eight

14.2K 1.8K 95
                                    

Jaehyun menatap takjub penampilan taeyong dari atas sampai bawah, meskipun taeyong hanya berbalut dengan setelan biasa tapi warna rambutnya benar-benar membuatnya semakin tampak memukau.


"Jaehyun?"


Andai saja panggilan itu tidak menyadarkan jaehyun, pasti sekarang ia masih tetap menganga sambil menatap taeyong tanpa berkedip sekali pun, sepertinya dia jatuh cinta lagi kepada manusia manis dan menggemaskan ini.


"H-hai Hyung? Kudengar kau membuka restoran jadi aku mampir kemari" balasnya sambil tersenyum membuat taeyong juga membalas senyumnya dan langsung mengambil tempat di hadapan jaehyun, duduk memperhatikan jaehyun yg mulai mencoba makanan disini.


Taeyong menatap sekitaran "kau hanya sendiri? Lucas benar-benar menginap dirumah temannya?" Tanya taeyong bingung pasalnya ia tak dapat menemukan batang hidung mahluk tinggi bongsor itu dimanapun.

Tapi jaehyun menggeleng atas pertanyaannya "dia masih ada urusan di kampus, mungkin kencan dengan jungwoo" jaehyun kemudian meminum minumannya sambil terus memperhatikan wajah taeyong, wajah bingung itu semakin menggemaskan saja.


Jung bucin.

"Jungwoo? Siapa jungwoo? Apa kekasih Lucas???" Tanya taeyong heboh, jelas saja ia begitu karna selama ini yg ia lihat Lucas adiknya itu terlalu fokus untuk menyelesaikan kuliah, dirumah ia sering menghabiskan waktu untuk belajar, karna ia memikul tanggung jawab besar sebagai penerus appa. Yg mana taeyong tidak bisa melakukannya.


Jaehyun terkekeh dan mengangguk ragu "mungkin sebentar lagi mereka akan berkencan, sekarang sih aku tidak tau apakah hubungan mereka sudah resmi atau belum. Tapi jungwoo itu sepupuku, jadi aku bisa cari tau untukmu kalau kau mau Hyung"


Taeyong menggeleng "tidak jaehyun, tak apa. Aku hanya senang saja Lucas tidak terlalu menyibukkan diri dengan kuliahnya, aku ingin dia sesekali menikmati kegiatan sebagai remaja sepertimu, bukannya berkutat dengan berkas berkas milik appa ku"


"Tenang saja Hyung, di kampus dia sering berkeliaran, bukan hanya berada di perpustakaan , don't worry"



Taeyong tersenyum membalasnya, berbincang dengan jaehyun memang menyenangkan, ya asal tidak ada teman-teman yg mengintip dari belakang kasir sambil berbisik-bisik satu sama lain, winwin dan doyoung memang kurangajar.



"Ah jae, nikmati makannya, aku harus kebelakang membuat menu lain untuk disajikan" taeyong berdiri dan mulai melangkah kembali tapi sebelum ia melangkah lebih jauh dari 1 meter, jaehyun menahan tangannya, membuat taeyong berbalik dan menatap kedua hazel sewarna madu miliknya.



"Ngomong-ngomong Hyung..."


"Ya jaehyun?"


Senyum jaehyun mengembang dengan tulus, ia mengalihkan tatapannya dari rambut taeyong menuju ke kedua netra indah itu "kau sangat manis dan menggemaskan dengan warna rambut barumu"


Blushhh


Pipi taeyong merona dengan tiba-tiba mendengar penuturan jaehyun, kenapa ini? Padahal sejak tadi beberapa orang memujinya tapi ia biasa saja, apa karna ia malu jaehyun terus menatap dalam kedua matanya.


"Te-terimaksih...." Taeyong menunduk menyembunyikan raut merona nya meskipun jaehyun sudah melihatnya tadi, ia melepaskan genggam jaehyun dan langsung berlari kebelakang, membuat doyoung dan winwin yg barusan melihat langsung menganga dengan mata melebar.


Gosip baru.


Jaehyun yg ditinggalkan langsung tersenyum-senyum terus seperti orang kasmaran, yg benar saja bagaimana dia bisa tahan di hadapkan dengan taeyong yg sangat manis itu, rasanya jaehyun ingin menggigit kedua pipinya karna gemas.


