"aakkhh!" Kaki itu tersandung bebatuan kecil yg ada di halaman rumahnya, ia terjatuh kedepan dengan posisi lutut yg menggores rerumputan yg cukup kasar itu.
Teriakannya mengundang rasa panik seseorang dibelakangnya, ia langsung berlari mendekat "hyungie!! Kau baik-baik saja?" Tanyanya sambil mengulurkan tangan, berniat membantu si kecil yg tubuhnya tumbuh lebih tinggi darinya tapi sayang kebaikannya justru di tepis.
"Tidak perlu, pergilah dari sini, aku muak melihat wajahmu yg sok baik itu" ucapannya yg begitu sarkas membuat sosok dengan wajah manis itu menunduk, ia sudah biasa di kasari begini oleh lelaki di hadapannya selama 19 tahun hidup mereka, namun kenapa rasanya tetap saja menyakitkan.
Lelaki yg baru terjatuh itu berdecih, menatap tak suka pada sosok yg berniat baik padanya barusan tapi ia tolak mentah-mentah. Sebelum berlalu masuk kembali kedalam rumahnya, meninggalkannya dengan rasa sesak di dada.
Akhirnya lelaki manis tadi menghela nafas setelah punggung lebar itu masuk kedalam rumahnya, ia berbalik menuju rumahnya sendiri yg letaknya hanya berhadapan di depan rumah mewah yg sekarang ia pijak halamannya.
Wajah lesunya ketika baru masuk rumah membuat sang ibu hanya menggelengkan kepala nya, sudah tau jika sering di sakiti oleh anak tetangganya tetapi anaknya tetap saja keras kepala, sepertinya dia benar-benar jatuh cinta.
"Haechan sayang? Bisakan kau membantu mae memasak disini?" Ucapnya tanpa ragu, berharap wajah ceria sang anak kembali lagi dengan menyibukkan diri agar ia lupa dengan masalahnya.
Lelaki manis itu menurut, berjalan mendekat ke arah dapur lalu mengambil pisau lantas memotong beberapa sayuran yg sudah ada di meja.
"Chan, sebaiknya kau berhenti menyukai minhyung. Kau tidak kesal dengan sikapnya padamu? Mae tau kau selalu menangis malam hari karna ulahnya"
Pergerakan haechan, si lelaki manis itu terhenti, matanya menatap kosong ke arah sayuran yg baru ia potong sedikit, ucapan mae nya barusan sungguh tepat sasaran.
Helaan nafas kasar terdengar "aku tidak bisa, aku sudah sangat menyukai minhyung mae"
Sosok sang mae, Ten menatapnya iba "tapi sayang, dia terus membuatmu terluka, mae tidak suka anak kesayangan mae disakitin begi--"
"Mae!! Kapan papa pulang?"
"Kau selalu mengalihkan perhatian, Chan"
Ten mengukir senyum nya "mungkin sebentar lagi, kenapa? Sudah rindu pada papa? " Ia mulai menempatkan panci di atas kompor, mengambil sayuran yg haechan potong untuk ia cuci dan masukkan, niatnya akan membuat sup.
"Huum!! Sudah satu Minggu papa pergi, aku jadi tida bisa bermanja-manja" lihatlah bibirnya yg di cebikkan lucu itu, menggemaskan sekali sampai Ten ingin mencubitnya.
"Baiklah, sebaiknya kita segera selesaikan masakan kita karna papa pasti akan lapar nanti"
"Yayy!!"
~~~~~~~
Sementara itu di sisi depan, di rumah tetangga mereka dimana sosok lelaki yg tadi menolak haechan sedang berdiri diam di balkon kamarnya, menatap tajam ke arah rumah depan, jemari nya mencengkram pinggiran pembatas balkon dengan kuat sampai urat-urat nya menonjol.
"Minhy--"
"Mom! Please!" Baru saja seseorang memanggilnya tapi ia langsung menoleh dan mengoreksi panggilan itu, selalu mengingatkan setiap orang yg mengenalnya bahwa ia tidak suka dengan nama aslinya, nama itu pemberian orang yg amat ia benci.
KAMU SEDANG MEMBACA
GANGNAM BEAUTY - JAEYONG [✓]
Любовные романыJaehyun si anak kuliahan yg ngebet mau nikahin janda muda yg lagi hamil [ mature , mpreg , romance ]