Taeyong tersentak merasakan pelukan tiba-tiba dari arah belakang, tanpa ia menoleh pun ia sudah tau siapa yg memeluk nya, siapa lagi kalau bukan kekasihnya, jaehyun lah.
"sepertinya aegi sedang rewel, baru kubuka kulkas aku jadi mual. hanya bisa membuat sandwich, tak apa kan jae?" tanyanya kemudian berbalik menghadap jaehyun untuk merapihkan dasinya.
pria tampan itu mengangguk, sedikit mendongak membiarkan taeyong melakukan pekerjaannya "tak apa sayang, mau periksa hari ini?" ia melingkarkan lengannya ke pinggang taeyong dengan mesra, membiarkan beberapa pelayan dirumah taeyong yg kebetulan lewat jadi melihatnya secara tidak sengaja.
gemas dengan ke- uwu an di pagi hari.
ada pelayan tapi taeyong tak menyuruh mereka memasak, kenapa? karna jaehyun tidak mau makan masakan pelayan kalau dirumah ada taeyong.
"tidak jae, hanya rewel biasa, mungkin sudah tidak sabar untuk bertemu dengan kita, makanlah lalu berangkat, sebelum terlambat nanti"
akhirnya jaehyun mengakhiri percakapan pagi mereka dengan makan sandwich buatan taeyong, dan setelahnya ia pergi bekerja dengan taeyong yg mengantar sampai kedepan rumah, sebenarnya ia ingin mengajak si manis itu takut-takut kalau Johnny datang kembali kerumah, tapi untunglah Lisa dan Lucas datang di waktu yg tepat jadi jaehyun bisa menitipkan lelaki manisnya agar tidak di ganggu lagi.
Lucas sedikit emosi mengingat kedatangan johnny kerumah, kenapa disaat ia tak ada? padahal ia sangat ingin memberikan tinjunya kepada kakak iparnya itu, atau mantan kakak ipar mungkin lebih tepatnya.
~~~~~~
taeyong selesai mandi dan langsung mendudukkan diri di ruang tengah, Lisa tengah ada di kamarnya mungkin sedang berlatih dance karna taeyong sedikit mendengar dentuman musik dari sana.
Lucas sepertinya masih mandi atau entah apa dikamar juga, membuat taeyong sendirian disana sambil menatap televisi yg menyala, mungkin bukan ia yg menonton tapi televisi lah yg menonton nya. pikirannya melayang pada kejadian beberapa waktu lalu.
saat dimana orang itu kembali menemuinya.
taeyong mencengkram ujung pakaiannya, pandangan matanya kosong, otaknya terus mencari cari sebuah titik temu, keputusan yang mungkin akan ia ambil, sebuah keputusan yg akan menentukan bagaimana nasib ia dan bayinya nanti.
"aku tidak bisa membiarkan bayiku tumbuh tanpa ayah kandungnya... "
ucapannya begitu pelan dan lemah, ia merasakan dadanya berdesir hebat dengan kata katanya sendiri, kata-kata yg bisa membuat semua orang terkejut padanya.
"bayiku berhak untuk itu" tambahnya lagi.
~~~~
beberapa jam berkutik dengan berkas berkas membuat jaehyun memijat pelan pelipisnya, pusing sekali rasanya kenapa hari ini pekerjaan sangat banyak dan sangat padat? padahal jaehyun sedang ingin bermanja manja dengan taeyong.
ceklek
pintu ruangannya terbuka, membuat jaehyun yg masih fokus jadi mengalihkan pandangan ke arah datangnya suara, matanya memicing menatap sosok yg berdiri dengan angkuh sambil tersenyum diambang pintu, dengan sang sekretaris yg baru datang dibelakangnya.
"maaf bos, aku tidak bisa mencegahnya, dia memaksa ingin kemari" sesalnya membuat jaehyun hanya mengangguk mengerti, membiarkan sosok itu menatap sekretarisnya sebentar sebelum mengedipkan sebelah matanya.
"pergi sana, jangan ganggu aku sedang sibuk" jaehyun berucap sangat dingin dengan sorot mata tajam yg siap melayangkan pedang kepada siapapun yg mengusiknya.
"jaehyun-ah kau jahat sekali, tidakkah kau merindukanku sayang?" wanita itu masuk kedalam ruangan jaehyun, berbalik menatap sekretaris nya yg masih terdiam dibelakang menunggu instruksi jaehyun sebelum pintu ditutup keras dari dalam, membuat jaehyun hanya berdua bersama wanita itu diruangannya.
jaehyun mendengus "wanita gila" kesalnya tapi wanita itu tidak menggubris, ia berjalan mendekat dan mendudukkan diri di kursi kosong didepan meja kerja jaehyun.
"menyedihkan padahal aku sudah jauh jauh datang kemari dan kau tidak merindukanku, yg benar saja" ia meletakkan tasnya diatas meja kerja jaehyun, duduk dengan nyaman sambil menggerakkan tangannya untuk sedikit menarik rok pendeknya hingga paha mulus itu terpampang dihadapan jaehyun.
jaehyun ingin meludah rasanya "pulanglah dan kembali ke bar biasa tempat kau menjual diri Hana, aku tidak tertarik sama sekali ahh lihatlah tubuhmu ckckck" ucapan jaehyun terdengar begitu mengejek hingga si wanita memasang wajah kesal yg begitu kentara.
"bagaimana dengan ini?"
ia dengan berani membuka kedua pahanya, menyingkap roknya memperlihatkan selangkangan dengan vagina berkedut dan basah, jaehyun mengumbar smirk begitu melihat kelakuan wanita itu, membuat si wanita tersenyum puas.
"come to me daddyyhh~ play with my pussy and fuck me so hard"
"baiklah Hana.."
~~~~~~~
Ten menatap sendu ke arah haechan yg masih terlelap, ini hampir sore tapi anaknya masih belum bangun juga dari tidurnya, tapi Ten membiarkannya, ia tidak mau haechan di bangunkan tiba-tiba karna itu akan membuatnya menangis.
ia mengusap lelehan air mata di pipinya "hiks...aku tidak jahat, aku hanya ingin menggapai cintaku, hanya itu Tuhan, maafkan aku" ucapnya sendu dengan bahu bergetar hebat.
Johnny pergi entah kemana sejak pagi pagi buta, Ten bahkan tak sempat bertanya atau menyiapkan sarapan untuknya, Johnny mendiaminya, tak mengatakan apapun atau bahkan tak menganggapnya ada.
saat haechan menangis pun Johnny tak mau menyentuhnya, padahal keduanya jelas tau, kalau haechan akan lebih cepat tenang bila Johnny yg menggendongnya, sayang sekali papanya itu sedang dalam kondisi yg tidak baik untuk ia dan mae nya.
Ten menatap kekanan, ke arah meja kecil di kamar haechan, ada foto ia dan Johnny dengan baby haechan di pangkuan Johnny disana, mereka tersenyum bahagia, Ten suka sekali saat saat itu.
saat saat dimana keluarganya utuh, saat dimana Johnny mencintainya, saat dimana semuanya membawa senyuman.
tapi saat itu telah lenyap, Johnny mengingat kembali apa yg seharusnya tak ia lupakan, Johnny kembali memperjuangkan cintanya, Johnny meninggalkannya untuk kembali pada cintanya yg telah lama ia rindukan .
dan ia ditinggalkan, dibiarkan dan di lupakan, tak dipedulikan sampai sampai rasanya ia sangat ingin berteriak di hadapan Johnny, menjelaskan tentang sebesar apa perasaan yg ada didalam hatinya ini.
menjelaskan tentang siapa yg seharusnya ia pedulikan, tentang siapa yg tidak seharusnya ia usik kehidupannya, dan tentang masa lalu yg tak mungkin lagi sanggup ia gapai.
hati-nya telah berubah, hatinya telah dimiliki oleh orang lain seutuhnya, lukanya telah sembuh sepenuhnya, cintanya telah utuh sebagaimana seharusnya, bahagianya telah ada, dan masa depannya telah terjamin nyata adanya.
"bukankah Mae juga harus berjuang untuk papamu sayang? kau tidak ingin kehilangan papa bukan?" Ten mengusap lembut pipi tembam haechan, bayi itu tidur dengan sangat lelap dan begitu menggemaskan sampai Ten tersenyum melihatnya, meskipun hatinya sedang terluka.
"mari kita bawa papa kembali, mari genggam ia, peluk ia dan jangan pernah lepaskan"
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
GANGNAM BEAUTY - JAEYONG [✓]
RomanceJaehyun si anak kuliahan yg ngebet mau nikahin janda muda yg lagi hamil [ mature , mpreg , romance ]