Sementara itu, taeyong dibelakang menepuk-nepuk pipi nya, mengusap rona merah yg percuma saja tak akan hilang dengan semudah itu hanya karna ia tepuk.


"Ughh astaga, kenapa pipiku memerah begini" ucapnya pelan, ia menghembuskan nafas beberapa kali dengan gusar sambil mencari-cari dimana letak pisau yg akan ia gunakan untuk memotong bahan makanan.


Di suasana linglungnya taeyong, doyoung bersedekap dada sambil menatap sahabatnya dengan raut menggoda "eyyy kau jatuh cinta pada anak itu ?" Ejeknya sambil berjalan mendekat dan berdiri dihadapan taeyong berhalang meja memasak.


Taeyong menggeleng cepat "ti-tidak!! Aku masih mencintai Johnny tau! Enak saja mana mungkin aku jatuh cinta pada anak sepertinya, umur kami berbeda"


Doyoung terkekeh, nampak sekali taeyong berantakan saat berbicara dan suara cepatnya itu membuat doyoung semakin yakin "tak apa, sudah lama sejak kepergian Johnny, kalau jaehyun jaehyun tadi melamarmu, kau terima saja. Anakmu butuh sosok seorang ayah" kembali pada pembicaraan ini, doyoung selalu saja begini.



Entah kenapa pria kelinci itu malah merasa senang dengan melihat taeyong dan jaehyun, toh ia juga tidak berduka saat kepergian Johnny, lelaki Amerika itu sejak awal mengundang kecurigaan doyoung. Tapi sayangnya ia sudah mati sebelum doyoung memukul nya.


Ingat sekali saat taeyong menangis 3 hari 2 malam karna mainan yg berkaitan dengan anime kesukaannya di buang begitu saja oleh Johnny, rasanya doyoung ingin mengamuk saat itu jika saja taeyong tak menahannya, heran kenapa juga harus sampai membuangnya padahal itu hal yg taeyong sukai.


"Mana bisa aku membiarkan orang lain bertanggung jawab atas diriku dan anakku Doy, jaehyun punya masa depan yg lebih baik di banding harus bersamaku" taeyong menatap sendu sahabatnya tapi ia tersenyum, hanya sebentar sebelum menunduk dan mulai menyiapkan menu.



"Sudahlah, sana temani jaehyun mengobrol, kasihan dia tamu tapi kau tinggal kemari. Biar aku yg melanjutkan nya"



~~~~~~~~~




Pertemuan 4 bulan lagi diadakan di Korea Selatan dengan menggunakan King Plaza Hotel sebagai tempat pertemuan, semua harus hadir jika ingin menjalin kerja sama.




Seorang lelaki cantik tengah menatap nyalang ponsel ditangannya yg menampilkan jadwal untuk pekerjaan ia dan suaminya, berpikir kenapa ia harus kembali lagi ke tempat itu, ke tempat dimana semua menghancurkan impian dan harapannya.


Tapi ia bisa apa, kerja sama ini sangat dibutuhkan untuk kemajuan perusahaan baru mereka, mereka butuh kolega dan uang dari para investor itu, mau tak mau harus datang, bisa tidak bisa harus tetap kembali.


"Baby? Ada masalah?" Sebuah pelukan hangat ia dapatkan dari arah belakang, membuat dirinya agak terkejut namun ia berusaha bersikap seolah semua baik-baik saja padahal jantungnya bertalu-talu penuh rasa khawatir dan beban pikiran nya yg semakin banyak.



Ia menggeleng "tidak ada, kapan kau pulang?" Tanyanya, padahal ia tadi masih sendirian dan mungkin karena saking fokusnya ia jadi tidak mendengar suaminya ini pulang, suara pintu depan terbuka tidak mengalihkan fokus nya.



"Baru saja, bukankah kau bilang malam ini kita akan berusaha lagi? Sudah beberapa Minggu dan masih belum ada tanda tanda untuk dirimu, aku sudah tidak sabar kau tau?"



Si cantik terkekeh dan membalikkan tubuh, mengusap pipi suaminya dengan lembut sebelum mengecup bibir nya "ayo lakukan lagi? Aku sudah rindu padamu youngho Hyung"






To be continued~

GANGNAM BEAUTY - JAEYONG [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang