Jaemin memperhatikan jeno dari jarak yg tidak terlalu jauh, tadi kekasihnya itu pergi dengan sepeda motor miliknya kesebuah gedung lama yg tidak terpakai tak jauh dari sekolah, jaemin sering melewati gedung ini ketika akan berangkat.
Ia tadi mengejar jeno menggunakan taksi, untung kekasihnya itu tidak terlalu mengebut dan jalanan juga senggang, jadi ia bisa mengejarnya sampai disini.
Disana jeno bersalaman khas dengan teman-temannya yg beberapa jaemin kenali sebagai teman sekelas jeno, yg lainnya juga nampak tak asing mungkin itu masih bagian dari anak sekolah mereka.
Lelaki itu duduk di tumpukan besi-besi didalam gedung dengan posisi yg lebih tinggi dari yg lainnya seolah dialah bosnya disana.
"Bagaimana situasi nya?" Jeno membuka percakapan dengan mengeluarkan sekotak bungkus rokok dari dalam saku jaketnya, mata jaemin melebar. Ia tidak pernah melihat jeno merokok sebelumnya.
"Mereka sudah bersiap-siap kapten, anak-anak dari sekolah itu sudah mulai mempersiapkan diri untuk melawan kita pekan depan. Mereka bahkan belajar bela diri" penjelasan seseorang membuat jeno menghela nafas dengan kepulan asap abu-abu keluar dari mulutnya.
Pemuda itu mengangguk mengerti sebelum menggerakkan dagunya, mungkin sebuah perintah soalnya beberapa orang pemuda lain langsung pergi meninggalkan ia berdua disana dengan seorang pemuda yg lebih pendek dan terlihat cukup manis.
"Kau tidak pergi?" Tanya jeno menatap heran, ia tidak sadar jaemin masih ada disana sejak tadi memperhatikan apa yg akan mereka lakukan, kalau jeno berselingkuh ia akan langsung mengebiri lelaki itu, awas saja nanti.
Pemuda manis itu mendekat, menarik dagu jeno agar sedikit menunduk. Membuat jeno terkejut dan langsung membuang puntung rokok di belah bibirnya.
Keduanya bertatapan dengan wajah jeno yg senantiasa masih sangat datar "jeno-ya, sekali saja lihat aku juga" mata pemuda manis itu terpejam seolah bersiap menerima sebuah ciuman dari sosok tampan dihadapannya.
Jaemin menatap marah, ia mengepalkan kedua tangannya bersiap berlari dan memukuli kedua orang itu jika saja jeno berani melakukannya.
Tapi jeno menahan pundak lelaki didepannya bahkan sedikit mendorongnya agar kedua wajah mereka kembali terpaut jarak. Ia menghela nafas kasar "besok jangan ikut kemari lagi, aku tidak mau punya anggota sepertimu" kesalnya, wajahnya bahkan semakin datar dan terlihat dingin sekarang.
Sepertinya jeno marah.
Diam-diam jaemin mengulum bibir disana, ia senang setidaknya jeno tidak macam-macam dengan orang lain selagi ia tidak ada. Jeno tetap menjaga hati dan tubuh untuknya, iyakan?
"Ta-tapi Jen...."
Jeno bangkit dari posisinya dan berdiri menjulang, membuat si pemuda manis harus sedikit mendongak menatap dirinya "aku tidak terima penolakan, pergilah jangan kembali ke Phoenix lagi. Setiap anggota Phoenix sudah di sumpah untuk tidak jatuh cinta sesama anggota terutama padaku" ia berjalan turun dan melewati si pemuda tadi.
"Aku sudah punya kekasih, na jaemin namanya, dia anak kelas 12B, kau bisa melihatnya sendiri besok di sekolah. Kau tidak sepadan dengannya"
Menusuk sekali ucapan jeno itu tapi entah kenapa jaemin ingin berteriak dari posisinya sekarang. Tapi ia urungkan ketika beberapa orang lain masuk kedalam bahkan sedikit menundukkan kepala dahulu sebelum menatap jeno.
Jeno sudah seperti bos yg ditakuti saja.
"Ada apa?"
Seseorang berambut coklat mendekat "maaf kapten, sepertinya kita harus menunda latihan" ucapannya membuat wajah jeno mengernyit bingung.
"Kenapa?"
Orang lain yg berambut pirang itu ikut maju selangkah "sepertinya kita harus mengamati musuh kita dulu, ada yg bilang mereka bergabung dengan kelompok yg kita kalahkan bulan lalu" ia memberikan penjelasan dengan hati-hati takut jeno marah dengan kata-katanya.
