Haechan berdiri dari posisinya, ingin berjalan pelan mundur kebelakang dan meraih pintu pojok yg ia gunakan tadi tapi ia malah menyenggol sebuah ember bekas hingga menimbulkan suara.
Bruk
"Apa itu? Siapa disana?" Tanya mina sedikit berteriak
Mark dan Mina langsung menoleh, Mark masih diam dipeluk oleh gadis itu tapi matanya menelisik posisi yg tak jauh darinya itu, matanya menangkap pergerakan seseorang, sepatu putih dengan motif bunga matahari.
"Haechan"
"Itu kucing!" Sentak Mark tiba-tiba
Ia langsung menunduk melepaskan pelukan nya dengan gadis yg barusan mengungkapkan perasaan itu, dengan tenang Mark meletakkan kembali jam tangan didalam kotak kadonya sebelum menarik telapak tangan Mina dan meletakkan kotaknya disana.
"Apa ini? Kau tidak suka hadiahku?" Tanya Mina bingung, sebelum mendongak bertemu tatap dengan lelaki berwajah tegas yg ia sukai sejak lama.
Mark menghela nafas "simpan saja, aku gay. Aku tidak bisa menerimamu" hanya itu yg ia ucapkan sebelum pergi dari sana meninggalkan gadis itu sendirian, padahal Mina shock disana.
Hampir melempar kotak kadonya ke kepala Mark tapi sayang, ia baru ingat isinya cukup mahal.
"Sialan, untung hanya berdua, kalau ramai aku pasti malu ditolak olehnya" kesalnya dengan wajah memerah padam.
~~~~~~~~
Jam pulang sekolah telah selesai. Seperti yg dijanjikan, jeno sudah lebih dulu pulang menggunakan mobil Mark sedangkan lelaki keturunan bule itu berbelok ke arah lapangan basket. Sudah ada beberapa teman-temannya disana.
"Hey Mark, kau baik? Wajahmu terlihat lesu sekali" tanya salah satu temannya sambil melemparkan sebuah bola basket yg langsung ditangkap dan di dribble oleh Mark.
Sayangnya ia sedang malas bicara, sebelum ia pulang tadi ia sempat berpapasan dengan haechan dan melihat sosok itu hanya menunduk. Seolah takut padanya.
Ia jadi berpikir, apakah ia menakutkan? Padahal biasanya haechan akan dengan senang hati menatap bahkan bersikap ceria disekitar dirinya. Bahkan tak jarang ia juga ada di salah satu kursi penonton pinggir lapangan basket ketika Mark sedang ada disini.
Tapi hari ini tidak, haechan ikut pulang bersama jeno dan jaemin. Ia tadi bahkan tidak mengatakan apapun padanya, sangat tidak biasa.
"Apa yg kupikirkan? Aku tidak perlu peduli padanya"
Batinnya sambil melakukan shooting dan yes, satu buah bola masuk kedalam ring dengan sempurna.
~~~~~~~
"Chanie baik-baik saja?" Suara taeyong membuat lamunan haechan kembali pada kesadarannya, ia menatap bingung sejenak sebelum tersenyum meringis.
"Ehehehe tidak mom" menoleh ke samping, ada jaemin yg sudah berganti pakaian dengan sebuah kaos yg di pinjamnya dari sang kekasih, sedangkan haechan tadi pulang dahulu kerumah untuk berganti baju.
Taeyong menunduk kembali, ia dan kedua anak anak manis itu tengah membuat cookies. Tadi sepulang sekolah jeno masuk ke restoran menjemput dirinya bersama jaemin. Ia kira akan ada Mark juga ternyata haechan yg ikut, ya sudah ia ajak membuat kue bertiga saja dirumah.
"Sejak tadi haechan melamun terus, bahkan di jam pelajaran juga" ucapan jaemin membuat haechan mengerucutkan bibirnya, temannya ini tidak bisa diajak kerja sama sekali sih

KAMU SEDANG MEMBACA
GANGNAM BEAUTY - JAEYONG [✓]
Любовные романыJaehyun si anak kuliahan yg ngebet mau nikahin janda muda yg lagi hamil [ mature , mpreg , romance ]