=====================
Sekadar pengingat, FF ini mengandung unsur Mpreg ^^
=====================
***
**
*
Bangchan memandangi langit siang Toronto yang tampak mendung. Awan hitam pertanda akan hujan mengepul membentuk kelompok-kelompok yang tampak seperti permen kapas, tapi berwarna abu-abu.
Dia akan menetap selama hampir dua minggu di kota ini. Lebih tepatnya sebelas hari. Ada presentasi dan juga negosiasi dengan investor proyek apartemen. Proyek baru dan cukup besar untuk karir Bangchan yang baru seumur jagung.
Pelan-pelan karir Bangchan meningkat. Tentu saja Bangchan senang, namanya sudah mulai diperhitungkan untuk partai besar.
Agak disayangkan, dengan menjulangnya karir di usia muda itu, justru membuat kehidupan pernikahannya seperti tak terprioritaskan. Hyunjin yang kini sedang dipromosikan untuk naik jabatan menjadi pimpinan editor juga menjadi semakin sibuk. Kesibukan dari kedua belah pihak benar-benar menjadi penghalang untuk mewujudkan bulan madu mereka—yang terus-terusan tertunda, entah sampai kapan.
Walaupun sebenarnya Hyunjin tak sesibuk Bangchan, tapi tetap saja, tak mungkin Hyunjin pergi bulan madu sendiri bukan?
Sudah hampir sepuluh bulan pernikahan mereka, tapi liburan dan waktu santai berdua nyaris tidak ada. Di saat akhir pekan, Hyunjin sering bertemu klien untuk rubrik-rubriknya. Begitu juga Bangchan, akhir pekan baginya adalah waktu untuk survei ke luar kota ataupun asistensi proyek-proyek perusahaannya. Sama seperti saat ini, dia bahkan dikirim ke Toronto untuk keperluan proyek.
Saking sibuknya mereka berdua, Rumah mereka seolah hanya jadi tempat singgah untuk tidur sejenak.
Mereka sudah pindah ke rumah—tak lagi di apartemen—hadiah pernikahan dari Bangchan. Desain sederhana, tapi nyaman, seperti keiginan Hyunjin. Ada teras kecil yang diisi dua kursi dan satu meja bundar di tengahnya. Ada juga taman berukuran mini yang tertanam satu pohon besar, di bawahnya terdapat kursi kayu panjang (yang bisa diduduki dua orang) dan beberapa tanaman hijau hasil rawat Hyunjin dan Nenek Choi.
.
.
"Kau beruntung menikah dengan Hyunjin. Dia anak baik," ucap Nenek Choi yang kala itu sengaja datang untuk membantu membersihkan rumah.
Mereka berdua duduk di teras rumah sambil meminum teh hangat dan Hyunjin sedang mengambil kukis di dapur. Nenek Choi dan Hyunjin baru saja selesai merawat tanaman dan Bangchan baru saja pulang sehabis survei lokasi.
Bangchan mengangguk. Bangchan tahu betul Hyunjin adalah sosok luar biasa.
Nenek Choi menggamit lengan kanan Bangchan. "Kau tahu? Dia sangat suka mawar dan bunga matahari."
Bangchan hanya diam. Itu informasi baru buat Bangchan.
"Tapi, dia tak mau menanamnya. Kau tahu alasannya?" sambung Nenek Choi lagi sambil bertanya.
Bangchan menggeleng. "Kenapa?" tanya Bangchan heran. Bukankah Hyunjin bebas menanam apa pun? Bangchan tak akan melarangnya.
"Dua bunga itu sangat aktif mengundang serangga. Dan dia tak mau ada lebah dan serangga di sini. Dia tahu kau punya fobia," ucap Nenek Choi sambil tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Chanjin ― Alexithymia Love
FanfictionHyunjin harus menerima takdir untuk dijodohkan dengan seorang penderita alexithymia. Ia ingin bertahan dan yakin bisa bahagia bersama suaminya. Namun, kenapa ia lebih banyak menangis ketimbang bahagia? Akankah Hyunjin sanggup menjaga pernikahannya s...