Tapi seperti biasa, jeno memang terkesan dingin datar dan suka memerintah tapi ia cukup bijaksana mengambil keputusan tanpa kemarahan dahulu.
"Awasi dengan baik jangan sampai ketahuan, oh iya bawa orang itu keluar. Dia sudah bukan anggota kita" mereka semua melirik sosok dibelakang sana tak jauh dari jeno yg sedang menunduk dengan tetesan air matanya.
Mereka menghela nafas, sudah tau kalau ini akan terjadi karena memang pemuda manis itu sudah menunjukkan ketertarikan pada jeno sejak awal mereka bergabung kemari.
"Baik kapten, akan kami lak-- EHHH PENYUSUP??!" mereka berteriak ketika melihat jaemin berjalan keluar dari persembunyiannya dengan dada kembang kempis menahan marah.
"Jeno!!!"
Teriakannya berhasil membuat seluruh bulu kuduk jeno meremang, semuanya menatap ke arah jaemin yg mendekat bahkan pemuda manis yg menunduk tadi juga, mengamati penampilan jaemin lalu membuka kaca kecil dari saku celananya untuk mengecek wajahnya.
"Oh astaga ternyata dia lebih cantik dan manis, sialan kenapa sainganku terlalu bagus sih" batinnya kesal.
Jeno meringis dalam hati, berpikir darimana jaemin tau dia ada disini? Apa kekasihnya ini seorang mata-mata?.
"Sayang aku bisa jelaskan, a-aku hanya...."
Greb
Ternyata jaemin malah memeluknya dengan erat, lelaki manis itu mendusalkan kepalanya ke dada sang kekasih yg bidang itu, ia memejamkan matanya dengan erat sebelum mendongak menatap kedua hazel jeno.
"Jangan berkelahi lagi, tidak boleh Nana tidak mau melihat Nono terluka"
"Oh shitt kekasihku manis sekali"
Jeno melirik para anggotanya, mereka yg mengerti segera keluar gedung itu dengan menarik pemuda manis yg tadi bilang menyukai jeno, ia hanya diam dengan mulut terbuka menatap kedua manusia yg asik berpelukan itu.
"Sayang aku tidak berkelahi, lihat kan aku baik-baik saja?" Jeno berusaha meyakinkan sang kekasih dengan tersenyum manis hingga kedua matanya membentuk eyesmile bulan sabit yg indah.
Jaemin merenggut, ia tidak percaya dengan kata-kata jeno karna ia sendiri pun melihatnya kalau mereka menyiapkan sesuatu, dan ia yakin pasti jeno akan tawuran lagi. Menyebalkan.
"Jangan.berkelahi.atau.kuadukan.pada.mommy" ucap jaemin dengan setiap penekanan di kata-kata yg ia berikan pada kekasih nya, ia merenggangkan pelukan mereka dan menarik lengan jeno keluar dari gedung besar itu.
Jeno menatap khawatir lalu setelah diluar ia bertemu anggotanya yg was was "kode red, plan B cepat" bisiknya ketika melewati salah satu anggotanya. Sosok itu mengangguk dan langsung menjalankan perintah jeno.
Kode red, memanggil wakil kapten, Taehyun untuk mengurus plan B. Artinya dia tidak bisa bergabung dulu dalam rencana ini. Toh baru mulai mengamati saja, dia akan tetap menerima laporan.
Dan sekarang biarkan jaemin yg marah menarik kekasihnya itu untuk dibawa pulang, entah nanti jaemin akan mengadukan jeno pada mommynya atau tidak tapi yg jelas kalau sampai itu terjadi jeno akan sungguh di marah oleh lelaki manis dirumahnya itu.
Taeyong pasti akan mengomeli bahkan mendiamkannya kalau ia dengan parah membuat kesalahan, ya yg satu ini termasuk karna taeyong itu tidak suka anaknya jadi berandalan. Tapi jeno malah menjadi salah satu ketua geng yg sering berkelahi, balapan liar dan tawuran.
Sudah mirip dengan ayahnya dulu.
"Sayang jangan bilang mommy ya, aku mohon okay?"
Jaemin menoleh kebelakang, menatap kekasihnya dengan sangat tajam "diam!"
"Astaga galak sekali, matilah aku" -jeno Jung yg malang
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
GANGNAM BEAUTY - JAEYONG [✓]
RomanceJaehyun si anak kuliahan yg ngebet mau nikahin janda muda yg lagi hamil [ mature , mpreg , romance ]