan satu tas jinjing berisi dokumen di tangan kiri. Tangan kanannya memegang satu gelas minuman dari kedai yang letaknya ada di depan komplek rumah.
"Lama sekali, sih!" Tak ada halo atau sapaan lainnya Felix langsung menggerutu dan masuk rumah tanpa dipersilakan.
Hyunjin tertawa. "Maaf, aku sedang senam tadi." Hyunjin ikut duduk di sofa setelah Felix duduk, lagi-lagi tanpa dipersilakan. "Lagi pula kenapa tak mengabari? Kalau kau mengabari aku 'kan bisa menyiapkan camilan!"
Felix memutar bola matanya malas. "Coba kau cek ponselmu! Sudah berulang kali aku menelepon!"
Mulut Hyunjin terbuka. Dia memang meninggalkan ponselnya di kamar dan sibuk senam di taman belakang.
Dengan cengiran lebar dia meminta maaf pada sosok yang dia anggap saudara itu. Beruntung Felix sedang tak ingin ribut. Dengan delikan sebal dia mengatakan, "ya sudah!"
Felix mengantarkan berkas kerjaan hasil meeting-nya tadi malam. Karena setelah meeting ia tak kembali ke kantor, dia lebih memilih mengantar ke rumah Hyunjin sendiri walau harus merelakan hari Sabtunya.
"Kau sendirian?"
Hyunjin menggeleng lalu menunjuk salah satu ruang. "Mereka tidur. Sepertinya terlalu asyik bermain dan kelelahan."
Felix mengikuti arah telunjuk Hyunjin. Matanya menangkap Bangchan yang tertidur di lantai beralaskan karpet. Di sisinya ada si kembar yang sudah tampak besar.
"Wah, mereka sudah besar, ya! Perasaan baru kemarin aku melihat mereka yang bahkan lebih kecil dari biseps Changbin." Felix tak mampu menyembunyikan rasa kagumnya. Dia tersenyum saat memperhatikan si kembar.
"Berapa umur mereka sekarang?"
Hyunjin tersenyum lebar melihat keantusiasan Felix. "Sebentar lagi satu tahun."
Mata Felix terbelalak dan mulutnya terbuka lebar. Dia terkesiap. Dengan berlebihan dia kembali menghadap Hyunjin.
"Ya ampun! Sudah satu tahun!?" tanya Felix dengan berlebihan.
Hyunjin hanya mengangguk sambil terkekeh.
"Dan aku masih begini-begini saja!" keluh Felix sambil menggeleng-gelengkan kepala seolah mendapat hidup yang tragis.
Reaksi berlebihan yang Felix suguhkan berhasil membuat Hyunjin tertawa. "Makanya cepatlah menikah!" ledek Hyunjin sambil dengan bercanda menonjok sisi lengan Felix.
Felix hanya mendengus. "Dengan siapa? Dengan guling?" tanya Felix dengan nada ketus.
Hyunjin tertawa lebar. Tentu Felix memutar bola malas, dia tak suka dengan reaksi Hyunjin. Si tamu itu lebih memilih menyedot minuman yang ia bawa tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Chanjin ― Alexithymia Love
Fiksi PenggemarHyunjin harus menerima takdir untuk dijodohkan dengan seorang penderita alexithymia. Ia ingin bertahan dan yakin bisa bahagia bersama suaminya. Namun, kenapa ia lebih banyak menangis ketimbang bahagia? Akankah Hyunjin sanggup menjaga pernikahannya s...